Penanganan Pasien Covid-19: Dengan Gejala dan OTG
Seperti diketahui, virus corona merupakan penyakit yang dapat menyerang hampir seluruh organ tubuh manusia, terutama saluran pernapasan. Umumnya, Covid-19 bisa menyebabkan berbagai kondisi pada pasien, seperti pasien tanpa gejala yang cukup mendominasi kasus positif.
Berkaitan dengan gejala Covid-19, umumnya pasien akan mengalami berbagai indikasi berupa anosmia – hilangnya kemampuan mencium dan mengecap.
Tetapi, tahukah kamu bahwa penanganan setiap pasien akan berbeda? Tindakan yang diberikan pada pasien dengan gejala dan OTG – sudah pasti berbeda. Perbedaan juga didasari oleh sejumlah gejala yang dialami.
Berdasarkan Pedoman Tatalaksana Covid-19, berikut ini sejumlah perbedaan mengenai penanganan pasien Covid-19 bergejala dan OTG yang mesti diketahui.
Penanganan Pasien Covid-19: Bergejala Ringan
Credit Image - totabuan.news
Perlu diketahui, maksud dari gejala ringan yang dialami, yaitu pasien hanya mengalami demam, pilek, sedikit batuk, maupun anosmia. Ada pun cara tepat untuk menangani pasien dengan gejala ringan, yaitu:
- Pasien mesti melakukan isolasi mandiri selama 14 hari
- Pasien diberi edukasi mengenai hal apa saja yang harus dilakukan selama masa karantina
- Pasien diberi asupan Vitamin C yang wajib dikonsumsi selama 14 hari, atau selama masa isolasi mandiri
- Melakukan pemeriksaan tes PCR
Untuk keluarga maupun orang terdekat yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien – sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan diri, termasuk melakukan tes PCR atau Antigen. Lalu, gunakan masker, rutin mencuci tangan, dan jaga jarak dengan orang di sekitarnya.
Pastikan pula sirkulasi udara di dalam rumah sudah berjalan dengan baik, serta bersihkan berbagai benda yang mungkin pernah disentuh pasien seperti gagang pintu.
Bagaimana Dengan Pasien Gejala Sedang, Berat, dan Kritis?
Credit Image - nasional.okezone.com
Selanjutnya, untuk kategori pasien Covid-19 yang tergolong dalam kelompok sedang, berat, dan kritis – dimulai ketika pasien merasakan gejala sesak napas, menderita kondisi seperti ISPA, pneumonia, happy hypoxia, atau berbagai gangguan saluran pernapasan lainnya.
Pasien yang mengalami gejala serupa, mesti segera dirujuk ke rumah sakit terdekat. Berikut ini sejumlah perawatan yang akan didapatkan.
- Pasien wajib melakukan isolasi di rumah sakit rujukan atau darurat selama 14 hari. Isolasi dilakukan sejak pasien dinyatakan sebagai kasus suspek. Dan, dapat dihentikan apabila pasien sudah memenuhi kriteria sembuh
- Melakukan pemeriksaan PCR swab
- Diberikan vitamin pendukung, seperti Vitamin C
- Diberikan obat suportif lainnya, terutama jika pasien memiliki komorbid atau penyakit penyerta
- Pasien dimonitor secara ketat – sehingga status oksigen dan hidrasi (cairan) tetap dalam kondisi baik
Penanganan Pasien Tanpa Gejala (OTG)
Credit Image - health.grid.id
Sementara itu, bagi kasus kontak erat atau tanpa gejala harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari – terhitung sejak kontak terakhir dengan kasus probable, atau konfirmasi positif virus corona.
Adapun penanganan yang perlu diberikan pada pasien tanpa gejala, yaitu:
- Pasien akan diberi edukasi mengenai apa saja yang harus dilakukan selama menjalani proses isolasi mandiri
- Pasien diminta kontrol di fasilitas kesehatan – setelah 14 hari karantina mandiri
- Pasien diberi Vitamin C yang wajib dikonsumsi selama 2 minggu, dengan kriteria seperti:
- Tablet vitamin C non-acidic 500mg/68 jam oral. Dikonsumsi untuk 14 hari
- Tablet isap vitamin C 500mg/12 jam oral – selama 30 hari
- Multivitamin yang mengandung vitamin C 12 tablet/24 jam. Dianjurkan selama 30 hari
- Multivitamin yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks, dan Zinc
Disebutkan di atas, bahwa seluruh kelompok pasien – baik ringan, berat, maupun tanpa gejala membutuhkan asupan Vitamin C yang berperan penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sekaligus membantu proses pemulihan pasien.
Berkaitan dengan pilihan Vitamin C, sejumlah pilihan tersebut ada dalam multivitamin Enervon-C tablet yang mengandung Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat dikonsumsi secara rutin, yaitu dua kali dalam sehari.
Lalu, kriteria multivitamin tersebut juga dapat ditemukan dalam Enervon Active – yang memiliki kandungan non acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Komplek (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang juga dapat membantu proses pemulihan pasien Covid-19.
Ketika kamu, keluarga, atau orang terdekat ada yang mengalami gejala virus corona – jangan ragu untuk segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Lakukan langkah penanganan tepat – agar risiko fatal dapat diminimalisir.
Featured Image - liputan6.com
Source - Buku Panduan Tatalaksana Covid-19 Edisi 3. Disusun oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia.