Oximeter Penting saat Isolasi Mandiri, Ini Cara Pakainya
Di masa pandemi Covid-19, berbagai barang esensial – yang sebaiknya dimiliki pun semakin bermunculan. Hal ini tentu dapat menunjang perlindungan tubuh, bahkan memaksimalkan proses penyembuhan selama terinfeksi virus corona.
Mulai dari masker, masa isolasi mandiri.
Dikutip dari Healthline – oksimeter nadi merupakan tes non invasif, yang dapat mendeteksi perubahan kecil terhadap efisiensi oksigen yang dibawa ke ekstermitas terjauh dari jantung, termasuk kaki dan lengan.
Pulse oximetry perlu digunakan secara tepat, agar hasil yang didapat pun akurat. Lalu, bagaimana cara menggunakannya? Setidaknya ada lima hal yang perlu diperhatikan.
Langsung simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Hindari Pakai Henna dan Cat Kuku
Credit Image - nasional.kompas.com
Biasanya, oksimeter digunakan di jari, daun telinga, maupun jari kaki. Ketika memilih menggunakan pulse oximetry di bagian jari – hindari menggunakan cat kuku, terutama bewarna gelap yang dapat memengaruhi keakuratan hasil dari oksimeter.
Selain itu, kuku yang terlalu panjang juga dapat membuat jari lebih sulit dimasukkan dengan benar. Jadi, hindari hal ini – agar tidak mengganggu pendeteksian kadar oksigen dalam darah.
Pastikan Cahaya Tak Terlalu Terang
Pulse Oximetry berfungsi untuk memantau kesehatan pada pasien dengan berbagai masalah pernapasan, seperti radang atau kanker paru-paru. Tapi, agar penggunaannya semakin tepat – hindari pencahayaan berlebih.
Jika oksimeter digunakan dalam ruangan yang terlalu terang, misalnya dalam ruang operasi – maupun di tempat yang terpapar cahaya matahari. Maka, kerja pulse oximetry pun bisa terganggu. Namun, selama tidak terkena cahaya langsung – oksimeter tetap bisa bekerja secara maksimal ya.
Riwayat Kesehatan, Terutama Anemia
Credit Image - truenorthitg.com
Pembacaan pulse oximetry bisa saja salah – seperti, disebabkan oleh berbagai pengaturan dan kondisi medis. Pembacaan yang kurang akurat, biasanya terjadi pada pasien yang menderita kondisi anemia berat.
Anemia berat, yaitu dengan tingkat hemokrit di bawah 10% menyebabkan oksimeter tidak bekerja secara akurat. Bahkan, hasil yang didapat bisa 5.4% lebih rendah dari nilai seharinya. Jadi, pasien anemia biasanya diberikan penanganan transfuse darah dan pemantauan medis ketat.
Tidak Alami Keracunan Karbon Monoksida
Sebelum menggunakan oksimeter – pastikan kamu sedang tidak mengalami keracunan karbon monoksida. Karena, senyawa tersebut dengan hemoglobin yang membentuk karboksihemoglobin – memiliki penyerapan cahaya, serupa dengan oksihemoglobin.
Artinya, pulse oximetry akan gagal mendeteksi – Ketika ada penurunan dari konsentrasi oksihemoglobin pada pasien. Hal ini juga dapat memberikan pembacaan saturasi oksigen yang tidak akurat.
Hindari Banyak Bergerak
Credit Image - suara.com
Saat menggunakan oksimeter – pastikan kamu tidak bergerak berlebihan. Sebab, faktor tersebut dapat memengaruhi hasil pembacaan oksigen. Bisa jadi, hasil yang diperoleh lebih rendah atau lebih tinggi dari seharusnya.
Setelah pulse oximetry dipasangkan di jari maupun telinga, sebaiknya tetap diam sejenak. Intinya, minimalkan getaran atau gerakan pada tubuh, khususnya di kedua bagian tubuh tersebut.
Itulah kelima tips dalam menggunakan oksimeter. Benda yang satu ini dianggap esensial – terutama selama isolasi mandiri, guna untuk mendeteksi kadar oksigen dalam darah.
Featured Image - rtmagazine.com
Source - popmama.com