Berapa Lama Pasien Bisa Tularkan Virus? Ini Penjelasannya
Seperti diketahui, sudah beberapa waktu belakangan, terapkan protokol kesehatan 5M, terlebih ketika bepergian keluar rumah.
Adapun protokol kesehatan yang dianjurkan tersebut meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas – jadi, hindari bepergian kalau bukan untuk urusan mendesak.
Bagi pasien yang tengah menjalani isolasi mandiri, yuk tetap patuhi aturannya, sehingga kondisi tetap aman – dan, membantu memutus rantai penularan. Jangan lupa, lakukan pula berbagai aktivitas positif yang juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Berbicara mengenai infeksi Covid-19, sebenarnya berapa lama seseorang yang positif virus corona dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain? Dilansir dari CNN Indonesia, berikut ini ulasan lengkapnya!
Alami Infeksi Covid-19, Berapa Lama Pasien Bisa Menularkan Virus?
Credit Image - fk.unair.ac.id
Melalui sebuah utas di Twitter, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia, Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan mengenai waktu penularan virus corona. Dalam hal ini, ia merujuk pada penelitian Jeroen Van Kampen, seorang konsultan mikrobiologi dan ahli virologi dari Erasmus Medical Center.
Pada ulasan tersebut disebutkan bahwa waktu rata-rata virus menular, yaitu 8 hari setelah timbul gejala pertama. Sementara, dari penelitian ditemukan bahwa tidak adanya virus Covid-19 yang dibiakkan dari saluran pernapasan, setelah hari ke-8 sejak timbulnya gejala.
Riset yang melibatkan 129 pasien Covid-19 tersebut, tidak hanya durasi rata-rata penyebaran virus saja, namun peneliti juga menemukan penurunan penularan hingga 5 persen, yaitu setelah 15,2 hari usai merasakan gejala.
Adapun 5 persen kemungkinan penularan tersebut dapat diartikan seseorang masih dapat mengeluarkan, menularkan, atau memproduksi virus. Kemudian, virus shedding – virus yang masih bisa keluar dari seseorang yang sakit, tetap terjadi hingga hari ke-18 sampai ke-20.
Tapi, orang yang terinfeksi Covid-19 bisa sangat menular di minggu pertama sakit, begitu timbul gejala. Sehingga, ketika curiga terinfeksi dan gejala muncul – segera lakukan isolasi mandiri.
Lantas, bagaimana dengan Orang Tanpa Gejala? Hingga saat ini, belum bisa dipastikan kapan OTG dapat menularkan virus dan durasi penularannya. Namun yang perlu diketahui, studi tersebut turut membuktikan bahwa OTG tetap dapat menularkan virus.
Cara Penularan Virus yang Mesti Diwaspadai!
Credit Image - bloomberg.com
Organisasi kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa terdapat beberapa cara penyebaran dan penularan virus corona. Yang paling sering terjadi, yaitu penyebaran melalui droplet – ketika seseorang batuk, bersin, berbicara, hingga bernapas. Ketika melakukan hal tersebut, udara dari hidung dan mulut akan mengeluarkan partikel kecil dalam jarak dekat.
Selain itu, Covid-19 juga bisa tersebar melalui udara, yaitu menyebar melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara. Dan, penyebaran virus juga dapat terjadi melalui benda-benda yang telah terkontaminasi.
Meski demikian, penularan melalui permukaan benda ternyata terbilang cukup rendah. Menurut CDC, terlalu banyaknya faktor yang menyebabkan penularan dari permukaan menjadi tidak efisien. Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan, jumlah virus, dan inefisiensi perpindahan virus dari permukaan ke bagian wajah – seperti mata, hidung, dan mulut.
Dengan berubahnya risiko penularan melalui permukaan benda, maka rekomendasi penggunaan disinfektan pun ikut berubah. Masyarakat disarankan membersihkan permukaan secara rutin – tapi, cukup pakai sabun atau deterjen saja, sebanyak minimal 1 kali sehari.
Yuk, Tetap Lindungi Diri Dengan Menerapkan Prokes dan Jaga Imunitas
Credit Image - suara.com
Untuk mengurangi risiko penularan, yuk tetap lindungi diri dari penularan virus dengan menjalani protokol kesehatan 5M, meliputi memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Ingat, sejumlah upaya pencegahan tersebut juga perlu dilakukan meskipun nantinya sudah mendapatkan vaksinasi. Sebab, vaksinasi bukanlah jaminan untuk kebal dari ancaman virus corona!
Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Mudahnya, masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.
Dan pastinya, rutin mengonsumsi suplemen dengan kandungan lengkap juga sangat dianjurkan. Adapun suplemen yang direkomendasikan, yaitu Enervon-C dan Enervon Active.
Minum Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Konsumsi Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.
Atau, dapat pula memilih minum Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.
Nah, itulah ulasan mengenai waktu penularan virus – serta cara penyebarannya yang perlu diketahui. Yuk, sama-sama kita lawan pandemi Covid-19. Tetap terapkan protokol kesehatan dan jaga selalu daya tahan tubuh!
Featured Image - klikdokter.com
Source - cnnindonesia.com