Merasa Sangat Lelah Ketika WFH, Ini 3 Alasan Psikologinya
Wabah virus Corona memaksa kita beraktivitas di dalam ruangan, termasuk bekerja di rumah. Meski terlihat menyenangkan. Bisa jadi, di awalnya. Tapi ketika sudah berlangsung berbulan-bulan, selain merindukan suasana kantor, melakukan WFH juga tidaklah mudah.
Bagi sebagian orang bekerja dari rumah terasa lelah daripada bekerja di kantor, mereka justru mengeluh merasa lesu sepanjang hari. Ini beberapa alasan WFH terasa lebih melelahkan secara psikologi
Merasa Sangat Lelah Ketika WFH, Ini 3 Alasan Psikologinya / Credit: theoaktower.co.id
Kurangnya bahasa tubuh
Faktor pertama yaitu kurangnya bahasa tubuh. Dikutip dari Your Tango, menurut prinsip komunikasi Albert Mehrabian, manusia hanya menyerap 7% kata, 38% nada suara, dan 55% bahasa tubuh saat berkomunikasi.
Menurut Your Tango, secara tidak sadar manusia diarahkan untuk mengumpulkan sinyal bahasa tubuh ketika bertemu satu sama lain. Hal ini akan sangat sulit dilakukan melalui video ataupun telepon.
Pasalnya, dalam video hanya menampilkan wajah rekan kerja, fisiologi kami berusaha keras untuk menangkap lebih banyak sinyal bahasa tubuh. Secara alami, kita tidak bisa mengumpulkan ini, karena menyebabkan lebih banyak pengeluaran energi dan kelelahan.
Namun, jika kamu beralih ke panggilan suara saja, kamu hanya fokus pada kata-kata dan nada suara bukan mencari bahasa tubuh. Karenanya, komunikasi dan pemahaman mungkin lebih baik.
Semua manusia dalam mode ‘bertahan hidup’
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi lingkungan yang tidak pasti dan kita hadapi telah menempatkan kita dalam mode bertahan hidup.
Mode bertahan hidup mengaktifkan otak limbik - bagian otak yang terlibat dalam merespons perilaku dan emosional, serta menyimpan adrenalin.
Seperti berjalan di hutan, mengetahui predator dapat muncul setiap saat - ini adalah lingkungan yang sama untuk sistem saraf kita, dengan derajat yang berbeda-beda untuk orang yang berbeda, tergantung pada situasi mereka.
Pada dasarnya, ini diterjemahkan menjadi waspada tinggi dan terus-menerus harus melihat ke belakang.
Situasi yang tidak pasti
Kondisi yang tidak pasti akan menghabiskan energi. Karena ketidakpastian, kamu mungkin membuat banyak rencana. Misalnya, jika rencana A tidak jadi, kamu akan memilih alternatif rencana B, atau C, dan seterusnya.
Pola seperti ini umum terjadi pada pemimpin perusahaan dengan kecerdasan dan kemampuan perencanaan yang tinggi. Meskipun adalah sebuah ketakutan dan menguras energi yang sangat besar terlebih di masa sekarang. Setelah berfokus pada diri sendiri, komunikasikan, dan didik orang lain di tim kamu. Ini adalah cara tim untuk benar-benar terikat.
Featured Image - glints.com
Source - cnnindonesia.com