Penyakit jantung merupakan salah satu kondisi kesehatan yang mesti diwaspadai. Pasalnya, masalah kesehatan yang satu ini dapat mengancam jiwa, bahkan menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Selain itu, penyakit jantung pun termasuk komorbid Covid-19 yang cukup mengkhawatirkan.

Ada berbagai faktor yang dapat obesitas pun turut menjadi penyebab penyakit jantung.

Untuk menghindari risiko penyakit berbahaya yang satu ini, berikut ada 4 faktanya yang wajib diketahui. Apa saja?

Simak informasi lengkapnya di bawah ini!

 

 

#1 – Jadi Ancaman di Seluruh Dunia

Credit Image - health.kompas.com

Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan di tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau saat ini terdapat 4,2 juta orang yang menderita penyakit kardiovaskular, dan 2.784.064 diantaranya menderita penyakit jantung.

Sementara itu, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) melaporkan 14,4 persen sebab kematian di Indonesia adalah penyakit jantung koroner.

 

#2 – Makin Diwaspadai Sejak Pandemi Berlangsung

Credit Image - antaranews.com

Menurut DR. dr. Isman Firdaus Sp.JP (K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FESC, FACC, FSCAI selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Pandemi Covid1-19yang berlangsung sejak akhir tahun 2019 menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang dengan penyakit jantung.

Belum lagi, paparan infeksi, termasuk virus corona dapat menyebabkan perburukan penyakit kardiovaskular, seperti kambuhnya penyakit jantung koroner, atau gagal jantung. Tak hanya itu, pasien Covid-19 dengan penyakit jantung pun memiliki risiko kematian yang tinggi.

Laporan rata-rata Rumah Sakit selama masa pandemi menunjukkan bahwa 16,3 persen pasien yang dirawat dari ruang isolasi Covid-19 ternyata mempunyai penyakit bawaan – atau koinsiden penyakit kardiovaskular.

Sebelum pandemi, dilaporkan bahwa laju rata-rata mortalitas di RS akibat serangan jantung, yaitu 8 persen. Namun di masa pandemi, angka ini dilaporkan meningkat hingga 22-23 persen.

 

#3 – Masyarakat Mesti Sadar Akan Bahayanya

Credit Image - herminahospitals.com

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyoroti pentingnya menjaga kesehatan jantung dengan bantuan inovasi dan perubahan teknologi dan digital yang ada. Saat ini, inovasi digital sudah membantu masyarakat yang sehat – maupun sakit di masa pandemi untuk mendapat akses kesehatan lebih mudah.

Misalnya, layanan konsultasi secara online, edukasi kesehatan, bahkan pemantauan capaian aktivitas fisik dan olahraga, sekaligus layanan antar kebutuhan medis ke rumah.

Namun sayangnya, kemajuan teknologi informasi dan digital ini juga diikuti dengan misinformasi – alias hoaks, dan disinformasi mengenai kesehatan yang beredar di dunia maya, terutama terkait kesehatan jantung yang disebarluaskankan oleh media-media sosial dan hal ini perlu diluruskan.

Untuk itu, masyarakat perlu menyadari betul bahayanya penyakit jantung. Tidak hanya bagi diri sendiri saja, melainkan untuk orang-orang di sekitar. Menurunkan beban penyakit kardiovaskular di Indonesia bukan hanya tugas salah satu pihak saja, namun peran semua lapisan masyarakat.

 

#4 – Cara Mencegahnya

Credit Image - jovee.id

Ada pun deretan langkah yang bisa membantu mengurangi risiko terjangkit penyakit jantung, yaitu:

  • Menghindari merokok – dan juga asap rokok terutama di masa pandemi ini.
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta memakai masker, kebersihan tangan, membatasi mobilitas, menghindari makan bersama dengan ketat.
  • Segera melakukan vaksinasi dengan sebelumnya terlebih dahulu berkonsultasi dan memperoleh rekomendasi dokter.
  • Tetap memiliki kesadaran dan aktif mempraktekkan kebiasaan dan budaya sehat jantung seperti tetap beraktifitas fisik secara teratur sesuai dengan kemampuan kerja jantung dan tubuh.
  • Pada orang dengan penyakit jantung atau risikonya, sebelum berolahraga sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu jenis olahraga apa yang tepat sehingga tidak membebani kerja jantung.
  • Konsumsi makanan tinggi serat dan kurangi konsumsi gula, garam dan lemak.
  • Bagi orang dengan penyakit jantung, riwayat penyakit jantung, ataupun risikonya, perlu memperhatikan dan mematuhi jadwal obat rutin untuk pencegahan sekunder.
  • Berbagai spektrum penyakit kardiovaskular seperti gagal jantung, penyakit jantung rematik, hipertensi, gangguan katup jantung,  gangguan irama jantung, dan penyakit jantung pada anak harus dipantau dan dikendalikan sebaik mungkin dengan senantiasa berkonsultasi kepada dokter spesialis jantung dan pembuluh darah agar kondisi jantung tetap stabil dan penderita bisa beraktifitas dengan baik.

Selain itu, menjaga kesehatan jantung juga bisa dilakukan dengan rutin mengonsumsi vitamin C. Vitamin tersebut memang punya kaitan erat dengan penurunan kadar lipoprotein yang umumnya dapat memicu stroke. Sehingga, secara tidak langsung manfaat ini juga turut menjaga kesehatan jantung.

Bahkan, vitamin C pun dapat membantu mencegah terjadinya lonjakan tekanan darah, melindungi tubuh dari risiko penggumpalan dalam pembuluh darah, menurunkan kadar kolesterol, serta membantu proses penyembuhan dinding arteri yang rusak, sehingga mencegah penimbunan kolesterol di dalam tubuh.

Kandungan antioksidan di dalamnya pun dapat menangkal radikal bebas yang juga bisa menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskular, nih. Untuk memperoleh manfaat tersebut, pastikan kamu sudah memenuhi kebutuhan vitamin C harian.

Vitamin C merupakan jenis vitamin yang mudah ditemukan di berbagai sumber makanan, seperti buah jeruk, berries, kiwi, pepaya, jambu biji, maupun mangga. Atau, kamu pun bisa menemukannya pada berbagai jenis sayur, seperti kale, bayam, kembang kol, brokoli, maupun kubis. Sejumlah sayur dan buah tersebut tentu sering digunakan sebagai bahan menu makanan sehari-hari, kan?

Namun, untuk memudahkanmu, sangat disarankan untuk mendapat asupan vitamin C dengan mengonsumsi suplemen multivitamin – yang punya kandungan lengkap untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kinerja jantung, nih.

Untuk suplemen multivitamin, kamu direkomendasikan untuk meminum Enervon Active yang pastinya punya kandungan kombinasi vitamin yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

Enervon-C mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tak mudah sakit.

Minum Enervon-C secara rutin, baik dalam Enervon-C Effervescent – yang satu ini punya kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.

Kamu punya masalah lambung sensitif? Direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active yang punya kandungan non-acidic 500 mg Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuhmu agar tidak mudah lelah, sekaligus menjaga daya tahan tubuhmu.

Kandungan vitamin C di dalam Enervon-C dan Enervon Active dapat membantu menjaga kesehatan jantung, sekaligus mendukung fungsi organ tubuh lainnya. Dan, kandungan vitamin B kompleks di dalamnya dapat mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama.

 

Dari penjelasan di atas, penyakit jantung memang termasuk salah satu kondisi kesehatan yang berbahaya, bahkan berisiko kematian. Untuk itu, tetap jalani gaya hidup sehat agar risiko penyakit jantung bisa diminimalisir.

 

 

Featured Image – pfimegalife.co.id

Source – popmama.com