Anak Tantrum: Kenali Penyebab dan Cara Tepat Atasinya
Orangtua pasti paham betul bahwa tantrum merupakan masalah yang paling sering ditemui, termasuk pada anak balita. Tak jarang lho, orangtua merasa kesulitan dalam menghadapi, apalagi mengatasi anak tantrum. Apakah moms sering merasakan hal serupa?
Secara lengkap, tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan sikap anak keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang, atau marah. Ketika anak tantrum, seringkali kamu menjadi bingung dalam menghadapinya.
Perlu diketahui, tantrum termasuk bagian dari perkembangan anak yang normal, karena ia sedang berupaya untuk menunjukkan bahwa dirinya sedang kesal. Umumnya, anak tantrum lebih sering terjadi di tahun kedua kehidupan, yaitu ketika perkembangan bahasa mulai berkembang.
Kondisi anak tantrum kerap terjadi, karena Si Kecil belum dapat mengatakan apa yang ia inginkan, rasakan, atau butuhkan. Akan tetapi, amukan anak akan berkurang seiring meningkatnya kemampuan bahasa.
Lantas, apa sih sebenarnya penyebab terjadinya anak tantrum? Kemudian, apa tanda tantrum yang sudah melebihi batas? Dan, bagaimana cara menghadapinya?
Untuk menjawab sejumlah pertanyaan di atas, berikut ini ulasan lengkapnya.
Anak Tantrum, Apa Penyebabnya?
Credit Image - alodokter.com
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, anak tantrum merupakan istilah yang digunakan ketika ia menangis, merengek, menjerit, menendang, atau bahkan memukul. Umumnya, tantrum sering dialami pada balita di usia 1 sampai 3 tahun.
Anak tantrum umumnya disebabkan oleh rasa kesal, marah, dan frustasi. Atau, tantrum juga dapat muncul karena anak merasa lelah, lapar, dan tidak nyaman. Tindakan agresif tersebut terjadi akibat anak sulit untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.
Namun, moms tak perlu khawatir akan hal tersebut ya. Seiring bertambahnya usia, kemampuan berbahasa anak pun akan semakin meningkat. Dengan begitu, ia menjadi lebih mudah dalam mengungkapkan keinginannya.
Selain itu, anak juga lebih mampu untuk mengendalikan emosi sebagai salah satu tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini.
Tantrum Sudah Melebihi Batas? Umumnya, Anak Alami Tanda Ini
Credit Image - liputan6.com
Tantrum sebenarnya kondisi yang normal terjadi pada anak, bahkan bisa dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan. Namun, orangtua perlu mengetahui tanda tantrum pada anak yang sudah melebihi batas. Adapun sejumlah tandanya, yaitu:
- Memiliki frekuensi mengamuk yang sering.
- Mengamuk dalam waktu yang lama.
- Saat mengamuk, melakukan kontak fisik dengan orang lain.
- Marah sampai melukai diri sendiri.
Tanda di atas bisa menjadi risiko gangguan emosional pada anak. Oleh sebab itu, jika anak tantrum dirasa sudah berlebihan, maka kamu dapat segera berkonsultasi dengan dokter.
Ketika Anak Tantrum, Apa Hal yang Bisa Dilakukan?
Credit Image - growhappy.co.id
Umumnya, anak tantrum di depan umum – merupakan kasus yang paling sering terjadi. Tak bisa dipungkiri, hal ini dapat membuat orangtua panik, karena takut mengganggu kenyamanan orang di sekitar.
Lalu, apa yang bisa dilakukan? Berikut ini di antaranya.
Memeluk anak
Ketika anak tantrum di tempat umum, orangtua seringkali terbawa emosi. Namun, tahan amarahmu – dan jangan sampai justru memarahi Si Kecil ya! Ingatlah, ketika anak mengamuk, pelukan menjadi hal pertama yang dapat dilakukan untuk meredamnya.
Pelukan bisa membuat anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya peduli, meskipun kamu tak setuju dengan tindakannya tersebut. Untuk itu, berikan dekapan erat yang tegas, kemudian hindari mengatakan apapun selama memeluk anak.
Siapkan segala kebutuhan anak
Yang perlu diingat orangtua, yaitu anak lebih mungkin meluapkan emosinya ketika lapar maupun merasa lelah. Jadi, ketika anak tantrum – perhatikan kembali kedua poin tersebut! Misalnya, ketika kamu pergi belanja bulanan, pastikan anak pergi dalam keadaan kenyang dan sudah beristirahat yang cukup.
Selama berbelanja, ada baiknya kamu membawa ‘persenjataan’ untuk membuat anak sibuk sendiri. Beberapa barang yang bisa dibawa mulai dari camilan anak hingga mainan kesayangannya. Benda-benda ini terlihat remeh, tapi bisa jadi bantuan yang ampuh di saat darurat.
Membuat aturan dasar
Untuk menghindari anak tantrum ketika bepergian, orangtua perlu menetapkan aturan dasar. Misalnya, sebelum sampai tujuan – jelaskan bahwa tujuan pergi hanya untuk membeli makanan, bukanlah makan es krim, atau membeli mainan baru.
Keinginan yang tidak terpenuhi merupakan penyebab anak tantrum, lho. Jika Anda tahu di tempat tujuan ada toko permen atau mainan favorit anak, pastikan untuk meluangkan waktu mengunjungi tempat tersebut.
Nah, itulah serba-serbi mengenai anak tantrum, terkait penyebab dan cara untuk mengatasinya. Tantrum merupakan perilaku yang dapat berhenti sendiri seiring perkembangan anak, akan tetapi – jika Si Kecil mengalami tantrum yang cukup serius, segera konsultasikan dengan pihak yang tepat ya!
Featured Image - klikdokter.com