Selain Corona, Ini 5 Vaksin yang Wajib Diperoleh Ketika Bepergian Jauh
Seperti diketahui, memiliki bukti sertifikat vaksin virus corona Covid-19 menjadi salah satu syarat wajib untuk bepergian – tidak hanya lokal saja, namun syarat tersebut perlu dipenuhi bagi pelaku perjalanan internasional.
Tentu saja, syarat sertifikat vaksin tersebut dilakukan untuk mencegah penularan penyakit, serta dilakukan demi melindungi seseorang dari serangan virus dan bakteri ganas yang mewabah di suatu daerah tertentu.
Tidak hanya vaksin Covid-19 saja, tetapi masih ada 5 jenis vaksin lainnya yang harus diperoleh bagi pelaku perjalanan internasional. Apa saja vaksin tersebut?
Ini dia ulasan lengkapnya.
#1 – Vaksin Tifoid
Credit Image - who.int
Sesuai namanya, vaksin tifoid diberikan untuk melindungi seseorang dari penyakit tifus. Mengutip laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), demam tifoid atau tifus umum ditemukan di kawasan Asia Tenggara, Afrika, dan kawasan Pasifik Barat seperti Jepang, Kamboja, dan Australia.
Penyakit tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan penularannya lewat air dan makanan yang terkontaminasi. Gejalanya berupa demam, mual, diare, pusing, sakit perut, dan ruam di kulit. Selain itu, pelaku perjalanan juga dianjurkan untuk menerapkan protokol sebagai berikut selama bepergian:
- Hanya minum air dalam kemasan
- Jangan mengonsumsi susu mentah atau yang tidak dipasteurisasi
- Mencuci sayur dan buah hingga bersih sebelum dimakan
- Tidak makan makanan mentah
- Jangan minum atau makan es batu kecuali air yang digunakan adalah air mineral atau air yang sudah dididihkan
- Rajin mencuci tangan dengan sabun
#2 – Vaksin Demam Kuning
Selain vaksin hepatitis, vaksin demam kuning adalah salah satu vaksin wajib yang menjadi syarat bagi seseorang untuk melakukan perjalanan internasional. Virus yang menyebabkan demam kuning adalah flavivirus yang dibawa oleh nyamuk yang sudah terinfeksi. Kasus ini banyak ditemukan di negara-negara di Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Dilansir Medical News Today, vaksin demam kuning diberikan sebanyak satu kali dan membutuhkan waktu minimal 10 hari untuk membentuk kekebalan tubuh. Melakukan perjalanan ke negara yang angka penularan demam kuningnya tinggi tidak dianjurkan sebelum imunitas tubuh terbentuk.
Lebih lanjut, vaksin perlu diperbaharui 10 tahun kemudian dan bila berencana melakukan perjalanan ke negara endemik demam kuning.
#3 – Vaksin Campak
Credit Image - time.com
Selanjutnya, bagi pelaku perjalanan internasional diwajibkan pula untuk mendapatkan vaksin campak. Mengacu laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Covid-19 ternyata meningkatkan risiko kenaikan penyakit campak di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat.
Vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella) adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi seseorang dari sakit campak, gondong, dan rubela. Vaksin MMR diberikan sebanyak dua dosis suntikan. Merujuk sumber yang sama, satu kali dosis vaksin MMR akan memberikan imunitas kurang lebih 93 persen, sedangkan dosis penuh sekitar 97 persen imunitas.
Mengutip Mayo Clinic, gejala penyakit campak biasanya muncul 10 hingga 14 hari setelah terpapar oleh virus. Gejala tersebut berupa demam, batuk kering, sakit tenggorokan, mata merah, bintik-bintik putih di dalam dinding rongga mulut, dan ruam pada kulit.
#4 – Vaksin Rabies
Termasuk salah satu penyakit tropis yang terabaikan, WHO menyebutkan bahwa rabies ditemukan hampir di seluruh benua kecuali di Antartika, dan proporsi paling tinggi ada di benua Asia dan Afrika. Penyebaran rabies bisa terjadi melalui gigitan, luka cakar, atau air liur binatang yang terinfeksi virus tersebut.
Dilansir MedicineNet, ada pun gejala awal rabies berupa demam, sakit kepala, badan terasa lemas, dan mengalami halusinasi. Gejala dapat muncul satu minggu setelah terekspos oleh virus.
Yang perlu diketahui, jika seseorang digigit oleh hewan yang terinfeksi rabies, maka luka bekas gigitan – atau cakaran tersebut cenderung terasa panas, atau memiliki sensasi seperti terbakar, kemudian tubuh terasa kesemutan. Bila tidak segera diobati, virus dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan radang pada otak dan sumsum tulang belakang.
#5 – Vaksin Esefalitis Jepang
Credit Image - pharmedictravel.com
Ensefalitis Jepang atau Japanese encephalitis adalah infeksi yang menyerang otak dan disebabkan oleh flavivirus yang dibawa oleh nyamuk. Menurut keterangan dari National Health Service, virus ditemukan pada binatang babi dan burung yang kemudian nyamuk menggigit binatang tersebut, lalu menularkannya ke manusia.
Gejala ensefalitis Jepang bisa mirip flu biasa. Akan tetapi, orang yang terinfeksi ensefalitis Jepang bisa mengalami kejang, badan gemetar, dan tidak bisa berbicara. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini sepenuhnya. Pengobatan yang diberikan fokus untuk memperkuat fungsi tubuh dalam melawan infeksi.
Vaksin ini penting diperoleh bagi orang-orang yang akan mengunjungi daerah pedalaman dan melakukan aktivitas pendakian.
Selain mendapatkan vaksin, saat bepergian dianjurkan untuk mengenakan pakaian tertutup dan mengenakan obat atau salep untuk mengusir nyamuk. Kemudian pada malam hari, dianjurkan juga untuk tidur di kamar dengan jendela tertutup agar tidak ada rongga tempat nyamuk masuk, atau memasang kelambu.
Memperoleh sejumlah vaksin tersebut ternyata penting, terlebih bagi yang akan melakukan perjalanan internasional. Agar kesehatan tubuh semakin terjaga, pastikan kamu tetap menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.
Untuk mengoptimalkan hidup sehat, konsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap. Dalam hal ini, kamu direkomendasikan meminum Enervon-C maupun Enervon Active.
Konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.
Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.
Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.
Jadi, selain vaksin Covid-19, kelima vaksin di atas juga sangat direkomendasikan untuk diperoleh sebelum bepergian jarak jauh. Hal ini dilakukan guna menghindarimu dari ancaman penyakit yang berbahaya.
Featured Image – abc7news.com
Source – idntimes.com