Penyintas Covid-19 Tetap Wajib Divaksinasi, Mengapa Demikian?
Mendapatkan menjalani protokol kesehatan – mengingat masih tingginya risiko infeksi, serta angka vaksinasi di Indonesia pun tergolong masih rendah.
Bukan hanya berlaku bagi yang belum pernah terinfeksi virus corona Covid-19 saja, namun vaksin juga dianjurkan buat para penyintas. WHO menyarankan agar individu yang pernah terjangkit virus tersebut tetap harus mendapat vaksinasi.
Pasalnya, tingkat antibodi orang yang telah terinfeksi dapat berbeda-beda. Dengan mendapat suntikan vaksin, maka hal tersebut dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap pernyakit tersebut.
Mencegah Risiko Re-Infeksi
Credit Image - klikdokter.com
Dikutip dari Kompas, penyintas Covid-19 masih diharuskan mendapat vaksinasi, karena untuk mengurangi risiko terinfeksi kembali. Dijelaskan bahwa pada tubuh penyintas, antibodi memang akan terbentuk secara alami, namun tidak dapat bertahan lebih lama – dan akan mulai menurun sekitar 3 bulan setelah dinyatakan sembuh.
Untuk mencegah terinfeksi kembali, inilah alasan mengapa penyintas masih harus mendapatkan vaksin Covid-19. Bahkan, paling lama, antibodi dapat bertahan selama 12 bulan – tetapi, dalam kurun waktu tersebut kekuatannya pun ikut menurun.
Antibodi Sebelum VS Sesudah Vaksin
Hingga kini, masih banyak yang mempertanyakan soal perbedaan kondisi antibodi sebelum – dengan sesudah mendapat suntikan vaksin Covid-19. Ketika seseorang mendapat vaksin, maka peneliti dapat memastikan jenis kekebalan yang akan diperoleh. Akan tetapi, untuk memeriksa kekebalan akibat infeksi alami, hingga kini hal tersebut masih belum bisa dipastikan – demikian yang dituturkan oleh WHO.
Lebih lanjut, WHO tidak menyarankan agar orang-orang melakukan tes antibodi guna memastikan kekebalan tersebut. Diketahui, belakangan waktu terakhir, tes antibodi memang marak dilakukan untuk memeriksa kekebalan yang dimiliki.
Jenis kekebalan yang berkembang setelah infeksi alami bisa bervariasi, sehingga sulit diprediksi. Tetapi, vaksin sudah distandarisasi dalam hal dosis antigen yang diberikan – dan didasari oleh banyak uji jlinis yang telah dilakukan.
Intinya, jenis vaksin yang tersedia sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari WHO – dan dapat mencegah angka rawat inap, serta tingkat keparahan infeksi. Untuk itu, segera dapatkan vaksinasi, dan hindari memilih-milih, kecuali punya kondisi medis tertentu.
Sekarang, Penyintas Boleh Vaksin Lebih Cepat
Credit Image - lifepack.id
Sebelumnya penyintas Covid-19 boleh mendapatkan vaksinasi tiga bulan setelah sembuh, atau dinyatakan negatif. Kabar baiknya, kini penyintas sudah dapat memperoleh suntikan vaksin hanya dalam waktu satu bulan setelah dinyatakan sembuh – sekaligus memiliki hasil tes PCR negatif.
Perlu diketahui, aturan tersebut sudah tertuang dalam Surat Edaran Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nomor HK.02.01/I/2524/2021 tentang Vaksinasi covid-19 Bagi Penyintas.
Namun, masih ada ketentuan yang perlu dipenuhi, ketika penyintas ingin divaksinasi lebih cepat. Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) melalui surat nomor 98/ITAGI/Adm/IX/2021 pada 20 September 2021 juga telah memberi rekomendasi baru mengenai pemberian vaksin bagi penyintas. Dalam surat tersebut, dikatakan bahwa hanya penyintas dengan gejala ringan – dan juga sedang saja yang dapat memperoleh vaksin dalam waktu sebulan setelah sembuh dan dinyatakan negatif.
Sementara untuk penyintas dengan derajat keparahan penyakit yang tergolong berat, vaksinasi diberikan dengan jarak waktu minimal tiga bulan setelah dinyatakan sembuh. Adapun jenis vaksin yang diberikan kepada penyintas disesuaikan dengan logistik vaksin yang tersedia.
Setelah Vaksinasi, Tetap Patuhi Prokes
Perlu diketahui bahwa pada dasarnya vaksin bekerja dengan mengenali sebagian dari virus – yang kemudian dapat diidentifikasi oleh sistem kekebalan tubuh. Harapannya, imunitas dapat dengan cepat mengenali serta melawan, ketika virus aslinya datang menyerang tubuh.
Namun, tidak ada vaksin yang dapat bekerja 100 persen efektif. Dalam hal ini, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Untuk itu, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.
Kondisi tersebut pun dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Sebagian besar alasannya berkaitan dengan seberapa besar paparan seseorang terhadap patogen. Mungkin saja ada yang sudah terpapar, tapi hanya dosis kecil patogen saja.
Dalam proses imunitas mengenai virus penyebab penyakit, tubuh bisa saja membutuhkan paparan dosis yang lebih banyak dan konstan. Meski akhirnya vaksin bukanlah kunci utama tubuh terhindar dari Covid-19 – namun, dengan mendapat vaksinasi tetap bisa mengurangi kemungkinan tingkat keparahan penyakit. Jadi, bisa tetap terinfeksi, namun dengan gejala yang ringan.
Itulah alasan mengapa setelah mendapatkan vaksin, prokes masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksinasi tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko terinfeksi dapat semakin diminimalisir – dan, jika pun terkena penyakit maka gejala yang dirasakan tidak berat, atau bahkan tidak berisiko mengalami kematian.
Jadi, tetap jalani protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.
Perkuat Kembali Kekebalan Tubuh!
Credit Image - alodokter.com
Selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Intinya, masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.
Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan, meskipun sudah mendapatkan vaksinasi. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator. Ini merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.
Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.
Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.
Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.
Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.
Jadi, penyintas Covid-19 masih wajib mendapat vaksin agar menghindari infeksi ulang, sekaligus membantu memperkuat antibodi. Tapi setelah vaksin, pastikan tetap menjalani prokes, ya!
Featured Image – calmatters.org
Source – kompas.com