Di masa pandemi, beragam tanda yang dapat menunjukkan suatu penyakit – menjadi kewaspadaan setiap orang. Salah satunya, tanda suhu tubuh tinggi yang juga menjadi sinyal bagi berbagai penyakit, termasuk Covid-19.

Suhu tubuh yang meningkat alias demam ditunjukkan ketika temperature tubuh berada di atas 100,4 derajat Fahrenheit atau 38 derajat Celcius. Umumnya, angka suhu tubuh diperoleh dengan menggunakan termometer.

 

 

Alat tersebut memang menjadi benda yang digunakan untuk mengukur sekaligus mengetahui suhu tubuh seseorang. Meski demikian, ternyata suhu tubuh tetap dapat terdeteksi meski tak diukur pakai termometer.

Lalu, bagaimana cara mengenali tanda suhu tubuh yang meningkat tanpa termometer? Berikut ini ulasan lengkapnya.

 

5 Cara Mengenali Suhu Tubuh Meningkat

Tanpa Pakai Termometer

Credit Image - health.kompas.com

Periksa Suhu di Punggung Tangan

Ketika merasa tubuh mulai hangat, sebaiknya minta orang lain seperti anggota keluarga – untuk memeriksa punggung tangan. Apakah terasa lebih hangat dari biasanya, jika iya ada kemungkinan suhu tubuh sedang meningkat.

 

Pipi Memerah

Tanda saat seseorang sedang demam, bisa dilihat dari warna pipi. Jika suhu tubuh meningkat, pipi seseorang akan lebih merah dari biasanya.

Seorang petugas kesehatan dari Beverly Hills, Ehsan Ali mengatakan bahwa tanda suhu tubuh tinggi tidak hanya terasa di bagian dahu, tetapi seluruh tubuh. Seperti, kemerahan pada pipi – ini merupakan tanda yang paling mudah terlihat, tanpa harus menyentuh.

 

Tubuh Sakit dan Lemas

Tak dapat dipungkiri, ketika demam pasti tubuh akan terasa lebih sakit dan lemas – meskipun hanya melakukan aktivitas ringan saja. Sebab, kelelahan dan rasa lesu merupakan gejala klasik dari demam, jadi kedua hal tersebut dapat bantu mengetahui apakah suhu tubuh makin meningkat.

 

Merasa Kedinginan

Sebagian orang juga mengalami demam dibarengi dengan tubuh yang menggigil. Dilansir dari Insider, demam dan kedinginan terjadi akibat tubuh mencoba menaikkan suhu untuk mengatasi penyebab demam.

Tetapi meski menggigil, tubuh seseorang yang demam tetap terasa hangat.

 

Urin Lebih Kuning

Demam juga bisa menyebabkan dehidrasi. Tubuh mengeluarkan banyak keringat sebagai usahanya untuk menurunkan suhu tubuh. Hal ini bisa berbahaya jika tidak dibarengi dengan asupan cairan yang cukup.

Untuk memeriksa apakah kamu dehidrasi atau tidak, periksalah kondisi urin. Jika urin bewarna kuning tua dan bukan kuning pucat – berarti tubuh memerlukan lebih banyak asupan cairan. Selain itu, dehidrasi juga bisa dikenali dengan kondisi kering pada mulut.

 

 

Selama Pandemi, Pastikan Kamu Terus Jaga Kesehatan Ya!

Credit Image -​​​​​​​ tribunnews.com

Terlepas dari sejumlah cara tersebut, serta demam yang menjadi gejala berbagai penyakit – selama pandemi ada baiknya kamu terus menjaga kesehatan. Selain untuk menghindari Covid-19, hal ini juga dapat menurunkan risiko terjangkit penyakit lainnya.

Kamu dianjurkan menerapkan pola hidup sehat, meliputi memerhatikan asupan gizi seimbang, istirahat yang cukup, serta kelola stres dengan baik.

Pastikan pula kamu memenuhi kebutuhan vitamin, terlebih vitamin C yang memiliki peran penting dalam menjaga imunitas tubuh. Selain dari sumber makanan, kamu dapat penuhi kebutuhan vitamin C dengan minum suplemen.

Kamu direkomendasikan untuk minum multivitamin Enervon-C yang punya berbagai kandungan vitamin lengkap, seperti Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat. Sejumlah vitamin ini dapat membantu jaga daya tahan tubuh kamu agar tidak mudah sakit, sekaligus mengoptimalkan proses metabolisme agar tubuh memperoleh energi yang lebih tahan lama.

Kamu dapat konsumsi Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg!

 

 

Selama pandemi, pastikan kamu terus menjaga kesehatan sekaligus menerapkan protokol kesehatan. Dengan demikian, risiko penularan virus dapat diminimalisir.

 

Featured Image - honestdocs.id

Source - cnnindonesia.com