Produktif VS Toxic Productivity, Kamu Alami yang Mana?
Ketika sedang di rumah saja, pernahkah kamu berpikir untuk melakukan suatu kegiatan yang positif, sehingga dapat lebih produktif? Mungkin, tak sedikit orang yang memikirkan hal tersebut. Rasanya, ketika ada waktu kosong, maka kamu akan merasa waktu terbuang sia-sia begitu saja.
Sebagian orang mungkin akan memilih untuk melakukan hal-hal produktif dalam satu hari sekaligus, seperti belajar – atau mengikuti kursus, mengerjakan berbagai tugas, lalu dibarengi dengan meeting kantor yang tiada henti.
Nanti, kalau kamu sudah merasa kelelahan, barulah menyadari bahwa hal tersebut bukan masuk ke dalam kategori produktif yang baik, melainkan masuk ke dalam toxic productivity. Lalu, kira-kira, tingkat produktifmu masuk ke dalam kategori yang mana, nih? Yang pertama – atau justru yang kedua?
Untuk mengetahuinya, yuk simak informasi lengkap mengenai toxic productivity di bawah ini!
Tanda-Tanda Toxic Productivity
Credit Image - kompas.com
Mudahnya, toxic productivity merupakan istilah lain dari workaholic, atau kata-kata yang menggambarkan sebagai pribadi yang terlalu banyak mengerjakan suatu tugas, sehingga mengesampingkan istirahat dan kondisi kesehatan.
Biasanya, toxic productivity itu memunculkan rasa bersalah kalau tidak mengerjakan sesuatu. Ujung-ujungnya, mengalami burnout yang membahayakan kesehatan. Tentu saja, hal ini harus dihindari. Di tahap tersebut, pada akhirnya kamu tidak banyak menghabiskan banyak waktu bersama teman – atau keluarga.
Tak hanya itu, di tahap ini kamu pun sampai tidak punya waktu untuk diri sendiri, karena sudah terlalu sibuk bekerja setiap saatnya. Sudah pasti, kebiasaan tersebut tidak baik untuk kesehatan secara fisik dan mental, kan?
Kalau Mengalaminya, Segera Buat Batasan yang Jelas
Credit Image - blog.pinjammodal.id
Jika kamu mengalami toxic productivity, maka sudah pasti pekerjaan adalah satu-satunya hal yang berputar di dalam pikiran – dan kamu pun sulit untuk memikirkan hal lain yang sama pentingnya. Sebagai solusi, cobalah segera menentukan batasan yang jelas.
Dengan batasan tersebut, kamu pun dapat memperoleh waktu istirahat yang berkualitas, hingga bisa menghabiskan waktu bersama keluarga. Dalam hal ini, cobalah menentukan batasan yang mengubah mindset, misal mulai memikirkan hal-hal lain di luar pekerjaan, seperti:
- Tidak boleh bekerja selama tiga jam tanpa diselingi istirahat
- Harus quality time dengan keluarga di minggu ini
- Harus tidur cukup selama 8 jam setiap hari
Menerapkan ketiga poin tersebut akan membantumu terlepas dari tingkat produktivitas yang buruk.
Terapkan Pula Professional Detachment
Credit Image - alodokter.com
Untuk kamu yang kerapkali harus mengikuti meeting secara terus-menerus selama seharian penuh, perlu diingat bahwa kamu memiliki hal yang lebih penting ketimbang pekerjaan, lho. Dan hal itu merupakan kesehatan baik secara fisik maupun mental.
Pahamilah bahwa menjadi pekerja bukanlah identitasmu satu-satunya di dunia ini. Kamu tidak hanya semata-mata seorang pekerja, tetapi juga orang tua, pasangan, teman, dan lain sebagainya. Saat kamu menerapkan “professional detachment”, kamu memperlakukan pekerjaan sebagai sesuatu yang akan kamu tangani setelah menjalankan tanggung jawab lain di luar itu.
Lakukan Praktik Mindfulness
Credit Image - berkeluarga.id
Kamu pasti sudah tahu metode yang satu ini, kan? Memang, sudah bukan rahasia lagi kalau mindfulness – atau melakukan apapun secara sadar dapat membantumu berhubungan dengan dunia dengan cara yang lebih sehat, ya.
Dengan mindfulness, kamu akan lebih mudah untuk menyadari apa yang dibutuhkan oleh tubuh dan pikiranmu bukanlah sebuah toxic productivity, tapi produktivitas yang sehat. Nah, kamu dapat menerapkan mindfulness dengan meditasi, lho. Tenang, hal ini mudah dan praktis, kamu hanya perlu duduk diam, pejamkan mata, lalu pikiran pun bakal jernih setelahnya.
Meninggalkan produktivitas yang tak sehat merupakan hal yang penting, sehingga kondisi tubuh, baik fisik maupun mental dapat terjaga dengan baik. Namun yang juga perlu kamu terapkan, yaitu mempertahankan energi agar produktivitas tidak terganggu.
Untuk memperoleh energi yang cukup, kamu dianjurkan mengonsumsi multivitamin dengan kandungan vitamin dan mineral lengkap, seperti Enervon Active – suplemen tepat untuk menemani berbagai rutinitas harianmu yang pastinya aman di lambung.
Enervon Active mengandung non-acidic 500 mg Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tidak mudah lelah, sekaligus menjaga daya tahan tubuhmu.
Selain itu, kandungan vitamin B kompleks di dalamnya dapat membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi bisa diubah menjadi sumber energi – yang lebih tahan lama. Manfaat ini bisa membuatmu makin aktif dan produktif sepanjang hari, lho.
Untuk mendapatkan produk multivitamin Enervon Active, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.
Wah, toxic productivity memang sebaiknya segera dihentikan ya, Enervoners. Karena, produktivitas yang baik merupakan tingkat produktif yang dapat memberimu waktu istirahat yang layak, namun tetap dapat membantumu mencapai tujuan dengan cara yang baik.
Featured Image – kompas.com