15 Gejala Badai Sitokin pada Pasien Covid-19, Wajib Diperhatikan!
Virus corona Covid-19 yang masih terus mewabah memang dapat menyebabkan berbagai dampak buruk. Tak hanya mengenai sindrom badai sitokin yang mungkin dapat dialami oleh pasien Covid-19. Dalam kondisi ini, sistem imun justru melawan berbagai jaringan sel sehat di dalam tubuh – kemudian, akhirnya terjadi peradangan.
Dilansir dari Very Well Health, badai sitokin bukanlah sebuah penyakit, melainkan kondisi medis serius yang bisa terjadi karena sejumlah penyebab tertentu. Badai sitokin pun kerap menjadi bagian dari alasan beberapa pasien Covid-19 mengalami kondisi yang serius.
Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, ada 15 gejala badai sitokin yang perlu diketahui. Apa saja gejala tersebut?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Badai Sitokin?
Credit Image - halodoc.com
Badai sitokin – atau disebut juga sebagai cytokine storm merupakan kondisi yang menyebabkan tubuh melepas terlalu banyak sitokin ke dalam darah dalam jangka waktu yang cepat. Kondisi ini dapat membuat sel imun justru menyerang jaringan, serta sel tubuh yang sehat, dan akhirnya membuat tubuh mengalami peradangan.
Tak jarang peradangan tersebut membuat organ-organ di dalam tubuh menjadi rusak atau gagal berfungsi. Hal inilah yang membuat badai sitokin perlu diwaspadai, karena bisa sampai menyebabkan kematian.
Pada pasien Covid-19, badai sitokin paling sering menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah. Nantinya, alveoli – atau kantung udara kecil di paru-paru akan dipenuhi oleh cairan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen. Inilah sebabnya pasien Covid-19 seringkali mengalami sesak napas.
Perlu diketahui bahwa sistem kekebalan mengandung banyak komponan berbeda yang dapat membantu tubuh melawan infeksi. Ini mencakup berbagai jenis sel yang berkomunikasi satu sama lain melalui molekul sinyal – atau dikenal sebagai sitokin.
Terdapat berbagai jenis sitokin dengan fungsinya masing-masing. Beberapa ada yang membantu merekrut sel-sel kekebalan lainnya, sementara ada juga yang membantu produksi antibodi – atau memberikan sinyal rasa sakit. Selain itu, ada juga yang bertugas untuk membuat pembekuan darah lebih mudah, serta membantu meredam respons peradangan tubuh.
Dalam keadaan normal, sitokin akan membantu mengoordinasikan respons sistem kekebalan untuk menangani virus maupun bakteri. Namun, terkadang respons peradangan tubuh bisa lepas kendali, sehingga menyebabkan lebih banyak dampak buruknya.
Bahkan, terkadang tubuh memproduksi terlalu banyak sitokin inflamasi, serta tidak cukup sitokin untuk mengurangi peradangan. Akhirnya, sitokin inflamasi mulai menyerang di luar kendali. Pada pasien Covid-19, peningkatan beberapa sitokin inflamasi terlibat dalam pengembangan sindrom gangguan pernapasan akut – yang disebut sebagai penyebab utama kematian pada pasien.
Apa Saja Gejala Badai Sitokin?
Credit Image - lifestyle.kompas.com
Badai sitokin dapat menyebabkan berbagai gejala yang berbeda. Terkadang, ada yang merasakan gejala ringan saja, seperti flu. Namun, ada pula yang bisa merasakan gejala berat, bahkan sampai mengancam jiwa.
Tapi, setidaknya ada 15 jenis gejala badai sitokin yang perlu diwaspadai, yaitu:
- Demam dan kedinginan
- Kelelahan
- Pembengkakan ekstremitas
- Mual dan muntah
- Sakit otot dan sendi
- Sakit kepala
- Ruam
- Batuk
- Sesak napas
- Napas cepat
- Kejang
- Gemetaran
- Kesulitan mengoordinasi gerakan
- Kebingungan dan halusinasi
- Merasa lesu dan memberikan respons yang buruk
Selain itu, tekanan darah yang rendah, serta peningkatan pembekuan darah juga dapat menjadi tanda dari sindrom badai sitokin yang cukup parah. Dalam hal ini, jantung mungkin tidak bisa memompa darah secara maksimal. Akibatnya, badai sitokin dapat memengaruhi beberapa organ, sehingga berpotensi menyebabkan kegagalan organ vital.
Ketika Pasien Alami Badai Sitokin, Apa yang Dapat Dilakukan?
Credit Image - semarang.ayoindonesia.com
Ketika pasien Covid-19 mengalami badai sitokin, maka ia memerlukan perawatan di unit perawatan intensif – atau ICU. Ada pun beberapa langkah yang biasanya akan dilakukan oleh para nakes, yaitu:
- Pemantauan tanda-tanda vital, meliputi tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu tubuh. Pemantauan akan dilakukan secara intensif.
- Pemasangan mesin ventilator.
- Pemberian cairan melalui infus.
- Pemantauan kadar elektrolit.
- Melakukan tindakan cuci darah.
- Pemberian obat untuk menghambat aktivitas sitokin.
Meski demikian, sampai saat ini masih diperlukan berbagai penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penanganan yang tepat terhadap pasien Covid-19 yang mengalami kondisi badai sitokin.
Yuk, Terus Lakukan Pencegahan Infeksi Covid-19!
Credit Image - robbreport.com
Cara terbaik untuk menghindari badai sitokin, yaitu dengan menerapkan langkah pencegahan paparan virus corona. Diimbau untuk terus kembali penerapan protokol kesehatan, yang masih harus dijalani usai mendapatkan vaksinasi sekalipun. Perlu diketahui, sudah vaksin juga tetap memiliki risiko untuk terinfeksi virus.
Jadi, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan usahakan tidak bepergian – kecuali untuk urusan yang mendesak.
Selain itu, masyarakat juga dianjurkan untuk terus menjaga kesehatan tubuh, sehingga kekebalan semakin kuat. Memang, imunitas merupakan perlindungan utama bagi tubuh yang dapat membantu meminimalisir risiko infeksi virus.
Tak hanya menerapkan kebiasaan sehat, seperti rutin mengonsumsi suplemen vitamin C.
Di masa pandemi, mendapat asupan vitamin C memang penting, apalagi kalau bukan untuk memaksimalkan imunitas tubuh. Ini bisa diperoleh dengan mengonsumsi suplemen yang punya kandungan lengkap, seperti Enervon-C dan Enervon Active.
Enervon-C memiliki kandungan Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – kombinasi sejumlah vitamin tersebut dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Multivitamin Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra – serta memberi sensasi rasa segar sepanjang hari.
Bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, tak perlu khawatir, sebab kamu direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tak mudah lelah – dan pastinya menjaga imunitas tubuh tetap optimal.
Kandungan Vitamin B Kompleks dalam Enervon Active pun dapat membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini akan membuatmu semakin produktif – tanpa perlu takut gampang merasa kehilangan stamina.
Untuk mendapatkan produk multivitamin Enervon, segera kunjungi official store Enervon di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, dapatkan di drug store dan apotek terdekat di daerahmu.
Jadi, itulah ulasan mengenai 15 gejala badai sitokin yang bisa dialami pasien Covid-19. Yuk, tetap waspada akan penularan virus, ya!
Featured Image - lifepack.id
Source - kompas.com