5 Mitos Gangguan Jiwa yang Salah, Jangan Sampai Keliru Lagi!
Tak bisa dipungkiri, gangguan jiwa – atau bisa disebut juga masalah kesehatan mental adalah kondisi yang mampu memengaruhi suasana hati, pikiran, perilaku, hingga kombinasi di antara ketiga hal tersebut. Misalnya, menimbulkan depresi, gangguan kecemasan, skizofernia, gangguan makan, atau kecanduan.
Jangan disepelekan, masalah kesehatan mental harus ditangani sesegera mungkin, sehingga risiko buruknya dapat dihindari. Meski demikian, sayangnya masih banyak sekali mitos mengenai gangguan jiwa yang sering dipercayai masyarakat, tak terkecuali di Indonesia.
Setidaknya ada 5 mitos mengenai hal tersebut, lho. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
#1 – Jarang Ditemui
Credit Image - alodokter.com
Masih banyak yang menganggap bahwa gangguan jiwa masih jarang ditemui. Sayangnya, anggapan tersebut salah besar.
Faktanya, gangguan jiwa merupakan salah satu gangguan yang paling sering dialami di seluruh dunia termasuk Indonesia. Menurut keterangan dari World Health Organization dalam Infodatin Kemenkes RI, sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang paling umum diderita ialah depresi, diperkirakan 264 juta orang di seluruh dunia mengalaminya.
Kemudian, menurut Laporan Nasional Riskesdas 2018, sebanyak 9,8 persen penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Selain itu, disebutkan pula sebanyak 6,1 persen penduduk mengalami depresi dan sebanyak 6,7 persen penduduk mengalami skizofrenia – atau psikosis.
Jadi, dari data-data tersebut menunjukkan bahwa gangguan jiwa – atau masalah kesehatan mental bukanlah sesuatu yang jarang terjadi, ya!
#2 – Anak-Anak Tidak Dapat Mengalaminya
Sayangnya, lagi-lagi anggapan mengenai gangguan jiwa yang satu ini juga salah. Pasalnya, anak-anak juga berpotensi terkena masalah kesehatan mental. Ya, bisa dibilang gangguan tersebut dapat dialami oleh semua kalangan – dari berbagai usia pula.
laporan dari WHO, 10 persen dari anak-anak dan remaja di seluruh dunia mengidap gangguan jiwa dan kebanyakan dari mereka tidak mencari ataupun menerima pertolongan.
Setengah dari seluruh gangguan jiwa mulai terlihat saat berumur 14 tahun. Bahkan, bunuh diri menjadi penyebab utama ketiga yang berujung kematian pada umur 15 hingga 19 tahun, lho. Tidak tertanganinya gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja akan membatasi peluang mereka memperoleh kehidupan yang memuaskan.
#3 – Orang yang Mengalaminya Cenderung Berbahaya
Credit Image - klikdokter.com
Pernahkah kamu mendengar anggapan bahwa orang dengan masalah kesehatan mental cenderung suka melakukan kekerasan – sampai disebut sebagai sosok yang berbahaya? Ya, sebenarnya hal tersebut tidak sepenuhnya benar, kok.
Dilansir Mental Health oleh U.S. Department of Health and Human Services dan Medical News Today, kebanyakan penderita gangguan jiwa tidak melakukan kekerasan. Memang, ada sekelompok penderita gangguan jiwa tertentu yang dapat melakukan kekerasan tetapi jumlahnya hanya sedikit. Hanya sekitar 3 hingga 5 persen tindakan kekerasan yang dikaitkan dengan gangguan jiwa yang serius.
Pada kenyataannya, orang yang mengalami gangguan jiwa parah justru sepuluh kali lebih rentan menjadi korban tindakan kejahatan kekerasan. Terkadang justru orang di sekitarnya yang tidak sadar akan hal tersebut, karena penderita gangguan jiwa dapat seproduktif orang-orang pada umumnya.
#4 – Punya Masalah Kesehatan Itu Tandanya Lemah
Nah, anggapan yang satu ini juga mungkin sudah terdengat familiar, ya. Tak sedikit yang menyebut bahwa mengalami masalah kesehatan merupakan tanda kamu orang yang lemah. Hal tersebut sudah pasti salah!
Gangguan jiwa itu merupakan penyakit, bukan pertanda lemahnya sifat – atau karakter seseorang. Misalnya, orang yang mengalami depresi itu butuh pengobatan khusus dalam penanganannya, sama seperti penyakit lain yang membutuhkan penanganan medis, contohnya diabetes, psoriasis, dan lain-lain.
Selain itu, perlu diingat pula bahwa penyebab gangguan jiwa itu beragam dan kompleks, dapat berasal dari faktor biologis, pengalaman hidup, serta riwayat penyakit keluarga.
#5 – Tidak Mampu Bekerja Dengan Baik
Credit Image - sehatq.com
Faktanya, orang dengan gangguan jiwa dapat seproduktif orang pada umumnya. Kok bisa? Seseorang dengan gangguan tertentu mungkin dapat kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari. Tetapi, nyatanya penderita masalah kesehatan mental masih bisa produktif, meski kondisi psikologisnya sedang terganggu.
Dilansir Mental Health, pekerja yang memiliki gangguan jiwa dapat memiliki kehadiran dan ketepatan waktu yang baik, memiliki motivasi dan hasil kerja yang baik, serta memiliki masa kerja yang setara atau bahkan lebih lama dibanding karyawan lainnya.
Bahkan, ketika mereka mendapat perawatan yang efektif, maka produktivitasnya akan meningkat, biaya perawatan medis akan menurun, dan berkurangnya tingkat ketidakhadiran dalam bekerja.
Nah, sekarang kamu sudah memahami sejumlah mitos mengenai masalah kesehatan mental, kan? Dari informasi tersebut, diharapkan kamu bisa lebih peduli – dan tidak sembarang membuat asumsi sendiri. Ingat, selalu cek kembali informasi yang didapatkan sebelum memercayainya, ya!
Featured Image – k24klik.com
Source – idntimes.com