Program vaksinasi booster Covid-19 masih terus berjalan. Belum lama ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengizinkan penggunaan darurat vaksin Sinopharm sebagai dosis vaksin ketiga. Lantas, apa saja KIPI yang mungkin ditimbulkan dari vaksin ini?

Diketahui, berbagai jenis vaksin dapat menimbulkan efek samping – atau dikenal juga sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Biasanya, KIPI hanya bersifat ringan saja dan bisa hilang dalam waktu yang singkat.

Sebenarnya, efek samping booster Sinopharm pun tidak berbeda jauh dari efek vaksin Sinopharm yang diberikan sebagai vaksin primer – atau dosis pertama dan kedua. Bahkan, dikatakan vaksin ini hanya menimbulkan KIPI yang lebih rendah.

Jadi, apa saja KIPI yang mungkin dialami setelah vaksin booster Sinopharm? Berikut ulasannya.

 

 

Apa Itu KIPI?

Credit Image - halodoc.com

KIPI adalah salah satu reaksi tubuh pasien yang tidak diinginkan yang muncul setelah pemberian vaksin. KIPI dapat terjadi dengan tanda atau kondisi yang berbeda-beda. Mulai dari gejala efek samping ringan hingga reaksi tubuh yang serius seperti anafilaktik (alergi parah) terhadap kandungan vaksin.

Perlu diingat, KIPI tidak selalu terjadi pada setiap orang yang diimunisasi. Munculnya gejala ringan cenderung lebih sering terjadi dibandingkan reaksi radang atau alergi serius terhadap vaksin. Jadi, tak perlu khawatir akan efek yang mungkin dialami sehabis booster, karena umumnya hanya bersifat ringan saja!

 

KIPI Booster Sinopharm

Credit Image - idntimes.com

Umumnya, vaksin dosis ketiga Sinopharm bisa menyebabkan enam efek samping ringan, seperti:

  1. Nyeri di lokasi suntikan
  2. Pembengkakan di bagian suntikan
  3. Kemerahan di tempat suntikan
  4. Sakit kepala
  5. Kelelahan
  6. Nyeri otot dengan tingkat keparahan level 1-2

Sementara itu, sebuah riset yang diterbitkan di Elsevier Public Health Collection menganalisis efek samping vaksin Sinopharm sebagai vaksin primer terhadap partisipan berusia di bawah 49 tahun (844 partisipan) dan di atas 49 tahun (236 partisipan).

Hasilnya, partisipan yang berusia kurang dari 49 tahun umumnya mengalami rasa nyeri di area suntikan (42,2 persen), kelelahan (11,4 persen) dan sakit kepala (10,9 persen).

Kemudian mereka yang berusia di atas 49 tahun umumnya mengalami nyeri di area suntikan (33,8 persen), kelelahan (28,8 persen), lesu (18,6 persen), sakit kepala (6,8 persen), nyeri seperti sensasi ditekan (15,8 persen).

Terlepas dari efek samping tersebut, vaksin booster sudah terbukti memberikan efek imunitas yang baik untuk tubuh. Dari aspek respons imun, pemberian dosis ketiga memberikan respons imun lebih tinggi daripada respons imun suntikan primer.

 

Tetap Lakukan Pencegahan Untuk Hindari Risiko Paparan Virus!

Credit Image - viva.co.id

Setelah mendapatkan vaksinasi, masyarakat juga masih diimbau untuk tetap melakukan protokol kesehatan – dengan demikian, perlindungan terhadap tubuh semakin maksimal, dan risiko tertular virus dapat diminimalisir.

Menjalani protokol kesehatan 5M yang meliputi memakai masker – dapat gunakan masker ganda, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas – hindari bepergian jika bukan untuk urusan mendesak, dan menghindari kerumunan tetap perlu dipatuhi, hingga nantinya pandemi Covid-19 terbukti bisa dikendalikan.

Perlu diketahui bahwa mendapat vaksin – bukan berarti bebas dari ancaman penularan virus corona. Hanya saja, dengan mendapat vaksinasi risiko mengalami gejala berat, hingga harus dirawat di ICU — atau risiko kematian pun sangat dapat diminimalisir.

Tidak hanya protokol kesehatan, menjaga daya tahan tubuh juga tetap diperlukan setelah mendapatkan vaksin. Salah satunya, dengan memenuhi asupan vitamin dan mineral, termasuk dengan mengonsumsi suplemen – yang masih sangat direkomendasikan.

Untuk jenis suplemen, dianjurkan memilih dengan kandungan vitamin bersifat imunomodulator, yaitu dapat membantu meningkatkan, sekaligus menjaga kekebalan tubuh. Lantas, apa suplemen yang sebaiknya dikonsumsi?

Direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra bagi tubuh, terutama bagi yang masih harus melakukan aktivitas di luar rumah.

Untuk yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan untuk  minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat membantu mengoptimalkan kinerja kekebalan tubuh dalam melawan virus, sekaligus tetap mempertahankan stamina, sehingga tubuh tidak mudah lelah.

Dan pastinya, kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama. Manfaat ini dapat membuatmu semakin produktif dalam beraktivitas.

Untuk memperoleh produk Enervon yang tepat kamu bisa membelinya di official store Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, temukan produk Enervon di drug store terdekat.


Itulah informasi mengenai KIPI yang mungkin dialami setelah mendapat booster vaksin Sinopharm. Tak perlu khawatir akan efek samping tersebut, karena umumnya hanya bersifat ringan. Ingatlah manfaat vaksin lebih banyak dibanding KIPI yang mungkin dirasakan.

 

 

Featured Image – news.detik.com

Source – cnnindonesia.com