5 Fakta Soal Vaksin Janssen, Cuma Sekali Suntik!
Kabar baik soal vaksin kembali muncul, belum lama ini, ada satu lagi jenis vaksin yang tiba di Indonesia, yaitu vaksin Johnson & Johnson – atau disebut juga sebagai vaksin Janssen. Vaksin dari pemerintah Belanda tersebut pun sudah tiba dalam bentuk jadi, sehingga sudah siap digunakan, terutama bagi warga usia 18 tahun ke atas.
Vaksin Janssen pun sudah mendapatkan izin penggunaan darurat yang dikeluarkan oleh BPOM. Dengan adanya vaksin tersebut, berarti sudah tersedia sembilan jenis vaksin Covid-19 di Indonesia, mulai dari Pfizer, Sputnik V, Convidecia, dan Janssen.
Berbeda dengan jenis vaksin lainnya yang diberikan dalam dua dosis, vaksin Janssen justru hanya membutuhkan satu dosis saja. Namun, bagaimana dengan efikasinya? KIPI yang bisa ditimbulkan? Dan apa saja hal penting lain yang perlu diketahui mengenai vaksin Janssen?
Berikut ini 5 fakta soal vaksin Janssen yang perlu diketahui.
#1 – 500 Ribu Dosis Sudah Tiba di Indonesia
Credit Image - infopublik.id
Di pertengahan September silam, Indonesia sudah menerima kedatangan pertama dari vaksin Janssen sebanyak 500 ribu dosis. Vaksin tersebut pun tiba dalam bentuk sudah jadi. Kedatangan tersebut bersamaan dengan 2 juta vaksin Sinovac yang juga akan digunakan dalam program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Tak perlu khawatir, vaksin Janssen sudah mendapatkan izin penggunaan darurat. Dikatakan bahwa vaksin tersebut telah memiliki izin penggunaan dari BPOM – atau disebut juga sebagai emergency use of authorization di tanggal 7 September lalu.
#2 – Digunakan Untuk 18 Tahun ke Atas, Hanya Satu Dosis Saja
Uniknya, vaksin Janssen hanya akan diberikan dalam satu suntikan saja. Dikutip dari Kompas, kepala BPOM, Penny K Lukito menjelaskan bahwa vaksin Janssen dapat digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas – dengan cara pemberikan sekali suntikan. Dosis tunggal sebanyak 0,5 ml tersebut pun akan diberikan secara intramuscular.
Vaksin Janssen merupakan vaksin pertama yang hanya membutuhkan satu suntikan saja – kemudian, disusul dengan kemunculan vaksin satu dosis lainnya, seperti Cansino. Diketahui, mayoritas vaksin memerlukan dua kali suntikan.
#3 – Suhu Penyimpanan
Credit Image - mediaindonesia.com
Vaksin Janssen yang diproduksi oleh Johnson & Johnson memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu khusus, yakni 2 sampai 8 derajat celcius. Sementara itu, menurut pihak BPOM, vaksin Janssen tetap bisa disimpan di suhu hingga minus 20 derajat celcius.
Dilansir dari New York Times, vaksin tersebut bisa disimpan selama tiga bulan dalam suhu lemari es. Kondisi tersebut membuat vaksin Janssen cocok digunakan di negara – dan lokasi yang mungkin tidak memiliki akses penyimpanan di freezer, maupun penyimpanan ultra-dingin yang dibutuhkan oleh beberapa vaksin lainnya.
#4 – Bagaimana Dengan Efikasi Vaksin Janssen?
Untuk efikasi dari vaksin Janssen, berdasarkan data dari interim studi klinik fase ketiga pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi vaksin Janssen untuk mencegah keseluruhan gejala Covid-19, yaitu sebesar 67,2 persen. Kemudian, efikasi untuk mencegah gejala sedang sampai berat, mencapai 66,1 persen.
Selain itu, BPOM pun sudah melakukan penilaian mengenai mutu vaksin yang mengacu dari pedoman mutu vaksin yang berlaku secara internasional – dan hasil evaluasi terhadap aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik terhadap sarana produksi di negara asalnya.
Hasilnya, vaksin Janssen sudah memenuhi standar persyaratan mutu.
#5 – KIPI yang Mungkin Ditimbulkan
Credit Image - halodoc.com
Sama seperti jenis vaksin lainnya, vaksin Janssen juga dapat menimbulkan efek samping. Namun tak perlu khawatir, karena biasanya efek vaksin hanya bersifat ringan saja. Seperti, nyeri, kemerahan, dan pembengkakan di area suntikan – yang seringkali dialami usai vaksinasi.
Selain itu, ada pula Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sistemik yang umum terjadi, mulai dari sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah, demam, dan terkadang diare. Meski demikian, masyarakat tak perlu khawatir, sebab KIPI merupakan hal wajar dialami setelah suntik vaksin.
Mendapatkan dosis vaksinasi memang penting untuk membantu proses pembentukan antibodi agar perlindungan terhadap Covid-19 semakin maksimal, ya. Namun, jangan sampai lengah, sehabis vaksin kamu juga mesti tetap mematuhi prokes – dan pastinya menjaga sistem imun tubuh, termasuk memenuhi asupan vitamin dengan mengonsumsi suplemen.
Untuk jenis suplemen, kamu dianjurkan memilih dengan kandungan vitamin bersifat imunomodulator, yaitu dapat membantu meningkatkan, sekaligus menjaga kekebalan tubuh. Lantas, apa suplemen yang sebaiknya dikonsumsi?
Direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra bagi tubuh, terutama bagi yang masih harus melakukan aktivitas di luar rumah.
Bagi yang punya masalah lambung sensitif, direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc untuk menjaga sistem kekebalan, sekaligus mempertahankan stamina tubuh biar tidak mudah lelah.
Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama.
Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.
Itulah kelima fakta soal vaksin Janssen yang sudah tiba di Indonesia – dan siap diberikan kepada masyarakat. Untuk yang sudah mendapat vaksinasi, pastikan tetap menjalani prokes, serta pertahankan imunitas tubuh agar tetap terlindungi dari paparan virus!
Featured Image - economictimes.indiatimes.com
Source - kompas.com