Pandemi, Epidemi, Endemi, Apa Perbedaan Ketiganya?
Belum lama ini, status pandemi kerap dipertanyakan. Akankah status tersebut akan segera berubah menjadi endemi? Arahan tersebut pun sebenarnya sudah disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikim. Saat ini, strategi perubahan pandemi ke endemi pun sedang dipersiapkan.
Sebelumnya, perubahan status pandemi ke endemi telah dilakukan oleh sejumlah negara, seperti Inggris, Denmark, dan Singapura. Negara-negara ini mulai melonggarkan status pandemi sebagai masa adaptasi – sebelum akhirnya benar-benar menyandang status endemi.
Nah, biar kamu tak lagi bingung mengenai pandemi, endemi, hingga epidemi. Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Pandemi, Endemi, dan Epidemi?
Credit Image - prasetya.ub.ac.id
Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perlu diketahui bahwa pandemi, epidemi, dan endemi merupakan istilah yang merujuk pada pola suatu penyakit. Pandemi adalah wabah yang menjangkit sebuah wilayah dalam geografis yang luas.
Sementara itu, epidemi adalah penyakit menular yang menjangkit secara cepat di suatu daerah yang luas hingga menimbulkan banyak korban. Artinya, skala pandemi lebih besar dibanding epidemi.
Kemudian, endemi adalah penyakit yang menjangkit suatu daerah atau suatu golongan masyarakat. Endemi merupakan kondisi yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di suatu populasi atau daerah tertentu. Contoh endemi adalah malaria dan demam berdarah.
Perbedaan Tingkat Keparahannya
Karakteristik pandemi ialah wabah penyakit yang terjadi secara internasional dan tidak dapat dikendalikan. Pandemi bisa menyebar dari satu negara ke negara lain dan berdampak pada kehidupan orang di seluruh dunia.
Sedangkan karakteristik epidemi jauh lebih kecil dibanding pandemi. Epidemi terjadi saat suatu penyakit menular secara cepat ke banyak orang, sehingga penyebarannya sulit dihambat. Epidemi menduduki tingkat keparahan kedua setelah pandemi.
Di sisi lain, karakteristik endemi relatif kecil tetapi luar biasa. Saat terjadi endemi, peningkatan jumlah kasus sangat signifikan tetapi masih terbatas di wilayah tertentu saja. Keparahan penyakit saat endemi bisa diamati berdasarkan populasi, lingkungan, maupun wilayah.
Bagaimana dengan Pengaruh yang Diberikan?
Credit Image - greatergood.berkeley.edu
Pandemi akan memengaruhi kehidupan orang-orang di seluruh dunia dalam jumlah besar. Seperti disinggung sebelumnya, status pandemi akan diberikan apabila suatu penyakit telah menyebar secara global dan sulit dikontrol.
Lalu, epidemi akan menunjukkan penularan terjadi dengan cepat sehingga sulit dihambat. Namun, pengaruhnya belum semasif pandemi. Penyakit akan menyebar ke wilayah yang lebih luas, tetapi tidak berdampak pada kehidupan orang-orang secara global.
Sementara itu, saat terjadi endemi, peningkatan status akan terjadi secara signifikan tetapi terbatas pada satu wilayah tertentu saja. Artinya, penyakit tersebut hanya memengaruhi populasi, lingkungan, dan wilayah tertentu saja.
Kapan Indonesia Menyandang Status Endemi?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperkirakan pandemi Covid-19 berubah menjadi endemi di tahun 2022. Namun, setiap negara yang ingin merubah status pandemi menjadi endemi harus memenuhi beberapa syarat terlebih dahulu.
WHO juga memperkirakan pandemi Covid-19 bisa berakhir apabila cakupan vaksinasi telah mencapai 70 persen dalam skala global. Menurut Direktur Darurat WHO, Michael Ryan mengungkapkan bahwa keadaan darurat dapat berakhir ketika vaksinasi sudah mencapai angka tersebut. Dengan tingkat vaksinasi tinggi, maka risiko berat dapat diminimalisir.
Hindari Tertular Virus, Langkah Pencegahan Masih Harus Dilakukan!
Credit Image - cnnindonesia.com
Meskipun pandemi mungkin akan segera berganti menjadi endemi, namun langkah pencegahan mesti harus dilakukan sehingga penularan tetap dapat dihindari. Tetap patuhi protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, hingga menghindari kerumunan. Dan, jika bukan urusan mendesak, ada baiknya tetap menghindari bepergian untuk menghindari risiko tertular virus.
Jika nantinya seluruh aktivitas sudah diperbolehkan kembali, maka selama bepergian keluar rumah kamu dianjurkan tetap menjaga kesehatan fisik, seperti istirahat yang cukup, sebisa mungkin tetap berolahraga, serta mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap yang dapat memaksimalkan perlindungan tubuh.
Namun, apa multivitamin yang sebaiknya dikonsumsi? Kamu direkomendasikan untuk mengonsumsi multivitamin dari Enervon secara rutin.
Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Kamu dapat meminum Enervon-C Effervescent – dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.
Untukmu yang memiliki masalah lambung sensitif – direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc untuk menjaga stamina tubuh agar tidak mudah lelah, sekaligus mengoptimalkan imunitas tubuhmu.
Dan kedua multivitamin ini pun dapat membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga asupan makanan yang kamu konsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat satu ini berkat kandungan vitamin B kompleks di dalamnya.
Bagaimana? Sekarang kamu sudah tak lagi bingung mengenai perbedaan pandemi, endemi, dan epidemi, ya. Meski nantinya status pandemi sudah berubah, pastikan kamu terus menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah jatuh sakit!
Featured Image – intermountainhealthcare.org
Source – popmama.com