Kenali Warna Urine Normal, Menjadi Tanda Kesehatan, Lho!
Enervoners, mengenali warna urine normal merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan, pasalnya hal tersebut bisa menjadi pertanda kondisi kesehatan seseorang, lho. Namun, kondisi sistem perkemihan setiap orang sangat beragam – untuk itu, wajar kalau kamu memproduksi urine dengan warna, bau, maupun jumlah yang berbeda dengan yang lainnya.
Selain itu, warna urine normal pun bisa bervariasi bergantung dari makanan – atau minuman yang kamu konsumsi setiap harinya. Nah, adanya perubahan warna urine pun dikenal sebagai urokrom dan urobilin yang memengaruhi pigmentasi urine.
Setidaknya, warna urine normal memiliki beberapa ciri tersendiri yang patut kamu ketahui, lho. Penasaran dengan sejumlah tanda tersebut?
Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!
Beragam Warna Urine Normal
Credit Image - honestdocs.id
Warna urine setiap individu sudah pasti berbeda satu dengan lainnya, mulai dari jernih sampai kuning tua. Seperti yang sudah disebutkan, perbedaan warna terjadi akibat asupan makanan dan minuman yang kamu konsumsi.
Biasanya, warna urine normal yang sehat berwarna jernih hingga kuning muda. Semakin banyak air yang diminum, maka akan semakin jernih pula warna urine yang terbentuk. Begitu juga sebaliknya, kalau kurang minum, hal ini akan membuat warna urine menjadi kuning pekat, bahkan berwarna oranye, lho.
Diluar kedua warna tersebut, warna urine juga bisa berubah menjadi merah, hijau, biru, hingga cokelat gelap. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh adanya masalah kesehatan yang berkaitan dengan penyakit kandung kemih.
Berikut deretan warna urine yang berbahaya.
1. Kuning pekat
Penyebab paling umum dari warna urine kuning pekat adalah dehidrasi. Ketika tubuh kekurangan cairan, konsentrasi urobilin dalam urine akan meningkat. Tidak ada cukup air untuk melarutkan urobilin sehingga urine yang dihasilkan berwarna lebih gelap.
Selain kekurangan cairan, warna kuning pekat juga bisa disebabkan oleh:
- Konsumsi antibiotik, obat antiradang, dan obat infeksi saluran kencing.
- Peradangan pada kandung kemih, saluran kemih, atau ginjal.
- Usai mengonsumsi vitamin tertentu, seperti vitamin C, vitamin B, dan beta-karoten.
- Gangguan fungsi hati.
2. Merah muda atau merah
Lalu, bagaimana dengan warna urine normal yang berubah menjadi warna merah muda – atau merah? Biasanya, urine sudah bercampur dengan darah, lho. Tetapi, penyebabnya belum tentu serius. Darah dapat berasal dari infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau batu kandung kemih. Terkadang, darah juga bisa berasal dari pembesaran prostat atau tumor.
Selain itu, konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat mengubah warna urine yang normal menjadi merah. Jika Anda rutin meminum antibiotik untuk tuberkulosis – atau obat untuk saluran kemih, kemungkinan urine akan berubah warna menjadi oranye hingga merah tua.
3. Oranye
Warna oranye pada urine kerap berasal dari konsumsi obat antiradang phenazopyridine dan sulfasalazine, obat pencahar, serta obat kemoterapi. Pada beberapa kasus, warna oranye dapat disebabkan oleh gangguan fungsi hati atau dehidrasi yang cukup parah.
4. Cokelat gelap
Urine berwarna cokelat gelap umumnya merupakan tanda dehidrasi parah. Kandungan air dalam urine amat sedikit sehingga konsentrasi pewarna urine menjadi sangat tinggi. Akibatnya, urine yang tadinya normal berubah warna menjadi sangat pekat.
Akan tetapi, ada pula kondisi lain yang mungkin menjadi penyebabnya, seperti:
- Penyakit ginjal, penyakit hati, atau infeksi saluran kemih.
- Cedera otot akibat olahraga yang sangat berat.
- Konsumsi obat antimalaria chloroquine dan primaquine, antibiotik, pencahar, atau pelemas otot.
4. Biru atau hijau
Warna biru atau hijau pada urine bisa berasal dari zat pewarna makanan atau pewarna dalam tes fungsi ginjal dan kandung kemih. Obat-obatan amitriptyline, indomethacin, dan propofol juga dapat mengubah warna urine menjadi biru kehijauan.
5. Keruh atau berawan
Jika urine berwarna keruh tanpa disertai gejala lainnya, ini mungkin menandakan dehidrasi. Namun, urine keruh disertai nyeri atau panas saat buang air kecil dapat menjadi gejala penyakit kelamin, infeksi saluran kemih, atau batu ginjal.
Jumlah Urine – dan Frekuensi Buang Air Kecil Normal
Credit Image - uzone.id
Selain warna urine normal, kamu juga patut mengetahui frekuensi buang air yang termasuk dalam kategori wajar. Seseorang dengan kondisi sehat bisa buang air kecil sebanyak 6 sampai 8 kali dalam sehari. Tetapi, buang air kecil sebanyak 4-10 kali dalam waktu 24 jam juga masih terbilang normal – selama tak mengganggu aktivitasmu.
Sementara itu, banyaknya urine yang dikeluarkan dalam sehari berkisar antara 400 sampai 2.000 mL, dengan asupan cairan normal sekitar 2 liter per hari. Ini merupakan rentang rata-rata dan setiap orang mungkin memiliki volume urine keluar yang berbeda.
Seberapa sering kamu buang air kecil tergantung pada banyak faktor, di antaranya:
- Usia.
- Asupan air dalam sehari.
- Minuman yang dikonsumsi, misalnya air, teh, dan sebagainya.
- Kondisi medis seperti diabetes, infeksi saluran kemih, atau kandung kemih overaktif (overactive bladder).
- Konsumsi obat-obatan tertentu.
- Ukuran kandung kemih.
Namun, keadaan khusus, seperti kehamilan atau melahirkan juga bisa memengaruhi seberapa sering kamu buang air kecil, lho. Misalnya, selama masa kehamilan, janin bisa menekan kandung kemih, sehingga kamu lebih sering pergi ke belakang.
Usai melahirkan, frekuensi buang air kecil biasanya meningkat selama delapan minggu. Ini terjadi karena asupan cairan tambahan dari infus dan obat-obatan yang mungkin diterima selama persalinan.
Bagaiamana Dengan Warna Urine yang Berubah Usai Minum Suplemen?
Credit Image - klikdokter.com
Seperti diketahui, warna urine normal memang kerap berubah menjadi kuning setelah mengonsumsi suplemen tertentu, seperti suplemen vitamin C – dan juga vitamin B kompleks. Apakah kamu juga merasakannya? Meski demikian, kamu tak perlu panik, pasalnya kondisi tersebut sangat wajar terjadi, kok!
Perubahan warna urine tersebut disebabkan oleh kandungan vitamin di dalamnya. Jadi, tentu saja hal tersebut bukan sesuatu yang membahayakan – atau berisiko menyebabkan suatu kondisi kesehatan tertentu.
Seperti diketahui, urine merupakan zat yang dibentuk, kemudian diproses oleh ginjal. Nah, ginjal juga termasuk organ yang berfungsi untuk menyaring darah setiap lima menit sekali, lho. Di dalam organ tersebut, ginjal akan menyerap zat yang dibutuhkan tubuh, lalu membuang zat yang tak diperlukan, misalnya melalui urine.
Vitamin, termasuk suplemen vitamin C – merupakan sebuah zat mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah tertentu saja. Jadi, dalam hal ini tubuh akan menyerap zat seperlunya, dan membuang sisanya lewat urin.
Urin kuning setelah minum multivitamin menandakan bahwa ginjalmu sukses mengeluarkan kelebihannya dengan baik. Jadi, sisa kelebihan tersebut tidak menumpuk di dalam tubuh.
Tak hanya itu, warna urine normal yang berubah menjadi kuning setelah minum suplemen juga bisa disebabkan oleh kandungan di dalamnya. Misalnya, kalau vitamin yang kamu konsumsi mengandung vitamin B2 – atau riboflavin, maka hal ini juga bisa memengaruhi warna urine normal. Tetapi, perubahan warna urine disebabkan oleh warna vitamin itu sendiri, ya. Vitamin B2 memang memiliki warna kuning, sehingga zat yang tidak dibutuhkan pun dikeluarkan melalui urine yang berubah menjadi kuning pula.
Urine Menjadi Kuning Habis Minum Suplemen, Inikah Tanda Vitamin Terbuang Semua?
Credit Image - healthline.com
Warna urine normal yang berubah menjadi kuning setelah mengonsumsi multivitamin, apakah menandakan bahwa vitamin justru terbuang semuanya? Tentu saja tidak. Seperti yang sudah disebutkan, bahwa vitamin yang kamu konsumsi akan diserap oleh tubuh secara maksimal. Kemudian, zat yang terbuang melalui urin – merupakan kandungan yang tidak diperlukan tubuh.
Justru, perubahan warna urin menjadi pertanda kalau tubuh kamu sudah memperoleh vitamin dalam jumlah yang tepat. Tentu saja, hal ini dapat membantu menjaga kesehatan, sekaligus menjaga daya tahan tubuh ya?
Seperti, kandungan vitamin C maupun vitamin B2 – yang bisa merubah warna urine, namun justru memiliki banyak manfaat baik buat kesehatan tubuh. Mulai dari menjaga daya tahan tubuh, mengoptimalkan proses metabolisme, mengubah karbohidrat menjadi glukosa untuk sumber energi, serta menjaga fungsi organ tubuh.
Nah, kedua asupan vitamin tersebut, termasuk jenis vitamin B kompleks lainnya dapat kamu penuhi dengan mengonsumsi suplemen dari Enervon-C dan Enervon Active, lho.
Enervon-C mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tak mudah sakit.
Minum Enervon-C secara rutin, baik dalam Enervon-C Effervescent – yang satu ini punya kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.
Kamu punya masalah lambung sensitif? Tak masalah! Direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active yang punya kandungan non-acidic 500 mg Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuhmu agar tidak mudah lelah, sekaligus menjaga daya tahan tubuhmu.
Kandungan vitamin C di dalam Enervon-C dan Enervon Active dapat membantu menjaga kesehatan jantung, sekaligus mendukung fungsi organ tubuh lainnya, ya. Selain itu, kandungan vitamin B kompleks di dalamnya dapat mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama.
Untuk memperoleh produk Enervon yang tepat kamu bisa membelinya di official store Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, temukan produk Enervon di drug store terdekat.
Wah, jadi itulah serba-serbi mengenai warna urine normal, sampai yang bisa menandakan masalah kesehatan tertentu. Untuk itu, kamu wajib perhatikan, ya!
Featured Image – klikdokter.com