Long Covid-19: Kenali Sejumlah Tanda yang Mungkin Dialami
Belakangan waktu terakhir, ditemukan fenomena long Covid-19 – yang merupakan kondisi di mana penyintas Covid-19 masih terus mengalami sejumlah gejala, bahkan setelah dinyatakan sembuh. Dalam kasus long Covid-19, ada sejumlah tanda yang mungkin dialami. Sejumlah tanda ini wajib kamu ketahui.
Gangguan kesehatan berkelanjutan setelah terinfeksi virus corona kerap dialami sejumlah pasien beberapa waktu terakhir. Disebut juga long Covid-19 – kondisi ini bisa berlangsung selama hitungan bulan, bahkan setelah pasien dinyatakan negatif.
Siapa saja yang rentan mengalami long Covid-19? Dilansir dari CNN, orang tua dan orang yang memiliki penyakit komplikasi serius – merupakan golongan yang paling berisiko dan rentan mengalami long Covid-19.
Memang, virus corona dikenal sebagai penyakit yang menyerang saluran pernapasan, terutama paru-paru. Tapi nyatanya, Covid-19 juga mampu merusak sejumlah organ tubuh lainnya. Kerusakan yang terjadi pun dapat meningkatkan berbagai gangguan kesehatan dalam jangka panjang.
Untuk itu, masyarakat sangat disarankan terus menerapkan protokol kesehatan, sekaligus menjaga kesehatan – agar paparan virus corona dapat diminimalisir, dan risiko mengalami long Covid-19 pun bisa dihindari.
Lebih lanjut mengenai long Covid-19 – ada sejumlah tanda yang perlu diketahui. Dikutip dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, berikut ini beragam indikasi long Covid-19.
Long Covid-19: Kenali Sejumlah Tanda yang Mungkin Dialami / Credit: lifestyle.okezone.com
Gejala Jangka Panjang yang Sering Dilaporkan
- Kelelahan
- Sesak napas
- Batuk
- Nyeri sendi
- Dan nyeri dada
Sementara, Gejala Jangka Panjang Lainnya yang Juga Kerap Dialami
- Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi
- Depresi
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Demam
- Jantung berdebar kencang
Lalu, Long Covid-19 Juga Bisa Memengaruhi Organ Tubuh Lainnya!
- Terjadinya masalah kardiovaskular, seperti radang otot jantung
- Timbul gangguan pernapasan, seperti kelainan fungsi paru
- Ginjal bermasalah, pasien berisiko mengalami cedera ginjal akut
- Masalah dermatologis, misalnya muncul ruam pada kulit dan rambut rontok
- Masalah neurologis, seperti menurunnya fungsi indera penciuman dan perasa, mengalami gangguan tidur, sulit fokus, dan gangguan memori
- Alami masalah psikologis, termasuk depresi, perubahan suasana hati
Cara Mencegah Penularan Covid-19
Long Covid-19: Kenali Sejumlah Tanda yang Mungkin Dialami / Credit: cigna.co.id
Langkah terbaik yang bisa dilakukan masyarakat, yaitu tetap menerapkan langkah pencegahan yang berlaku. Protokol kesehatan 3M – merupakan hal terpenting. menjaga jarak merupakan tiga hal yang dapat meminimalisir risiko penularan virus corona.
Selain itu, jaga selalu kesehatan kamu – dengan demikian, kekebalan tubuh pun tetap kuat dan optimal. Pastikan kamu mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, istirahat yang cukup, serta kelola stres dengan baik.
Agar perlindungan makin optimal, disarankan pula mengonsumsi suplemen vitamin C setiap hari. Seperti diketahui, vitamin C mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Tapi, suplemen seperti apa yang direkomendasikan?
Enervon-C merupakan salah satunya. Memiliki sejumlah kandungan lengkap mulai dari Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – membuat Enervon-C dapat menjaga daya tahan tubuh kamu agar tak mudah sakit.
Lalu, kandungan Vitamin B Kompleks dalam Enervon-C mampu mengoptimalkan proses metabolisme. Sehingga, tubuh bisa memperoleh energi yang lebih tahan lama untuk beraktivitas. Hal ini tentu diperlukan, terlebih kamu melakukan banyak rutinitas selama pandemi.
Enervon-C aman dikonsumsi setiap harinya. Sebab, kandungan vitamin di dalamya – yaitu, Vitamin C dan Vitamin B Kompleks, termasuk jenis vitamin larut air. Nantinya, zat yang tidak lagi diperlukan akan dibuang melalui urin – jadi, tidak ada yang terendap di dalam tubuh.
Selama pandemi, melakukan langkah pencegahan sangatlah penting – hal ini bertujuan untuk melindungi kamu dari infeksi virus berbahaya. Tentu saja, lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?
Featured Image - bbc.com
Source - cnnindonesia.com