Delta Plus AY.4.2 Terdeteksi di Malaysia, Indonesia Waspada?
Hingga kini, beragam AY.4.2 yang pertama kali ditemukan di Inggris. Meski belum memasuki Indonesia, namun nyatanya varian tersebut sudah terdeteksi di Malaysia.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meminta masyarakat tetap mewaspadai kemunculan subvarian Delta AY.4.2. Varian Delta tersebut ditemukan di Malaysia, teridentifikasi di dua siswa yang baru saja kembali dari Inggris.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr Siti Nadia Tarmizi, potensi masuknya varian Delta AY.4.2 ke Indonesia tentu saja ada. Apalagi, di tengah ancaman gelombang ketiga menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Varian AY.4.2 Pertama Kali Terdeteksi di Inggris
Credit Image - lifestyle.okezone.com
Dikutip dari Medical News Today, di tanggal 21 Oktober silam, Badan Keamanan Kesehatan Inggris melaporkan ditemukannya subtype baru dari varian Delta, yang kini disebut sebagai varian AY.4.2. Selain itu, dikatakan pula bahwa varian tersebut sudah menyebar luas di Inggris, serta menimbulkan kekhawatiran tersendiri.
Varian AY.4.2 telah menyumbang 6 persen dari semua sekuens genetik Covid-19 sejak akhir bulan September lalu.
Uniknya, varian AY.4.2 merupakan keturunan – atau subvarian dari Delta yang juga termasuk paling dominan di Inggris. Subvarian tersebut dibedakan oleh dua mutasi pada protein lonjakannya yang disebut sebagai Y145H dan A222V. Namun, tidak ada mutasi dalam domain pengikatan reseptor.
Hal tersebut menunjukkan bahwa mutasi tidak mungkin menyebabkan peningkatan besar dalam penularan – atau membantu virus menghindari sistem kekebalan tubuh. Varian AY.4.2 tidak dapat mendorong peningkatan jumlah kasus yang terjadi beberapa waktu terakhir di Inggris.
Jadi, bisa dikatakan kalau kemunculan varian baru tersebut tidak sebanding dengan infeksi varian Alpha dan Delta dalam hal peningkatan transmisibilitas.
Selain itu, data menunjukkan AY.4.2 bisa 10 persen lebih menular daripada varian Delta yang paling umum di Inggris. Direktur di University College London Genetics Institute, Francois Balloux melalui Twitternya mengatakan, jika varian baru 10 persen lebih mudah menular dan memiliki frekuensi 10 persen dalam populasi, ini sama dengan hanya 1 persen lebih banyak kasus setiap 5 hari.
Namun, para ahli mengatakan bahwa lebih menular tidak selalu berarti lebih mengkhawatirkan. Intinya, mudah menular bukan berarti lebih berbahaya – atau bahkan lebih ganas. Dalam kasus ini, varian AY.4.4 memang tidak lebih menular, namun bisa menyebar dengan cepat.
Artinya, masa inkubasi virus lebih pendek, sehingga mampu menular dengan cepat, bahkan lebih menyebar daripada varian virus yang membutuhkan inkubasi lebih lama.
Sudah Ditemukan di Malaysia
Credit Image - straitstimes.com
Diketahui, varian yang merupakan turunan dari Delta Plus tersebut sudah ditemukan di Malaysia. Ancaman masuknya varian AY.4.2 pun semakin tinggi, mengingat adanya ancaman gelombang ketiga Covid-19 menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Untuk itu, masyarakat diperingatkan untuk menahan mobilitas yang tidak diperlukan.
Gelombang ketiga masih bisa dicegah, seperti dengan segera divaksinasi. Kemudian, disiplin terhadap protokol kesehatan – dan pastikan mobilitas yang tidak diperlukan untuk ditunda, atau dikurangi dahulu frekuensinya.
Sementara itu, beberapa waktu silam, pihak dari WHO mengungkapkan bahwa subvarian Delta AY.4.2 memiliki karakteristik penularan lebih cepat, sehingga ada kekhawatiran peningkatan kasus Covid-19 akibat varian tersebut. Bahkan, hingga kini, sudah ada 26 ribu subvarian Delta AY.4.2 yang dilaporkan dari 42 negara.
Akankan Varian AY.42 Memengaruhi Efektivitas Vaksin?
Credit Image - kompas.com
Para ahli mengatakan bahwa meski varian AY.4.2 lebih menular, namun bukan berarti lebih berbahaya. Ada pun vaksin yang beredar sekarang ini disebut sangat efektif dalam melawan beragam varian yang ada, termasuk AY.4.2.
Dokter dan Direktur Global Health, Northwell Health di New York, Cioe Pena mengatakan bahwa memvaksinasi setiap orang dewasa lebih penting daripada memberikan vaksin dosis ketiga – atau booster. Semakin luas pemberian vaksin, maka semakin kecil pula kemungkinan munculnya varian baru.
Memang memvaksinasi semua orang merupakan cara yang baik untuk melindungi diri dari paparan Covid-19. Selain itu, vaksin pun dapat mengurangi risiko berbahaya, jika akhirnya terinfeksi virus tersebut.
Kalau pun sudah vaksin, masyarakat juga tetap dianjurkan menggunakan masker, serta menjalani langkah pencegahan lainnya, sehingga perlindungan diri pun semakin optimal.
Selain itu, dianjurkan pula menerapkan pola hidup sehat, seperti Enervon Active.
Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra, sekaligus mampu membuat tubuh terasa lebih segar sepanjang hari.
Untuk yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – yang dapat membantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.
Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah lelah, ya!
Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.
Meski varian virus yang satu ini belum ditemukan di Indonesia, namun bukan berarti masyarakat boleh lengah. Tetap patuhi prokes untuk hindari penularan virus, ya!
Featured Image – ndtv.com
Source – detik.com