Saat ini, hepatitis akut misterius masih menjadi penyakit yang mengkhawatirkan. Kalangan masyarakat pun terus mengantisipasi jenis hepatitis yang satu ini. Kementerian Kesehatan telah mencatat sebanyak 15 orang di Indonesia telah terpapar hepatitis akut.

Sebenarnya, hepatitis bukanlah suatu penyakit baru. Namun, hepatitis akut misterius ini masih belum diketahui penyebabnya. Untuk itu, tetap waspadai gejala dari penyakit yang bisa menular antara manusia tersebut.

Hepatitis akut lebih sering menyerang anak-anak, tapi tetap tidak menutup kemungkinan orang dewasa turut terjangkit hepatitis ini. Guna mengetahui terinfeksi hepatitis, maka bisa dilakukan tes.

Lalu, kapan sebaiknya melakukan tes hepatitis apalagi jika sudah mulai mengalami gejala? Berikut informasinya.

 

 

Gejala Hepatitis Akut Misterius

Credit Image - cnnindonesia.com

Secara umum gejala awal penyakit hepatitis aku adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

Jadi, jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.

 

Pertolongan Pertama Jika Mengalami Gejala

Ikatan Dokter Anak Indonesia menyampaikan rekomendasi langkah-langkah pertolongan pertama jika ada gejala hepatitis akut misterius pada anak. Gejala awal penyakit ini biasanya berasal dari saluran pencernaan, misalnya muntah, diare, demam, hingga timbul warna kuning pada mata dan badan.

Dari gejala tersebut, misalnya demam, maka anak perlu diberi obat penurun demam terlebih dahulu. Begitu juga jika merasa mual dan muntah – berikan obat pereda mual dan muntah. Dan agar tidak dehidrasi, berikan anak cairan sedikit demi sedikit.

Pemberian cairan atau minum harus dilakukan meski anak muntah atau diare. Karena, ketika mengalami dua kondisi tersebut, tubuh membuang banyak cairan.

Jika demam, muntah, dan diare dalam beberapa waktu mereda dan hilang, maka tidak memerlukan pemeriksaan lanjutan ke fasilitas kesehatan. Namun, jika masih ada sampai beberapa hari, sebaiknya di bawa ke rumah sakit.

Orang dengan gejala Hepatitis pun sebaiknya melakukan isolasi kontak, tetapi tidak seketat yang diterapkan pada pasien Covid-19.

 

Kapan Sebaiknya Lakukan Tes Hepatitis?

Credit Image - alomedika.com

Meskipun belum diketahui apakah hepatitis aku misterius ini sama dengan hepatitis C, naun tes yang dilakukan sebenarnya tidak jauh berbeda. Dikutip dari Medical News Today, jika seseorang terpapar hepatitis C, dibutuhkan beberapa saat bagi tubuh untuk memproduksi antibodi yang cukup, sehingga tes mampu mendeteksinya. Rentang waktu tersebut dikenal sebagai periode jendela.

Ketika seseorang menjalani tes selama periode jendela, maka tes antibodi hepatitis C dapat menunjukkan hasil negatif.

Tapi, ada jenis tes yang berbeda, yaitu menggunakan tes RNA virus hepatitis C. Tes ini dapat mendeteksi virus lebih cepat, sehingga dapat mengidentifikasi apakah seseorang memiliki infeksi dua hingga tiga minggu setelah terpapar.

 

Cara Mencegah Infeksi Hepatitis Akut

Untuk mencegah risiko infeksi, disarankan agar orangtua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Kemudian, untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak  dari orang yang sakit agar tetap sehat.

Yang tak kalah pentingnya dalam mencegah penyakit, pastikan Si Kecil sudah menerapkan hidup sehat, seperti mendapat asupan makanan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, dan mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral – misalnya, dengan memberi asupan multivitamin.

Berikan multivitamin dengan kandungan lengkap, seperti Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Deretan kandungan vitamin tersebut mampu menjaga daya tahan tubuh anak agar tidak mudah sakit, membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian, mengoptimalkan proses tumbuh kembangnya, memelihara kesehatan tulang dan gigi, sekaligus meningkatkan nafsu makan Si Kecil.

Untuk mendapatkan produk Enervon, kamu bisa segera kunjungi e-commerce di Tokopedia, ya!

 

Untuk menghindari anak dari risiko terjangkit hepatitis akut misterius, pastikan tetap melakukan langkah pencegahan, termasuk menjaga kebersihan diri dan menjaga kekebalan tubuh.

 

 

Featured Image – aspirasiku.id

Source – cnnindonesia.com