6 Pandemi yang Juga Pernah Menyerang Dunia, Tak Hanya Covid-19 Saja
Memasuki tahun kedua Covid-19, berbagai program vaksinasi virus corona. Dengan berbagai cara tersebut, diharapkan pandemi dapat segera diatasi – dan, bisa berakhir.
Meski masih terasa baru, namun nyatanya pandemi merupakan kondisi yang kerap kali terjadi dalam sejarah dunia. Berbagai penyakit yang dianggap sebagai penyakit biasa pernah menjadi pandemi yang memakan banyak korban di seluruh dunia – dan berlangsung selama bertahun-tahun.
Tidak hanya virus corona saja, tapi setidaknya ada 6 penyakit lainnya yang pernah menjadi penyebab pandemi. Apa saja penyakit tersebut?
Berikut ini ulasannya.
#1 – Black Death
Featured Image - wbur.org
Disebut juga sebagai wabah pes kedua, bubonic plague merupakan pandemi yang juga pernah melanda berbagai negara di dunia. Dilansir dari Reader's Digest, bakteri penyebab penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan berakhir di kelenjar getah bening – alias bubo.
Penyakit yang satu ini ditandai dengan gejala, seperti demam disertai menggigil, badan terasa lemas, kejang, nyeri otot, sakit kepala, muntah, dan munculnya bengkak sebesar telur ayam pada pangkal paha, selangkangan, leher, atau ketiak.
Sementara itu, dikutip dari Cleveland Clinic, wabah yang terjadi pada abad ke-14 ini disebut Black Death. Diberi nama demikian, karena sejumlah bagian tubuh penderita menjadi hitam akibat kondisi yang disebut gangren.
Penyakit ini menyebar dari Asia Tengah hingga Eropa. Menurut laporan dari MPH Online, korban meninggal akibat bubonic plague diperkirakan mencapai 200 juta jiwa dari seluruh dunia. Pandemi inilah yang akhirnya memperkenalkan dunia dengan istilah karantina.
#2 – Pandemi Pes Ketiga
Berikutnya ada pula pandemi pes ketiga yang menjangkiti dunia tahun 1894 – seperti dilansir dari JMVH. Wabah pertama kali muncul di provinsi Yunan, China, tahun 1855. Penyakit ini lalu menyebar ke Kanton, Hongkong, India, Australia, Tanzania, Zimbabwe dan Madagaskar. Secara umum, wabah ini menyebar di Afrika, Asia dan Amerika Selatan.
Mengutip National Center for Biotechnology Information dan Institut Pasteur, pada tahun 1894, seorang ahli bakteriologi Prancis kelahiran Swiss, Alexandre Yersin berhasil mengisolasi bakteri Yersinia pestis dan menemukan cara penularannya. Penemuan tersebut akhirnya membuka jalan metode pengobatan modern, termasuk insektisida, penggunaan antibiotik, dan vaksin.
#3 – Cacar
Featured Image - edition.cnn.com
Dilansir History, awalnya penyakit cacar hanyalah endemik Old World yang ditemukan di Eropa, Asia, dan Arab dengan tingkat kematian sekitar 3 dari 10 penderita. Ketika memasuki New World, cacar yang disebabkan virus Variola ini menyebar hingga ke Amerika dan Meksiko. Akhirnya, penyakit ini diperkirakan merenggut sekitar 300 juta jiwa di abad ke-20, menurut informasi yang dikutip dari Science Daily.
Cacar menjadi wabah pertama akibat virus, yang berakhir karena penemuan vaksin. Menurut keterangan CDC, pada akhir abad ke-18 seorang dokter asal Inggris, Edward Jenner, menemukan seorang pemerah susu yang terinfeksi virus cacar sapi. Virus cacar sapi lebih lemah dari virus cacar biasa, tetapi si pemerah sapi terlihat memiliki kekebalan terhadap cacar biasa.
Melihat hal ini, Edward melakukan percobaan terhadap anak tukang kebunnya yang berusia 8 tahun dengan menyuntikkan virus cacar sapi kepadanya. Ia lalu mengekspos si anak ke virus cacar biasa. Ternyata, tidak ada efek buruk apa pun.
#4 – Flu Spanyol
Pandemi yang dimulai tahun 1918 ini merupakan salah satu dari tiga wabah flu terbesar. Penyakit yang disebabkan oleh virus H1N1 umumnya memang menyerang unggas, meski demikian akhirnya menyerang manusia.
Meskipun disebut dengan flu Spanyol, tetapi pandemi tidak berasal dari negara tersebut. Berdasarkan berita yang beredar di waktu tersebut, menyatakan bahwa Spanyol mengalami musibah flu yang berat, hingga akhirnya dinamakan sebagai flu Spanyol.
Dilansir Live Science dan Sino Biological, penderita merasakan gejala layaknya flu biasa seperti sakit tenggorokan, demam dan sakit kepala. Akan tetapi, pada gelombang kedua, gejala yang terjadi lebih serius sampai menyebabkan pneumonia, yaitu paru-paru penderita dipenuhi cairan sebelum akhirnya meninggal.
Yang paling mencolok dari wabah ini adalah komplikasi yang terbilang parah, pasien biasanya mengalami pendarahan selaput lendir, terutama pada hidung, lambung, dan usus. Dalam beberapa kasus, terdapat juga pendarahan di telinga dan kulit. Pandemi ini menginfeksi kurang lebih 500 juta orang di seluruh dunia dan merenggut nyawa 20-50 juta jiwa. Selama pandemi flu Spanyol berlangsung, masyarakat diwajibkan menggunakan masker, seperti yang terjadi selama pandemi Covid-19.
#5 – Flu Asia
Featured Image - nasional.kompas.com
Wabah flu yang satu ini bermula di China – dan disebabkan oleh virus H2N2, yaitu dari influenza tipe 2. Flu Asia diketahui berlangsung antara tahun 1965 sampai 1958, dan menyebar dengan cepat hanya dalam hitungan bulan saja.
Flu Asia pertama kali terdeteksi di Singapura pada Februari 1957, Hongkong pada bulan April 1957 dan di Amerika pada bulan Juni 1957. Setelahnya, penyakit yang sama pun muncul di Kanada dan Inggris.
Gejala yang dialami penderita sama seperti gejala flu biasa, seperti demam tinggi, menggigil, tubuh terasa lemah, dan kehilangan nafsu makan. Secara umum, orang lanjut usia akan mengalami gejala yang lebih parah – dan cenderung mengalami risiko kematian.
Selama pandemi ini berlangsung, WHO memperkirakan total di seluruh dunia ada 2 juta korban meninggal. Virus H2N2 dipercaya telah lenyap di alam liar pada tahun 1958. Dilansir Museum of American Finance, pandemik diakhiri dengan penemuan vaksin oleh ilmuwan Amerika, Maurice Hilleman.
#6 – Kolera
Dan ada pula kolera yang telah beberapa kali mewabah, serta menjadi pandemi di seluruh dunia. History, penyakit ini disebabkan bakteri Vibrio cholerae. Hanya ada dua serovar bakteri kolera yang jadi penyebab pandemi, yaitu tipe O1 dan O139. Penyebab utama dari penyakit ini adalah konsumsi makanan – atau air yang terkontaminasi bakteri.
Berawal dari delta Sungai Gangga lalu ke Jessore pada tahun 1817, wabah ini dengan cepat menyebar ke seluruh India, Myanmar, dan Sri Lanka. Pada tahun 1820, kolera mulai menyebar ke Thailand dan Indonesia. Bahkan tercatat untuk pulau Jawa saja, ada sekitar 100 ribu korban meninggal akibat kolera.
Pasukan Inggris yang kerap melakukan perjalanan secara tidak langsung menyebarkan kolera hingga ke teluk Persia, Eropa, dan bahkan Rusia. Pandemik kolera pertama diperkirakan berakhir sekitar tahun 1823--1824.
Kemudian, kolera kedua terjadi sekitar tahun 1829. Semuanya juga bermula dari India, menyebar melalui pasukan Inggris yang berlayar ke Asia Timur, Asia Tengah dan Timur Tengah, lalu menyebar ke Eropa. Setelahnya, penyakit juga menyebar ke Amerika, Meksiko, dan Kuba sebelum mereda pada tahun 1851.
Untuk ketiga kalinya kolera menjadi pandemi, yaitu sekitar 1852 sampai 1859. Ini merupakan wabah yang paling mematikan dalam sejarah. Kolera menghancurkan Asia, Eropa, Amerika Utara dan Afrika, dengan korban meninggal di Inggris saja mencapai 23 ribu jiwa. Penyakit ini menyebar dan menjadi sangat mematikan di Inggris karena pompa air minum yang terkontaminasi bakteri kolera.
Terakhir, pandemi keempat berlangsung di tahun 1863-1875, serta kelima di tahun 1881 sampai 1896. Dampaknya pun luar biasa, korban yang ditimbulkan karena penyakit ini mencapai ratusan ribu jiwa. Pada akhirnya, kolera dapat mereda berkat meningkatnya kebersihan sanitasi dan air minum.
Itulah keenam pandemi yang juga pernah melanda dunia, selain Covid-19. Selama pandemi, pastikan kamu terus menjaga kesehatan diri – dan tetap mempertahankan kesehatan agar tak mudah terserang berbagai macam penyakit.
Featured Image - mainmain.id
Source - idntimes.com