Waspadai! Kesehatan Mental Juga Jadi Masalah Krusial Selama Pandemi, Lho

Ada beragam perubahan hidup yang terus terjadi selama masa pandemi Covid-19. Hal tersebut bisa dianggap menjadi sesuatu yang sulit dihadapi, kemudian menyebabkan rasa cemas yang tak kunjung henti. Tak bisa dipungkiri, pandemi memang kerap menimbulkan rasa stres, cemas, dan khawatir yang ikut berpengaruh pada kesehatan mental.

Tak boleh disepelekan, sebab kesehatan mental juga penting diperhatikan selama pandemi Covid-19. Jadi, bukan hanya soal kesehatan fisik saja, namun mental mesti dijaga sebaik mungkin. Hal ini pun juga bisa membuat seseorang memandang positif terhadap segala sesuatunya.

Cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi, yaitu melakukan pendekatan yang cocok untuk. Misalnya, melakukan berbagai kegiatan – yang dapat memberi dampak baik, sehingga seseorang bisa merasa lebih bahagia.

Apa Itu Kesehatan Mental?

Credit Image - uninus.ac.id

Sebelum memasuki ke informasi selanjutnya mengenai kesehatan mental di masa pandemi, yuk sebaiknya ketahui dahulu definisinya. Kesehatan mental pun lebih dari sekedar “tidak adanya kelainan mental” saja. Namun, hal ini merupakan satu kesatuan dari kesehatan, baik fisik maupun mental itu sendiri.

Ingatlah bahwa tidak ada kesehatan yang utuh tanpa memiliki kesehatan jiwa. Kesehatan mental penting untuk dijaga, bahkan sejak usia anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Jadi, setiap usia – mesti menjaga kesehatan mental.

Apa Saja Kesehatan Mental yang Sering Dialami Selama Pandemi?

Dilansir dari @PandemicTalks – berdasarkan sumber dari Stress During Covid-19 Pandemi: Mental Health Condition in Indonesia tahun 2020, menurut survey yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSJKI) pada 14 Mei 2021 yang meliputi 2364 responden dari seluruh Indonesia, memberikan hasil yang cukup mengkhawatirkan.

Hasilnya, 77% mengalami trauma psikologis, 69% responden mengalami masalah psikologis, 68% merasakan gangguan kecemasan, dan 67% mengalami depresi selama pandemi.

Adapun gejala kecemasan yang paling sering muncul, yaitu ditandai dengan kekhawatiran akan terjadinya hal buruk, cemas berlebihan, mudah marah, dan sulit untuk relaksasi. Sementara, gejala depresi yang sering dialami, yaitu kurang merasa optimis, kelelahan, dan hilangnya minat.

Masalah Kesehatan Mental Juga Rentan Dialami Anak dan Remaja

Credit Image - sehatq.com

Wajib diperhatikan, sebab masalah mental juga rentan dialami anak dan remaja. Karena, pandemi membuat Si Kecil terpaksa harus berdiam diri di rumah, tidak dapat berkumpul bersama teman – yang kemudian menyebabkan rasa bingung akan situasi di sekitarnya.

Anak-anak bisa mengalami kecemasan, distress, terisolasi secara sosial, dan lingkungan yang rentan akan kekerasan. Sejumlah hal tersebut tentu saja bisa memberi efek buruk terhadap kesehatan mental jangka pendek, maupun panjang.

Selain itu, ketika kesehatan mental anak dan remaja terganggu, ada sejumlah dampak yang rentan dialami, seperti menangis secara berlebihan, lebih sering merasa sedih, depresi, kekhawatiran yang berlebih, sulit fokus, perubahan perilaku – atau menghindari aktivitas yang disenangi sebelumnya.

Untuk dampaknya terhadap fisik, anak dan remaja mungkin dapat merasa nyeri kepala, dan nyeri tubuh yang hilang timbul, serta adanya perubahan pola makan.

Bagaimana Cara Menyikapinya?

Hal yang perlu dilakukan dalam menyikapi kesehatan mental selama pandemi, yaitu pahamilah bahwa pandemi tak hanya mengganggu kesehatan fisik – namun, juga kesehatan mental yang berdampak pada semua orang tanpa memandang usia.

Kemudian, orangtua juga perlu mendampingi dan memberikan pemahaman kepada anak-anak untuk mengurangi dampak kesehatan mental. Dan, yang pasti, hindari stigmatisasi dan sebaliknya – berikan apresiasi terhadap orang di sekitar yang juga tengah berjuang menghadapi pandemi.

Ingatlah bahwa kesehatan mental juga menjadi hal yang penting. Dalam kondisi serba tidak pasti – membuat diri merasa lebih bahagia, tentunya bisa membantu menghindari dari masalah kesehatan mental yang rentan mengintai.