Seperti diketahui, berbagai macam kasus positif Covid-19 di berbagai negara di dunia.

Sekarang ini, maraknya infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh varian Delta dibarengi dengan munculnya flu musiman – sebab, cuaca yang tidak menentu masih kerap dialami, termasuk di Indonesia. Meski demikian, gejala di antara keduanya memiliki kemiripan, tetapi tetap ada perbedaan yang perlu diperhatikan.

Lantas, apa perbedaan gejala antara infeksi virus akibat varian Delta dengan flu musiman? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

 

 

Varian Delta Cenderung Menyerang yang Lebih Muda

Credit Image - tokopedia.com

Virus yang pertama kali terdeteksi di India tersebut memang memilik sifat yang lebih mudah menular – bahkan lebih cepat dibanding dengan varian lainnya, apalagi varian Alpha. Usai menciptakan gelombang besar di India, varian Delta pun semakin merebak di berbagai negara di dunia.

Bahkan, di Amerika Serikat varian virus yang satu ini menjadi virus dominan yang menginfeksi masyarakat setempat. Dilansir dari Pop Mama, peneliti menyebutkan bahwa sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek – menjadi gejala yang paling sering dirasakan terkait varian virus Delta.

Bahkan, gejala pilek – dan mirip dengan flu musiman tersebut banyak dialami oleh kelompok masyarakat dengan usia yang lebih muda.

 

Lantas, Apa Perbedaan di Antara Keduanya?

Credit Image - world-today-news.com

Perlu diketahui, gejala awal dari infeksi virus corona di awal pandemi biasanya berupa – batuk, demam, dan anosmia. Meski demikian, gejala Covid-19 umum tersebut jarang dialami oleh pasien yang terinfeksi varian virus Delta. Sepertinya, gejala varian tersebut cenderung mirip dengan flu musiman.

Hal ini didasari oleh data yang diterima para peneliti di Zoe Covid Symptom – yang telah mencatat gejala virus corona varian Delta yang dialami oleh ribuan orang dalam sebuah aplikasi. Dari data ini, ditemukan bahwa anosmia sudah jarang dialami, namun demam masih cukup sering dirasakan pasien.

Jika mendapati gejala Covid-19 yang lebih ringan, mungkin hanya terasa seperti gejala pilek atau perasaan 'tidak enak' atau meriang seperti akan flu, tetaplah di rumah. Sebaiknya, hindari segera melakukan tes.

Namun, segera lakukan isolasi mandiri – dan pastikan tetap rajin berjemur, mengonsumsi vitamin, serta rutin melakukan aktivitas fisik. Pastinya, minimalisir pula melakukan kontak dengan orang lain, apalagi kalau sedang tidak enak badan.

 

Tanda Kondisi Sudah Memburuk, Wajib Diperhatikan!

Credit Image - halodoc.com

Selain gejala ringan, Covid-19, khususnya varian Delta juga bisa menunjukkan beberapa tanda saat kondisi mulai parah, yaitu:

  • Kondisi parah dengan kelelahan – biasanya ditandai dengan sakit kepala, kehilangan penciuman, batuk, demam, suara serak, nyeri dada, kelelahan.
  • Kemudian, untuk kondisi yang lebih parah dengan kebingungan, pasien cenderung merasakan sakit kepala, kehilangan penciuman, kehilangan napsu makan, batuk, demam, suara serak, sakit tenggorokan, nyeri dada, kelelahan, kebingungan, dan nyeri otot.
  • Untuk kondisi yang sangat parah, mengalami gangguan pada perut dan pernapasan – tanda yang bisa ditimbulkan, seperti sakit kepala, kehilangan penciuman, kehilangan nafsu makan, batuk, demam, suara serak, sakit tenggorokan, nyeri dada, kelelahan, kebingungan, nyeri otot, sesak napas, diare, sakit perut.
  • Hidung meler bisa menjadi gejala virus corona. Hidung meler adalah salah satu dari empat gejala teratas varian Delta. Ini juga merupakan gejala umum dari pilek dan bisa menjadi gejala flu juga.

Jika mengalami pilek, langkah paling tepat yang perlu dilakukan adalah melakukan tes Covid-19 – baik PCR maupun Antigen. Namun, pastikan sudah melakukan tes di waktu yang tepat. Rata-rata dibutuhkan 5-10 hari sampai gejala virus corona muncul.

 

Maksimalkan Perlindungan, Tetap Jalani Berbagai Langkah Pencegahan

Credit Image - today.line.me

Di masa pandemi Covid-19, kesehatan merupakan hal paling berharga. Untuk itu, istilah lebih baik mencegah daripada mengobati – sangat benar adanya. Masyarakat diminta agar terus menerapkan upaya pencegahan, dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pastikan sudah memakai masker ketika bepergian, menerapkan jaga jarak, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta tidak bepergian – kecuali ada urusan yang mendesak. Tak hanya itu, jika sudah memungkinkan untuk dapat vaksin, yuk segera lakukan vaksinasi agar risiko tertular semakin bisa diminimalisir!

Selain itu, Optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.

Dan, yang tak boleh dilupakan – lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C yang memiliki kandungan vitamin lengkap. Multivitamin yang satu ini dianjurkan dikonsumsi dua kali sehari.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra.

Atau, bisa juga minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.

 

Dengan maraknya varian Delta yang mudah menular, yuk terus patuhi protokol kesehatan, serta jaga selalu daya tahan tubuh agar tidak mudah jatuh sakit!

 

 

Featured Image - honestdocs.id

Source - popmama.com