Berkaitan dengan vaksin Covid-19, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang kerap bertanya-tanya mengenai vaksin tersebut. Mulai dari hal yang berkaitan dengan manfaat, komorbid.

Dalam hal tersebut, setidaknya ada 5 pertanyaan yang kerap dilontarkan mengenai vaksin Covid-19. Namun yang pasti, vaksin yang telah tersedia sudah diuji keamanannya, serta sudah memperoleh izin penggunaan darurat. Dengan demikian, sejumlah jenis vaksin sudah pasti aman untuk digunakan.

Lalu, apa saja pertanyaan berkaitan dengan vaksin tersebut? Berikut ini 5 pertanyaan – sekaligus dengan jawabannya.

Pastikan kamu menyimak informasinya sampai habis!

 

 

#1 – Apakah Ibu Menyusui yang Divaksin Bisa Memberi Antibodi Pada Anak?

Credit Image - alodokter.com

Mengutip laman Covid19.go.id, vaksinasi Covid-19 bagi ibu menyusui sudah dinyatakan aman melalui Surat Edaran Kemenkes RI tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 No. HK.02.02/11/368/2021.
Secara biologis dan klinis, menyusui tidak menimbulkan risiko bagi bayi dan anak yang menyusu, serta bayi dan anak yang menerima ASI perah. Justru, antibodi yang dimiliki ibu setelah vaksinasi dapat memproteksi bayi melalui ASI.

Sebuah studi penelitian di American Journal of Obstetrics and Gyencology menyimpulkan bahwa bahwa vaksinasi corona Pfizer pun pada ibu hamil berhasil memberikan antibodi virus corona pada bayi baru lahir.

Hasil studi tersebut dilakukan oleh para peneliti gabungan dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, Rumah Sakit Brigham dan Wanita dan Institut Ragon MGH, MIT dan Harvard. Mereka mengamati 131 wanita yang menerima vaksin Pfizer dan Moderna. Selain itu, tim juga menemukan bahwa wanita yang baru melahirkan dapat memberikan antibodinya kepada bayi – hal ini diukur dari ASI dan plasenta.

Selan itu, studi yang dilakukan peneliti dari New York University juga menemukan bayi yang lahir dari ibu yang menerima vaksin Pfizer atau Moderna memiliki tingkat antibodi yang tinggi. Hasil diperoleh setelah peneliti mengukur tingkat antibodi pada 36 bayi yang baru lahir dari ibu yang sudah mendapatkan vaksin berjenis mRNA. Peneliti menemukan semua bayi yang baru lahir memiliki tingkat antibodi yang tinggi.
 

#2 – Berapa Kadar Antibodi Untuk Menyatakan Seseorang Telah Terlindungi?

Mengenai hal ini, seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog, Dirga Sakti Rambe menyebut hingga saat ini belum ada angka pasti yang menjadi penentu seberapa tinggi hasil tes yang bisa menyatakan bahwa imun atau antibodi tubuh telah mampu melawan Covid-19.

Saat dilakukan pemeriksaan antibodi, memang akan muncul angka yang memperlihatkan seberapa kuat antibodi di dalam tubuh. Namun, tak ada penelitian yang menunjukkan angka pasti yang terbaik untuk melawan vaksin ini.

Hal tersebut juga disetujui oleh ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo juga menyatakan antibodi tidak langsung muncul ketika seseorang menerima vaksin. Dikatakan bahwa antibodi pada umumnya muncul paling cepat dua minggu setelah suntikan. Sementara itu, cepat atau lamanya tubuh menghasilkan antibodi bergantung dari status imunitas seseorang. Jadi, semakin rendah imunitas, maka akan semakin lama pula antibodi terbentuk, dan begitu pula sebaliknya.

 

#3 – Berapa Lama Vaksin Mampu Menangkal Virus?

Credit Image - openaccessgovernment.org

Dalam laman resminya, WHO menyebutkan bahwa hingga kini masih terlalu dini untuk mengetahui durasi perlindungan vaksin Covid-19. Saat ini, penelitian masih terus berlangsung untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Namun, dari dari data yang tersedia, ditunjukkan bahwa sebagian besar orang yang pulih dari virus corona mengembangkan respons kekebalan untuk memberikan setidaknya beberapa periode perlindungan terhadap infeksi ulang. Tetapi, sejauh ini masih belum ada yang bisa menjamin berapa lama antibodi tersebut bertahan.

Sama halnya dengan vaksin Sinovac, antibodi yang dihasilkan oleh vaksin lainnya, misalnya vaksin Pfizer, Moderna, hingga AstraZeneca juga belum dapat diketahui persisnya seberapa lama antibodi dari vaksin dapat bertahan.

 

#4 – Apakah Vaksin Aman Untuk Penderita Stroke Hemoragik?

Pertanyaan yang satu ini pun kerap dipertanyaan, tetapi mengutip laman resmi Stroke.org, vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi orang yang paling rentan. Otoritas Pengatur Obat dan Produk Kesehatan (MHRA) telah menyetujui vaksin coronavirus Pfizer/BioNTech, Oxford/AstraZeneca, dan Moderna, mengikuti tes paling ketat untuk keamanan dan efektivitas.

Namun, pastikan sudah melakukan konsultasi dengan dokter sebelum menerima vaksinasi, khususnya bagi pasien yang masih memiliki beberapa faktor risiko yang tidak terkontrol, seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, autoimun, dan kelainan pembuluh darah otak.

Hingga kini, semua pasien neurologi boleh menerima vaksin Covid-19. Tetapi, ada beberapa kondisi pasien yang tidak diperbolehkan, seperti:

  • Memiliki penyakit penyerta di bidang lain yang masuk kontraindikasi.
  • Anak-anak di bawah 12 tahun.
  •  Pasien sedang menerima terapi imunosupresan.
  • Pasien masih mendapat perawatan kondisi akut.

Dan, untuk pasien yang masih dirawat karena stroke dalam fase akut belum dapat menerima vaksin Covid-19.

 

#5 – Apa Vaksin yang Paling Cocok Untuk Pengidap HIV?

Credit Image - halodoc.com

WHO menyebutkan bahwa meski data yang masih terbatas, informasi yang sudah tersedia menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 yang direkomendasikan bagi pengidap HIV, yaitu AstraZeneca, Johnson & Johnson, Moderna, Pfizer, serta Sinovac, dan Sinopharm.

Produk vaksin yang tersedia saat ini bukanlah vaksin hidup, melainkan termasuk materi genetik dari SARS-CoV-2 yang tidak dapat direplikasi. Oleh karena itu, vaksin ini diperkirakan akan aman pada orang yang kekebalannya terganggu atau dengan HIV.

Selain itu, tidak ada interaksi farmakologis yang dilaporkan antara vaksin dan obat yang harus terus dikonsumsi oleh orang yang hidup dengan HIV setelah vaksinasi untuk menjaga kesehatan pasien dengan melakukan protokol kesehatan.

Memperoleh vaksinasi memang penting demi membantu menghentikan pandemi. Kalau kamu sudah mendapatkannya, pastikan tetap menjalani protokol kesehatan, sampai pandemi terbukti benar-benar bisa terkendali.

Sekali lagi, tidak ada vaksin yang dapat bekerja dengan memberikan kekebalan seutuhnya terhadap suatu penyakit. Selain itu, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Dari hal ini, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.

Untuk itu, setelah vaksinasi, prokes masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksin tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko infeksi dapat semakin diminimalisir. Bahkan, kalau terpapar sekalipun makan gejala yang dirasakan tidak berat, atau tidak berisiko mengalami kematian.

Jadi, pastikan selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan — atau dapat gunakan hand sanitizer setelah menyentuh benda di ruang publik, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator. Ini merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, bisa kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Jadi, itulah kelima hal mengenai vaksin yang masih kerap dipertanyakan oleh masyarakat. Diketahui, memperoleh vaksin merupakan langkah penting untuk membantu mengendalikan pandemi Covid-19.

 


Featured Image – news.gallup.com

Source – cnnindonesia.com