Gejala Covid-19 Ringan dan Berat, Kapan Harus Kunjungi Rumah Sakit?
Seperti diketahui, melakukan isolasi mandiri di rumah. Tapi, dengan catatan, pasien tersebut tidak mengalami kondisi perburukan, sebab jika kondisi semakin parah, maka sebaiknya memerlukan penanganan dari petugas kesehatan.
Memang, beberapa waktu terakhir, kasus positif virus corona di Indonesia mengalami lonjakan – penyebab utamanya, yaitu adanya berbagai macam varian virus yang telah terdeteksi, seperti varian Alpha, varian Beta, dan varian Delta. Meski demikian, saat ini lonjakan kasus pun sudah mulai mereda, dan diharapkan kondisi bisa segera dikendalikan.
Jika ada keluarga – maupun kerabat yang terinfeksi virus corona, penting sekali untuk terus memerhatikan gejala yang dialami. Lantas, apa saja sih gejala ringan, sedang, hingga berat? Dan, kapan pasien harus segera dibawa ke rumah sakit?
Berikut ini ulasan lengkapnya.
Gejala Ringan Covid-19 – yang Tak Memerlukan Bantuan Oksigen
Credit Image - alodokter.com
Dilansir dari Pop Mama, berdasarkan informasi dari WHO – ada beberapa gejala yang termasuk dalam gejala ringan, serta tidak memerlukan bantuan oksigen, yaitu:
- Demam
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat
- Merasa tidak enak badan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Mual dan muntah
- Diare
- Anosmia
Untuk pasien yang mengalami gejala ringan, maka disarankan untuk menjalani isolasi mandiri selama minimal 10 hari sejak muncul gejala – atau mendapat hasil tes PCR maupun Antigen positif. Dalam kondisi ini, pasien juga disarankan untuk mengonsumsi suplemen peningkat daya tahan tubuh, seperti Vitamin C dan Vitamin D.
Bagaimana Dengan Gejala Sedang?
Masih dikutip dari informasi yang diberikan oleh WHO, untuk pasien Covid-19 yang tergolong dalam gejala sedang – termasuk merasa sesak napas, memiliki sejumlah ciri-ciri, seperti:
- Demam
- Batuk
- Sesak napas atau napas terasa kurang nyaman
- Tidak napsu makan
- Merasa letih dan lemas
Biasanya, pasien yang mengalami gejala sedang, sudah mengalami gejala yang lebih ringan sebelumnya, kemudian merasa sesak napas – atau kondisi lebih buruk di kemudian hari. Meski demikian, biasanya kadar saturasi oksigen masih berada di angka normal, yaitu di atas 94 persen.
Untuk pasien gejala sedang masih dapat menjalani isolasi mandiri. Sebab, masih cukup penuhnya fasilitas kesehatan – maka opsi di rumah lebih baik, dibanding harus berdesakan di rumah sakit. Umumnya, pasien ini akan diberikan obat-obatan dari dokter, serta dianjurkan untuk mengonsumsi vitamin peningkat imunitas.
Kategori Pasien Gejala Berat, Sudah Perlu Bantuan Oksigen
Credit Image - viva.co.id
Dan, ada pula kategori pasien Covid-19 berat yang memiliki sejumlah gejala, seperti:
- Napas sangat sesak, hingga kesulitan bernapas
- Nyeri atau sensasi tidak nyaman di bagian dada
- Kuku, bibir, dan kulit tampak kebiruan dan pucat
- Membutuhkan bantuan oksigen
- Penurunan kesadaran atau sering mengantuk
- Kebingungan, sulit berkonsentrasi
- Lemas
- Sulit makan dan minum
Pada kategori ini, biasanya saturasi oksigen sudah di abwah 90 sampai 94 persen. Dalam kondisi tersebut, pasien harus segera ditangani secara medis, karena dapat berbahaya – hingga memiliki komorbid.
Selain itu, ditahap yang lebih parah – ada juga pasien dalam kategori kritis yang mengalami gejala seperti koma, kejang, tidak bisa bernapas sama sekali, sangat lemas, atau mengalami penurunan tekanan darah secara drastis.
Pasien dalam kategori kritis berisiko tinggi mengalami komplikasi, seperti gagal napas – atau henti jantung. Jika kondisi ini tidak ditangani secara serius, maka bisa menyebabkan kematian.
Perketat Lagi Upaya Pencegahan Untuk Maksimalkan Perlindungan!
Di masa pandemi Covid-19, kesehatan merupakan hal paling berharga. Untuk itu, istilah lebih baik mencegah daripada mengobati – sangat benar adanya. Masyarakat diminta agar terus menerapkan upaya pencegahan, dengan menerapkan protokol kesehatan.
Pastikan sudah memakai masker ketika bepergian, menerapkan jaga jarak, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta tidak bepergian – kecuali ada urusan yang mendesak. Sejumlah langkah pencegahan tersebut pun masih harus diterapkan, meskipun nanti sudah memperoleh vaksinasi Covid-19.
Selain itu, Optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.
Dan, yang tak boleh dilupakan – lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C yang memiliki kandungan vitamin lengkap. Multivitamin yang satu ini dianjurkan dikonsumsi dua kali sehari.
Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra.
Atau, bisa juga minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.
Itulah beberapa gejala yang perlu diperhatikan selama pasien menjalani isolasi mandiri. Jika pasien mengalami perburukan kondisi – segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan tepat dari pihak medis.
Featured Image - emedihealth.com
Source - popmama.com