Waduh! 20 Persen Pasien OTG Juga Ikut Alami Long Covid-19
Dilansir dari CNN Indonesia, hampir seperlima pasien Covid-19 terus mengalami kondisi long Covid, sebulan setelah diagnosis awal. Hal ini pun ditemukan oleh sebuah penelitian besar yang diterbitkan pada Selasa 15 Juni silam.
Apakah Itu Long Covid?
Credit Image - antaranews.com
Istilah long Covid sejatinya mengarah pada fenomena gejala-gejala yang dialami oleh pasien setelah dinyatakan sembuh. Gejala corona berkepanjangan ini terjadi, karena masih adanya virus yang bertahan di dalam tubuh – jadi, penyintas pun terus merasakan berbagai gejala.
Kasus ini sering juga terjadi ketika pasien sudah dinyatakan negatif, baik melalui tes Antigen maupun PCR. Tapi, tak perlu khawatir – kondisi ini terbilang sering dialami, dan umumnya pasien yang mengidap gejala berkepanjangan memerlukan rawat jalan saja.
Gejala Berkepanjangan Juga Dirasakan Pasien Tanpa Gejala!
Credit Image - sehatq.com
Long Covid memang mengacu pada gejala penyakit yang bertahan lebih dari empat minggu, setelah seseorang dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona. Sebuah analisis yang dilakukan oleh FAIR Health nirlaba, menyatakan bahwa dalam studi ditemukan masalah signifikan, yaitu banyak pasien yang mengalami gejala berkepanjangan.
Studi tersebut pun menemukan bahwa di semua usia, kondisi setelah terinfeksi yang paling umum dialami, yaitu:
- Nyeri
- Kesulitan bernapas
- Kolesterol tinggi
- Gelisah dan kelelahan
- Tekanan darah tinggi
Sejumlah kondisi tersebut dialami oleh 19 persen pasien Covid-19 tanpa gejala – setidaknya satu bulan dari diagnosis awal. Kemudian, angka tersebut meningkat, menjadi 27,5 persen pasien Covid yang bergejala tetapi tidak dirawat di rumah sakit, dan 50 persen untuk yang dirawat di rumah sakit.
Kebanyakan kondisi long Covid dikaitkan lebih banyak dengan perempuan daripada laki-laki - tetapi beberapa, seperti peradangan jantung, lebih sering terjadi pada laki-laki, yang menyumbang 52 persen kasus dibandingkan 48 persen untuk perempuan.
Untuk itu, sejak awal, memang dianjurkan tetap menjalani langkah pencegahan, sehingga risiko terinfeksi, bahkan sampai mengalami long Covid pun dapat diminimalisir.
Yuk, Jalani Langkah Pencegahan dan Optimalkan Imunitas!
Credit Image - theconversation.com
Dalam penyakit apapun, istilah lebih baik mencegah daripada mengobati memang benar adanya. Ini pun berlaku pada Covid-19. Jadi, lakukan langkah pencegahan – dengan menerapkan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.
Dan, yang tak boleh dilupakan – lengkapi hidup sehatmu dengan rutin mengonsumsi multivitamin secara rutin. Direkomendasikan untuk minum Enervon Active dua kali sehari.
Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra.
Atau, bisa juga minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.
Jika kamu, atau keluarga mengalami gejala berkepanjangan, segera temui petugas medis untuk penanganan yang tepat!
Featured Image - dentalosophy.id
Source - cnnindonesia.com