Saat ini, vaksinasi booster sudah mulai diberikan kepada masyarakat umum. Vaksin dosis ketiga ini diberikan bagi yang termasuk mendapatkan dosis primer lengkap dengan jarak minimal enam bulan setelah dosis kedua.

Sama seperti vaksin pertama dan kedua, booster juga dapat menyebabkan KIPI – alias Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Meski demikian, efek yang ditimbulkan pun tergolong tidak berat. Lantas, apa saja KIPI yang mungkin dialami?

Berikut informasi lengkapnya.

 

 

Vaksin Booster Covid-19

Credit Image - beritasatu.com

Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), vaksin booster merupakan dosis tambahan vaksin yang diberikan setelah mendapatkan vaksin primer dosis lengkap. Tujuan pemberiannya yaitu untuk mempertahankan imunitas dan memperpanjang masa perlindungan.

Umumnya, pemberian vaksin booster saat imunitas dari vaksin primer menurun. Maka, diberikan vaksin booster untuk meningkatkan kembali imunitas sehingga perlindungan menjadi maksimal, seperti dilansir Johns Hopkins Medicine.

Vaksinasi booster dilaksanakan dengan sasaran masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas dengan prioritas lansia dan kelompok rentan. Syarat pemberian vaksin booster yaitu telah mendapat vaksin primer dosis lengkap dengan jarak minimal 6 bulan sejak vaksin kedua.

Seperti dijelaskan pada laman Kemenkes, vaksinasi booster dilakukan di sarana vaksinasi yang telah ditunjuk, seperti Puskesmas, rumah sakit milik pemerintah dan pemerintah daerah, maupun pos pelayanan vaksinasi yang dikoordinasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota.

Vaksinasi booster yang dilaksanakan dapat dilakukan bersamaan dengan vaksinasi primer, tetapi dengan vaksinator yang berbeda.

 

KIPI yang Mungkin Dialami

Yang perlu diketahui, tidak semua orang akan mengalami keluhan setelah melakukan vaksinasi. Apabila muncul keluhan, hal tersebut merupakan hal yang normal, seperti diterangkan di laman resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Setelah mendapatkan vaksin booster, beberapa orang mungkin akan merasakan efek samping atau KIPI yang mungkin timbul sama seperti setelah divaksin Covid-19 dosis primer.

KIPI yang sering dilaporkan setelah vaksin booster seperti nyeri dan bengkak di area suntikan. Selain itu, efek samping yang dirasakan pada beberapa orang seperti demam, nyeri otot, sakit kepala, dan rasa kelelahan. Berbagai keluhan tersebut bersifat sementara dan akan membaik dalam jangka waktu satu sampai dua hari.

 

Mengapa Bisa Mengalami KIPI?

Credit Image - halodoc.com

Mengutip Verywell Health, keluhan yang dirasakan setelah melakukan vaksin booster bervariasi. Keluhan paling banyak yang dirasakan yaitu keluhan ringan sampai sedang. Keluhan tersebut akan membaik dengan sendirinya sekitar 48 jam.

Dilansir Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), reaksi tubuh setelah mendapatkan vaksin akan berbeda pada setiap orang. Jika mengalami keluhan, maka keluhan yang dirasakan merupakan hal normal yang menandakan adanya reaksi imun tubuh.

Keluhan yang dirasakan tersebut bukan karena vaksin menyebabkan kamu jatuh sakit, tetapi karena reaksi alami sistem imun untuk membentuk kekebalan tubuh.

Masih bersumber dari CDC, keluhan yang muncul setelah mendapat vaksin booster mungkin akan mengganggu aktivitas pada beberapa orang. Keluhan yang paling banyak dirasakan termasuk ringan sampai sedang. Jadi, tak perlu khawatir karena keluhan tersebut akan membaik setelah beberapa hari.

Mengompres lengan menggunakan kain yang dibasahi air dingin menjadi cara untuk mengatasi nyeri dan bengkak pada lokasi suntikan.

Jika mengalami demam, kamu dapat memperbanyak minum air putih dan menggunakan pakaian yang tipis. Selain itu, jika keluhan terasa mengganggu, dapat pula menggunakan pereda nyeri arahan tenaga kesehatan atau petunjuk pada kemasan. Dan beristirahat yang cukup juga dapat mempercepat proses pemulihan.

Tidak semua orang akan mengalami KIPI setelah mendapatkan vaksin booster Covid-19. Jika mengalaminya, maka keluhan tersebut merupakan hal yang normal.

 

Sudah Vaksinasi? Langkah Pencegahan Masih Harus Dilakukan!

Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk membentuk kekebalan kelompok. Meski demikian, angka vaksinasi yang sudah cukup tinggi pun tidak boleh membuatmu lengah. Perlu diketahui bahwa pada dasarnya vaksin bekerja dengan mengenali sebagian dari virus – yang kemudian dapat diidentifikasi oleh sistem kekebalan tubuh. Harapannya, imunitas dapat dengan cepat mengenali serta melawan, ketika virus aslinya datang menyerang tubuh.

Namun, tidak ada vaksin yang dapat bekerja 100 persen efektif, lho. Dalam hal ini, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Untuk itu, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.

Kondisi tersebut pun dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Sebagian besar alasannya berkaitan dengan seberapa besar paparan seseorang terhadap patogen. Mungkin saja ada yang sudah terpapar, tapi hanya dosis kecil patogen saja.

Dalam proses imunitas mengenai virus penyebab penyakit, tubuh bisa saja membutuhkan paparan dosis yang lebih banyak dan konstan. Meski akhirnya vaksin bukanlah kunci utama tubuh terhindar dari Covid-19 – namun, dengan mendapat vaksinasi tetap bisa mengurangi kemungkinan tingkat keparahan penyakit. Jadi, bisa tetap terinfeksi, namun dengan gejala yang ringan.

Itulah alasan mengapa setelah mendapatkan vaksin, prokes masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksinasi tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko terinfeksi dapat semakin diminimalisir – dan, jika pun terkena penyakit maka gejala yang dirasakan tidak berat, atau bahkan tidak berisiko mengalami kematian.

Jadi, tetap jalani protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

Yang juga tidak kalah pentingnya, tetap jaga selalu kekebalan tubuh, salah satunya dengan rutin mengonsumsi suplemen. Jangan salah, minum suplemen masih tetap dianjurkan setelah vaksinasi. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator.

Suplemen imunomodulator merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C dalam bentuk tablet yang mengandung 500 mg Vitamin C, atau Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Itulah sejumlah KIPI vaksin booster yang bisa dirasakan. Nantinya, meski sudah vaksin, pastikan kamu sudah melakukan protokol kesehatan secara disiplin, ya!

 

 

Featured Image – ifi.or.id

Source – idntimes.com