Gejala Varian Alpha, Beta, dan Delta yang Perlu Diketahui
Masyarakat mesti makin waspada! Sebab, tiga varian Delta dari India yang cukup mengkhawatirkan.
Tak tanggung-tanggung, varian Delta alias B1617 tersebut memberi andil besar dalam terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah. Dilansir dari Kompas – ketiga varian ini ditemukan di 19 kasus Covid-19, dan sudah dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).
Lebih lanjut mengenai ketiga varian tersebut, berikut ini ulasan lengkap, sekaligus gejala yang mungkin ditimbulkan.
Varian Alpha: Pertama Kali Ditemukan di Inggris
Credit Image - idntimes.com
Virus varian Alpha – atau disebut juga B117, pertama kali ditemukan di Inggris. Dikutip dari Detik – Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio mengungkapkan, pada awal Maret silam varian yang satu ini sudah ditemukan di DKI Jakarta.
Merebaknya kasus varian Alpha memicu peningkatkan kapasitas WGS. Meski demikian, disebutkan bahwa belum ada bukti kalau varian B117 lebih ganas dibandingkan varian yang sebelumnya pernah mendominasi.
Adapun sejumlah gejala yang ditimbulkan dari varian ini, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan infeksi Covid-19 pada umumnya, yaitu:
- Batuk dan sakit tenggorokan
- Demam
- Kelelahan
- Nyeri pada otot
- Hilang rasa dan indera penciuman
- Sesak napas
- Sulit berpikir jernih
- Pusing, mual, dan malaise
Bagaimana Dengan Varian Beta?
Credit Image - pikiran-rakyat.com
Varian Beta memiliki pola mutasi yang berbeda – sehingga, menyebabkan lebih banyak perubahan pada struktur protein spike milik virus corona. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian Beta diduga memengaruhi penurunan efikasi vaksin Covid-19.
Selain itu, sama seperti varian Alpha, jenis yang satu ini juga memiliki kemampuan penularan yang lebih cepat. Namun, untuk gejala yang ditimbulkan – tidak jauh berbeda dengan infeksi Covid-19 sebelumnya, tapi varian Beta tergolong cukup berbahaya.
Dilansir dari BBC, 13 April 2021 – mutasi pada varian Beta, atau disebut juga E484K, dapat meningkatkan peluang virus menghindari sistem kekebalan seseorang, serta bisa memengaruhi seberapa efektif vaksin Covid-19 bekerja.
Varian Delta yang Cukup Mengkhawatirkan
Credit Image - kompas.com
Adapula varian Delta yang memiliki sejumlah karakteristik mutasi – sehingga, varian ini terbilang lebih berbahaya dibanding varian lainnya, serta strain asli. Ketua Tim Peneliti Whole Genome Sequencing (WGS) FK-KMK Universitas Gadjah Mada Gunadi mengatakan, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di The Lancet, terdapat beberapa sebab yang membuat varian Delta dinilai lebih berbahaya.
Alasannya, yaitu varian Delta memiliki hubungan dengan usia pasien – semakin tua umurnya, maka varian ini bisa memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut. Kemudian, varian Delta juga dapat menginfeksi kembali penyintas Covid-19, dan memperlemah imunitasnya. Padahal, seharusnya jika sudah terinfeksi, maka pasien akan memiliki antibodi secara alami.
Untuk gejala yang ditimbulkan terkait varian Delta, yaitu:
- Sakit perut
- Hilang selera makan
- Muntah
- Mual
- Nyeri sendi
- Gangguan pendengaran
Yuk, Lindungi Diri Dengan Lakukan Upaya Pencegahan!
Credit Image - halodoc.com
Di masa pandemi Covid-19, kesehatan merupakan hal paling berharga. Untuk itu, istilah lebih baik mencegah daripada mengobati – sangat benar adanya. Masyarakat diminta agar terus menerapkan upaya pencegahan, dengan menerapkan protokol kesehatan.
Pastikan sudah memakai masker ketika bepergian, menerapkan jaga jarak, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta tidak bepergian – kecuali ada urusan yang mendesak. Tak hanya itu, jika sudah memungkinkan untuk dapat vaksin, yuk segera lakukan vaksinasi agar risiko tertular semakin bisa diminimalisir!
Selain itu, Optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.
Dan, yang tak boleh dilupakan – lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C yang memiliki kandungan vitamin lengkap. Multivitamin yang satu ini dianjurkan dikonsumsi dua kali sehari.
Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra.
Atau, bisa juga minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.
Dengan adanya sejumlah varian baru Covid-19 – artinya, masyarakat mesti harus tetap waspada. Ingat, jangan sampai lengah, tetap terapkan protokol kesehatan, dan jaga kesehatan tubuh secara maksimal!
Featured Image - zonajakarta.pikiran-rakyat.com
Source - kompas.com