Bagi pasien Covid-19 yang melakukan perawatan pasien di rumah saja.

Pastinya, tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi beban rumah sakit – serta petugas medis, sehingga perawatan maksimal bisa diperoleh pasien dengan gejala sedang dan berat yang diharuskan menjalani rawat inap.

Agar proses pemulihan selama masa isolasi mandiri di rumah bisa berjalan dengan maksimal, ada sejumlah do’s and don’ts yang perlu diketahui – dan sebaiknya dipatuhi. Berdasarkan panduan dari Kementerian Kesehatan RI, berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

Do’s Perawatan Pasien Covid-19 di Rumah

Credit Image - homecare24.id

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari unggahan resmi di Instagram, Kemenkes membagian berbagai tips yang bisa dilakukan selama masa perawatan pasien Covid-19 di rumah. Berikut ini di antaranya.

  1. Saat isolasi mandiri, pastikan untuk lapor ke Puskesmas, RT/RW, atau tetangga, agar bisa ikut memantu memantau kondisi kesehatan.
  2. Selalu konsultasikan setiap perkembangan kondisi kesehatan, termasuk obat yang dikonsumsi kepada petugas kesehatan.
  3. Hindari melakukan self medication, pastikan semua obat maupun vitamin yang dikonsumsi sudah berdasarkan resep dokter.
  4. Jika selama isolasi mandiri mengalami gejala sedang atau berat, segera laporkan ke petugas kesehatan. Agar selanjutnya bisa diidentifikasi apakah perlu dirujuk ke rumah sakit atau tidak.
  5. Terus tingkatkan imun tubuh dengan rutin aktivitas fisik, konsumsi vitamin, istirahat cukup, kelola stres, dan jaga sirkulasi udara dalam ruangan.
  6. Jika mengalami demam, nyeri otot, atau sakit kepala, minumlah obat untuk meredakan gejala tersebut, tetapi pastikan minta petunjuk tenaga kesehatan terlebih dahulu terkait dosisnya. Namun, jika masih terus demam, tempelkan kain basah dingin di area dahi.
  7. Tetap perhatikan saturasi oksigen pasien, jika angka menunjukkan 90 persen atau lebih, tetapi dibawah 94 persen, hubungi tenaga kesehatan atau minta perawatan pasien di rumah sakit.
  8. Jika kadar oksigen di bawah 90 persen – artinya, pasien mengalami gejala yang berat. Hubungi penyedia layanan kesehatan atau minta segera dirawat di RS. Gunakan oksigen sesuai anjuran tenaga kesehatan, jika tidak bisa segera dirawat di RS.

 

Lalu, Bagaimana Dengan Don’ts Terkait Perawatan Pasien di Rumah?

Credit Image - halodoc.com

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia merilis sejumlah daftar hal yang perlu dihindari selama masa isolasi mandiri di rumah, yaitu:

  1. Hindari melakukan pengobatan sendiri, terutama terkait antibiotik. Ingatlah bahwa Covid-19 disebabkan oleh virus – dan antibiotik tidak berdampak pada virus.
  2. Selain itu, hindari melakukan pengobatan sendiri, apalagi dengan beberapa obat yang tidak direkomendasikan oleh WHO. Sebab, belum ada bukti yang kuat bahwa penggunaannya bisa bermanfaat untuk pengobatan virus corona.

Berkaitan dengan obat-obatan yang tidak direkomendasikan, sebaiknya berikan pasien suplemen vitamin – yang dapat membantu proses pemulihan dengan meningkatkan sistem imunitas, sehingga tubuh makin kuat dalam melawan virus.

 

Vitamin yang Direkomendasikan Untuk Dikonsumsi Pasien Covid-19

Credit Image - alodokter.com

Untuk pasien yang tidak memiliki gejala (OTG) diperlukan karantina mandiri, setidaknya selama 14 hari – terhitung sejak kontak terakhir dengan kasus probable, atau konfirmasi positif Covid-19. Selama isolasi, pasien perlu mengonsumsi sejumlah vitamin. Selama masa karantina, pasien mesti mengonsumsi suplemen Vitamin C dengan pilihan:

  • Tablet vitamin C non acidic 500mg/6-8 jam oral. Selama 14 hari.
  • Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral. Selama 30 hari.
  • Multivitamin yang mengandung Vitamin C 1-2 tablet/24 jam. Selama 30 hari.
  • Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C, B, E, dan Zinc

Sementara itu, bagi pasien dengan gejala ringan dianjurkan untuk mengonsumsi vitamin, seperti:

  • Tablet vitamin C non acidic 500mg/6-8 jam oral, untuk 14 hari.
  • Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral, selama 30 hari.
  • Multivitamin yang mengandung Vitamin C 1-2 tablet/24 jam, selama 30 hari.
  • Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C, B, E, dan Zinc.

Selanjutnya, untuk kategori pasien Covid-19 yang tergolong dalam kelompok sedang, berat, dan kritis – dimulai ketika pasien merasakan gejala sesak napas, menderita kondisi seperti ISPA, pneumonia, happy hypoxia, atau berbagai gangguan saluran pernapasan lainnya. Pasien yang mengalami gejala serupa, mesti segera dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Bagi pasien Covid-19 dengan gejala sedang, pemberian vitamin akan dilakukan melalui intravena, sebab pasien umumnya sudah memiliki pneumonia – dan mendapatkan perawatan di rumah sakit. Dan, untuk pasien gejala berat atau kritis, pemberian vitamin juga melalui intravena sesuai dengan anjuran petugas medis.

Berkaitan dengan pilihan Vitamin C, sejumlah pilihan tersebut ada dalam Enervon-C Effervescent yang memiliki kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg

Lalu, kriteria multivitamin tersebut juga dapat ditemukan dalam Enervon Active – yang memiliki kandungan non acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Komplek (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang juga dapat membantu proses pemulihan pasien Covid-19.

Untuk Si Kecil, orangtua dianjurkan untuk memberikan multivitamin Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Deretan vitamin dalam Enervon-C Plus Sirup tersebut tak hanya dapat menjaga, sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh anak saja, tetapi bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil

 

Itulah informasi mengenai hal yang perlu dilakukan dan mesti dihindari ketika merawat pasien Covid-19 di rumah. Jika kamu sedang menjalani masa karantina – yuk, tetap semangat, jangan putus asa dan yakinlah kondisi ini bisa terlewati!

 

 

Featured Image - goodlife.id

Source - orami.co.id