Usai Pandemi: Ahli Prediksi Traveling Jadi Kegiatan yang Mewah
Begitu pula dengan tempat wisata, yang sekarang sudah mulai kembali dibuka.
Namun, selama pandemi masih berlangsung, tentu pandangan akan traveling berubah. Bahkan, menurut seorang ahli perhotelan, selama dan setelah pandemi usai, traveling bisa menjadi suatu kegiatan yang dianggap 'mewah'.
Mengapa Demikian?
Usai Pandemi: Ahli Prediksi Traveling Jadi Kegiatan yang Mewah / Credit: euractiv.com
Dilansir dari Kumparan, Founder & Chief Executive Officer at Mr & Mrs Smith, James Lohan dan CEO PrivateFly Adam Twidell, memprediksi bahwa traveling akan menjadi kegiatan yang bersifat lebih personal. Ini karena para traveler berusaha untuk menghindari kemunan, sehingga physical distancing tetap bisa diterapkan.
Selain itu, hal ini juga berlaku saat di restoran di mana para tamu nantinya akan dilayani secara contactless atau tidak adanya kontak fisik antar tamu dengan pelayan. Semua kegiatan akan dilakukan dari jarak jauh, misalnya pengunjung akan diberi gadget untuk melakukan pemesanan hingga proses pembayarannya.
Tak Di Restoran, Hotel Juga Akan Memberlakukan Hal yang Sama
Usai Pandemi: Ahli Prediksi Traveling Jadi Kegiatan yang Mewah / Credit: en.tempo.co
Selain di restoran, diperkirakan bahwa saat menginap di hotel pengunjung akan lebih sedikit melakukan kontak fisik dengan staf hotel, yang berarti lebih bersifat private. Seperti proses check-in yang akan dilakukan secara online.
Namun, bagi hotel- hotel yang berada di pusat kota, mungkin akan mengalami tantangan yang cukup besar untuk menarik interest tamu setelah pandemi. Seperti hotel urban tidak lagi dapat mengandalkan lokasi untuk menarik pengunjung dan sebaiknya para pemiliknya mengambil cara yang lebih kreatif agar tamu mau menginap disana.
Pandemi membuat para traveler mencari destinasi wisata di luar perkotaan, dengan suasana yang cenderung lebih tenang. Traveler lebih memilih menginap di tempat terpencil, menyewa rumah, maupun properti yang jauh dari pusat keramaian. Bahkan, nantinya akan jarang yang bepergian dalam bentuk kelompok, jadi pengalaman wisata akan terasa lebih privat.
Dan para wisatawan akan mengurangi frekuensi berpergian, namun saat berlibur pengunjung memilih waktu liburan yang lebih lama. Dengan begitu, mereka juga akan lebih menjelajah banyak tempat di kota tujuan daripada sebelumnya.
Featured Image - skift.com
Source - kumparan.com