Seperti diketahui, Sinovac yang telah diberikan kepada masyarakat umum. Dilansir dari Reuters, Sinovac juga telah mengirim sebanyak 1,8 miliar dosis vaksin Covid-19 ke seluruh dunia per akhir bulan Agustus 2021 silam.

Meski demikian, yang dikhawatirkan, yakni varian baru Covid-19, termasuk varian Delta yang mendominasi kasus positif. Varian yang ditemukan pertama kali di India pada akhir 2020 lalu, dianggap lebih mudah menular, sekaligus dianggap bisa melemahkan vaksin, sampai menjadi variant of concern.

Dengan kondisi tersebut, maka berbagai pihak semakin yakin untuk menyuntikkan dosis ketiga – atau booster guna menghadapi varian Delta. Meski demikian, masih banyak pertimbangan mengenai jenis vaksin yang akan digunakan untuk dosis ketiga.

Sebuah studi terbaru di China mengatakan bahwa dosis booster menggunakan Sinovac dapat meningkatkan imunitas tubuh. Lebih lengkap soal dosis ketiga vaksin Sinovac, berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

Booster VS Konvalesen: Perbandingan yang Perlu Diketahui

Credit Image - colorsnewslive.com

Dimuat dalam jurnal medRxiv pada 5 September 2021, sebuah studi yang dipimpin oleh Sinovac Biotech, Chinese Academy of Sciences, Fudan University, Peking University, dan institusi China lainnya ingin mengetahui efikasi vaksin Sinovac sebagai booster terhadap varian Delta. Sebagai catatan, studi ini masih menunggu ulasan sejawat (peer reviewed).

Studi bertajuk “A third dose of inactivated vaccine augments the potency, breadth, and duration of anamnestic responses against SARS-CoV-2” ini melibatkan 66 peserta dengan usia rata-rata 33 tahun. Para partisipan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Sebanyak 38 partisipan disuntik dengan vaksin Covid-19. Dan, para peserta menerima antara dua – atau tiga dosis vaksin Sinovac
  • Sebanyak 22 partisipan adalah penyintas Covid-19 – atau disebut sebagai konvalesen
  • Sebanyak 6 partisipan adalah kelompok sehat

 

Bagaimana Dengan Hasil Studi Tersebut?

Credit Image - duniadosen.com

Bagi para peserta yang menerima dua dosis vaksin Covid-19, para peneliti tidak menemukan aktivitas antibodi – yang disebut juga sebagai neutralizing antibodi dalam periode enam bulan setelah menerima dosis kedua vaksin, dengan platform virus yang dimatikan, alias inactivated.

Namun, hasil tersebut berbeda dengan peserta yang menerima tiga dosis vaksin Covid-19. Para penelitin pun menemukan bahwa penerima booster vaksin menunjukkan potensi antibodi penetral yang naik hingga lebih dari 2,5 kali lipat terhadap varian Delta. Hasil ini terlihat 4 minggu setelah vaksinasi dosis ketiga.

Para peneliti juga menemukan bahwa dibandingkan dengan kelompok penyintas Covid-19, dan penerima dua dosis vaksin Sinovac, antibodi penetral pada kelompok tiga dosis vaksin virus corona mengalami penurunan paling minim terhadap varian of concern.

 

Dosis ketiga Sinovac Bantu Lawan Mutasi Delta

Credit Image - idxchannel.com

Menurut para peneliti China, mutasi antibodi dalam tubuh yang terus berjalan, pergantian memori sel B, dan perubahan komposisi antibodi pada repertoar sel B yang didorong oleh stimulasi antigen meningkatkan potensi – dan durasi perlindungan antibodi monoklonal yang ditawarkan dosis ketiga Sinovac.

Temuan tersebut mengungkapkan bahwa dosis ketiga yang diberikan 6 bulan setelah vaksinasi dosis kedua menghasilkan peningkatan respon imun, karena adanya evolusi memori klon sel B dan mutasi somatis antibodi yang terus berlanjut. Hasilnya, potensi – serta cakupan dan durasi respon imun terhadap Covid-19 pun meningkat.

Bahkan, para peneliti juga mencatat bahwa antibodi yang dihasilkan dari booster vaksin jauh lebih ampuh dalam menangkal variant of concern, dibandingkan dengan menggunakan plasma konvalesen pada penyintas Covid-19.

Jadi, kesimpulan akhirnya, para peneliti sangat mendukung penggunaan dosis ketiga vaksin corona sebagai booster.

 

Risiko Penularan Masih Ada, Yuk Tetap Jalani Prokes!

Credit Image - review.bukalapak.com

Perlu diketahui bahwa pada dasarnya vaksin bekerja dengan mengenali sebagian dari virus – yang kemudian dapat diidentifikasi oleh sistem kekebalan tubuh. Harapannya, imunitas dapat dengan cepat mengenali serta melawan, ketika virus aslinya datang menyerang tubuh.

Namun, tidak ada vaksin yang dapat bekerja 100 persen efektif, lho. Dalam hal ini, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Untuk itu, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.

Kondisi tersebut pun dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Sebagian besar alasannya berkaitan dengan seberapa besar paparan seseorang terhadap patogen. Mungkin saja ada yang sudah terpapar, tapi hanya dosis kecil patogen saja.

Dalam proses imunitas mengenai virus penyebab penyakit, tubuh bisa saja membutuhkan paparan dosis yang lebih banyak dan konstan. Meski akhirnya vaksin bukanlah kunci utama tubuh terhindar dari Covid-19 – namun, dengan mendapat vaksinasi tetap bisa mengurangi kemungkinan tingkat keparahan penyakit. Jadi, bisa tetap terinfeksi, namun dengan gejala yang ringan.

Itulah alasan mengapa setelah mendapatkan vaksin, prokes masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksinasi tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko terinfeksi dapat semakin diminimalisir – dan, jika pun terkena penyakit maka gejala yang dirasakan tidak berat, atau bahkan tidak berisiko mengalami kematian.

Jadi, tetap jalani protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

 

Optimalkan Perlindungan Dengan Perkuat Imun

Credit Image - health.detik.com

Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Intinya, masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.

Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan, meskipun sudah mendapatkan vaksinasi. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator. Ini merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Jadi, itulah ulasan mengenai vaksin ketiga Sinovac yang dapat bantu melawan varian Delta. Setelah vaksin, pastikan kamu tetap menjalani prokes agar perlindungan makin maksimal!

 

 

Featured Image - rte.ie

Source - idntimes.com