Update Antibodi: Studi Katakan Tubuh Kebal Corona Hingga 5 Bulan Usai Pulih

Virus corona memang memiliki kaitan yang erat dengan sistem imunitas atau kekebalan tubuh. Bagaimana tidak? Umumnya, Covid-19 lebih mudah menyerang individu yang imunitas tubuhnya sedang melemah. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap menjaga daya tahan tubuh, sehingga tak mudah terserang virus.

Berkaitan dengan daya tahan tubuh – sebuah studi terbaru menunjukkan kekebalan tubuh yang terbentuk setelah sembuh dari infeksi Covid-19. Menurut hasil studi tersebut, imunitas tubuh dapat bertahan hingga lima bulan setelah sembuh, bahkan lebih.

Lebih Lanjut Mengenai Studi Tersebut

Update Antibodi: Studi Katakan Tubuh Kebal Corona Hingga 5 Bulan Usai Pulih / Credit: businessinsider.com

Berdasarkan penelitian dari Icahn School of Medicine at Mount Sinai – mendapati 90 persen pasien yang pulih dari infeksi virus corona, mempertahankan antibodi yang stabil. Antibodi – merupakan poin penting agar tubuh kebal dan tidak kembali terinfeksi oleh virus yang sama.

Meski beberapa laporan sebelumnya ada yang mengatakan bahwa antibodi terhadap virus corona – menghilang dengan cepat. Dalam penelitian ini, justru menemukan hal sebaliknya. Sebagian besar pasien dengan gejala ringan, menghasilkan antibodi yang kuat dan bertahan selama berbulan-bulan.

Penelitian pada pasien yang sudah pulih, dilakukan menggunakan plasma darah – yang kemungkinan besar memproduksi antibodi. Analisis ini dilakukan pada tiga bulan pertama setelah gejala muncul.

Hasil studi tersebut didapat setelah peneliti melakukan tes antibodi terhadap lebih dari 30 ribu pasien Covid-19, mulai dari Maret sampai Oktober. Hasilnya – 90 persen pasien memiliki respons antibodi sedang hingga tinggi.

Respons antibodi yang bertahan hingga lima bulan lamanya – mampu menurunkan risiko pasien kembali terinfeksi virus corona. Selain itu, penemuan ini juga dinilai penting dalam proses pengembangan vaksin Covid-19 yang efektif.

Vaksin yang baik seharusnya dapat memberikan respons antibodi dan imunitas, sehingga risiko seseorang terinfeksi virus dapat berkurang. Dan, jika terpapar virus – gejala dan kondisi yang dialami pun lebih ringan.