Mengenal Toxic Relationship Antara Orang Tua dan Anak
Kamu pasti seringkali mendengar kata toxic relationship. Ya, jika sebagian besar orang menganggap bahwa toxic relationship hanya berlaku antar pasangan saja, tetapi anggapan tersebut justru salah. Pasalnya, toxic relationship juga dapat terjadi di dalam keluarga, bahkan dalam hubungan antara orangtua dan anak.
Toxic relationship – dapat diartikan sebagai pola hubungan yang merusak antara dua orang atau lebih, umumnya memang kerap dikaitkan dengan hubungan pasangan. Tetapi, toxic relationship dapat mencakup hal yang lebih luas. Termasuk dalam hubungan antara anak dan orangtua. Lalu, bisa juga terjadi di hubungan pertemanan, maupun kakak beradik.
Lalu, bagaimana jika toxic relationship terjadi dalam hubungan orangtua dan anak? Umumnya, pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terganggu, bahkan efeknya bisa sampai ia dewasa nanti.
Contoh mudahnya, ketika anak sudah beranjak dewasa – sudah seharusnya ia bisa mandiri dan bertanggung jawab. Namun, hal ini bisa saja tidak terjadi, lantaran orangtua yang kerap menerapkan toxic relationship.
Menjalani hubungan seperti ini, memang dapat membuat keadaan memburuk, hingga menguras tenaga dan merasa tak berdaya. Untuk itu, penting sekali mengenali toxic relationship antar orangtua dan anak.
Berikut ini sejumlah ciri-ciri toxic relationship yang perlu dikenali.
Toxic Relationship, Dapat Berupa Perbuatan Verbal dan Non-Verbal
Mengenal Toxic Relationship yang Dapat Dalam Hubungan Antar Orangtua dan Anak / Credit: healthline.com
Sejatinya, toxic relationship bisa terjadi akibat pengaruh dari trauma masa lalu dan beban psikologis yang sedang dialami. Namun, orangtua bisa dianggap menerapkan toxic relationship jika melakukan sejumlah berikut:
- Menganggap anak sebagai beban hidup
- Menyesali kehadiran anak dan menunjukkan secara verbal
- Mengutamakan pikiran dan perasaan sendiri, ketimbang anak
- Menghakimi dan menyalahkan berbagai pilihan hidup anak
- Merasa iri dan kesal ketika anak dipuji oleh orang lain
- Memojokkan fisik dan psikis anak
- Membahas jerih payah dalam membesarkan anak dan ingin dapat balasan
- Sering membandingkan anak
- Tidak mau mendengar pendapat anak
Sudah Ribuan Kasus Kekerasan, yang Berawal Dari Toxic Relationship
Mengenal Toxic Relationship yang Dapat Dalam Hubungan Antar Orangtua dan Anak / Credit: quickanddirtytips.com
Perlu kamu ketahui, bahwa sudah banyak sekali kasus kekerasan yang berawal dari toxic relationship. Rasa kesal dan emosi yang kian memuncak – memicu timbulnya kekerasan dalam rumah, termasuk melampiaskannya pada anak.
Menurut data Komisi Nasional (Komnas) Perempuan di tahun 2019, tercatat sebanyak 13.568 kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia. Di antaranya, kekerasan di anah private sebesar 71 persen – ini terdiri dari kekerasan terhadap pasangan 21 persen, kekerasan dalam pernikahan 53 persen, dan 29 persen sisanya kekerasan dalam kategori lain.
Toxic relationship dapat menimbulkan dampak yang buruk, mulai dari memengaruhi kesehatan fisik hingga mental. Jika kamu mengalami kondisi ini, segera cari bantuan orang terdekat atau dari pihak yang berwajib.
Featured Image - sharecare.com