5 Varian Corona yang Sudah Ditemukan, Termasuk Omicron, Lho!
Sejak akhir tahun 2021 silam, varian Omicron sudah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Hingga kini, penelitian mengenal varian tersebut masih terus dilakukan guna mengenali lebih lanjut karakteristik dan tingkat penularannya.
Sebelum Omicon pun berbagai varian Covid-19 pun sudah ditemukan, seperti kelima jenis yang masuk ke dalam variant of concern – atau VOC yang dianggap berbahaya, serta bisa menyebabkan risiko gejala berat.
Dilansir situs Covid Vaccine Fact, virus memperbanyak diri untuk reproduksi dengan menginfeksi sel-sel tubuh, sel-sel digunakan virus layaknya mesin fotokopi. Ketika proses memperbanyak diri ini, kadang terjadi perubahan genetik pada virus itu sendiri sehingga DNA yang dihasilkan tidak semuanya sama
Saat ini, sudah ada 5 varian yang berbahaya dan wajib diwaspadai. Apa saja? Berikut informasi lengkapnya.
#1 – Varian Alpha
Credit Image - euractiv.com
Dilansir New Scientist, varian alpha diidentifikasikan pertama kali di Inggris pada September 2020 dikenal dengan virus B.1.1.7. Varian Alpha memiliki tingkat penyebaran dan risiko kematian yang lebih tinggi dari virus Covid-19 awal. Pada 1 Desember 2020, Public Health England mengkategorikan varian ini ke dalam variant of concern.
Karakteristik dari varian ini virus ini memiliki efektivitas tinggi untuk mengikat sel manusia, membuatnya lebih mudah masuk lebih dalam ke sel dan merusaknya. Tingkat risiko kematian yang lebih tinggi dari virus Covid-19 awal dari Wuhan. Namun, usaha dan perawatan yang tepat kemungkinan akan mengurangi risiko tersebut.
#2 – Varian Beta
Varian Beta teridentifikasi di Afrika Selatan pada September 2020 dan kini merambah ke Inggris. Seperti dilansir Healthline, varian Covid-19 dengan nama B.1.351 membuat Afrika Selatan mengalami fase puncak penyebaran virus corona pada Januari 2021.
Varian beta memiliki efektifitas untuk menghindari perlindungan oleh imun tubuh dan vaksin. Walaupun tingkat kematian tidak lebih tinggi dari virus Covid-19 awal, virus varian beta memiliki tingkat penyebaran lebih cepat dari virus corona awal.
#3 – Varian Gamma
Credit Image - sante.journaldesfemmes.fr
Varian ini dikenal dengan nama varian P1 teridentifikasi di Brasil pada Desember 2020, varian Gamma memiliki kemiripan dengan Beta. Hal ini dikarenakan Gamma dan Beta memiliki beberapa mutasi yang sama sehingga varian ini memiliki tingkat penularan tinggi, tetapi tidak setinggi varian Alpha.
Namun demikian, varian Gamma memiliki keahlian tersendiri untuk menghindari perlindungan sistem imun alami. Karena itulah, varian ini dapat menginfeksi ulang orang-orang yang pernah terpapar virus corona.
#4 – Varian Delta
Teridentifikasi pertama kali di India, varian ini dikenal dengan nama B.1.617.2. Saat ini, varian Delta menjadi varian yang sedang dominan di Amerika Serikat. Varian Delta memiliki risiko penularan dua kali lipat dari varian lain.
Dilansir Centers For Disease Control and Prevention (CDC), varian Delta diketahui dapat meningkatkan tingkat keparahan penyakit kepada orang yang belum divaksinasi. Walaupun vaksin Covid-19 tidak 100% efektif untuk melawan varian ini, tetapi dengan vaksin dapat mengurangi keparahan kondisi dan risiko kematian.
#5 – Varian Omicron
Credit Image - aldianews.com
Dilansir website World Health Organization, varian Omicron dikenal dengan nama B.1.1.529 dan terdeteksi pada spesimen yang dikumpulkan di Botswana dan Afrika Selatan. Pada 24 November 2021, varian baru ini dilaporkan ke WHO. Pada tanggal 26 November 2021, organisasi kesehatan dunia itu menetapkan varian Omicron masuk kategori variant of concern.
Varian Omicron menyebar lebih mudah dari virus asli, tetapi belum diketahui seberapa besar penyebarannya jika dibandingkan dengan varian Delta. Para ahli masih dalam peninjauan dan riset untuk mengetahui karakteristik dari varian baru Covid-19 yang juga baru hadir di Indonesia ini.
Melihat berbagai varian yang sudah terdeteksi – dan ada kemungkinan berbagai mutasi lainnya juga bisa ditemukan di kemudian hari, maka penerapan protokol kesehatan masih harus dilakukan secara disiplin, sehingga risiko penularan virus dapat diminimalisir.
Jadi, pastikan selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan — atau dapat gunakan hand sanitizer setelah menyentuh benda di ruang publik, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.
Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas juga penting dilakukan, termasuk setelah vaksinasi sekalipun. Masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.
Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.
Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.
Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.
Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, bisa kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.
Jadi, itulah kelima jenis varian Covid-19 yang sudah ditemukan di berbagai negara di dunia. Yuk, tetap waspada akan risiko penularan virus yang masih mengintai!
Featured Image – economist.com
Source – idntimes.com