Paru-Paru Pasien Covid-19 yang Sudah Divaksin VS Belum, Ini Perbedaannya
Virus corona penyebab Covid-19 diketahui dapat menyerang berbagai organ di dalam tubuh, tak terkecuali saluran pernapasan, seperti paru-paru. Virus yang sudah menginfeksi tubuh pun dapat mendapatkan vaksinasi.
Secara umum, orang yang terpapar virus corona tetapi sudah divaksin mengalami gejala yang jauh lebih ringan – dibandingkan dengan yang belum vaksin. Selain itu, para ilmuwan pun menyebutkan bahwa vaksin dapat menurunkan risiko rawat inap, hingga penggunaan ventilator sebagai alat bantu pernapasan.
Tak hanya soal gejala saja, namun perbedaan pasien Covid-19 yang sudah divaksin – dan belum dapat dilihat dari kondisi paru-paru. Dikutip dari The Independent, ada dua gambar sinar-C yang disediakan oleh SSM Health. Keduanya, dari pasien yang terinfeksi, namun yang satu sudah vaksin, sementara yang lainnya belum.
Lalu, apa perbedaan di antara keduanya? Simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Paru-Paru Pasien Covid-19 yang Tak Vaksin
Credit Image - kompas.com
Diketahui, pasien yang belum divaksinasi, lalu terinfeksi Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi menggunakan ventilator – atau alat bantu pernapasan. Selain itu, ada pula perbedaan lainnya yang cukup signifikan dibanding dengan yang sudah vaksin.
Menurut direktur ICU di Rumah Sakit Universitas Louis di Missouri, dr Ghassan Kamel menyebutkan bahwa hasil rontgen paru-paru di atas menunjukkan pentingnya vaksin Covid-19. Warna putih yang terlihat di rontgen menandakan adanya kerusakan yang disebabkan oleh virus.
Kerusakan tersebut bisa jadi bakteri, lendir, maupun sekret. Setidaknya, bagi yang belum divaksinasi membutuhkan oksigen – bahkan, terkadang lebih dari sekedar oksigen. Pasien mungkin membutuhkan ventilator, atau diintubasi dengan ventilasi mekanis dan dibius. Pada dasarnya, mereka mungkin memerlukan alat bantu untuk bertahan.
Bagaimana Dengan yang Sudah Vaksin?
Credit Image - kompas.com
Sementara itu, hasil rontgen paru-paru pasien yang sudah divaksin menunjukkan kondisi yang cukup baik. Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa organ paru-paru berisi udara – dan ini terlihat dari lebih banyaknya area hitam.
Orang yang sudah divaksinasi kemudian terinfeksi virus – dan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit terbilang jarang terjadi. Menurut data, hanya kurang dari satu persen orang yang divaksinasi terinfeksi Covid-19. Namun, kalau pun terpapar, biasanya gejala yang dialami ringan, sehingga tidak memerlukan bantuan medis.
Beberapa pasien yang sudah vaksin biasanya tidak mengalami gejala apa pun, atau hanya merasa seperti terkena flu biasa. Jadi, mereka memilih untuk melakukan isolasi mandiri. Sebagian besar pasien Covid-19 yang sudah vaksin – dan dilarikan ke rumah sakit tidak dirawat di unit perawatan intensif, atau menggunakan alat bantuan. Meski demikian, masih ada pengecualian, termasuk pasien yang memiliki kondisi tertentu.
Sudah Vaksin, Risiko Menyebarkan Virus Masih Tetap Ada
Credit Image - pontas.id
CDC menyebutkan bahwa bagi masyarakat yang sudah divaksinasi masih tetap dapat menyebarkan virus, meski tidak semudah yang belum divaksin. Untuk itu, sesudah vaksin, masyarakat tetap dianjurkan memakai masker, menjaga jarak, hingga rutin mencuci tangan.
Selain itu, mengoptimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat juga tidak kalah pentingnya. Hal tersebut meliputi mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.
Yang tidak kalah pentingnya dalam menjaga kesehatan tubuh, yaitu rutin mengonsumsi suplemen vitamin C yang dapat membantu memaksimalkan sistem kekebalan tubuh. Untuk memperoleh asupannya, direkomendasikan untuk mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap, seperti Enervon-C dan Enervon Active.
Pastikan kamu sudah rutin minum Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.
Multivitamin Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk perlindungan ekstra, sekaligus memberikan sensasi segar sepanjang hari.
Untuk yang punya masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tak mudah lelah – dan pastinya menjaga imunitas tubuh tetap optimal, berkat kandungan vitamin C dan zinc-nya.
Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat ini bisa membuat tubuh makin produktif selama beraktivitas.
Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau dapatkan di drug store dan apotek di daerahmu.
Itulah perbandingan kondisi paru-paru pasien Covid-19 yang sudah divaksin – dan belum. Dapat disimpulkan bahwa mendapat vaksin sangat penting untuk mencegah paparan virus, namun penerapan prokes juga masih harus dijalani agar perlindungan semakin maksimal, ya!
Featured Image – portaljember.pikiran-rakyat.com
Source – kompas.com