Ini Efektivitas Booster untuk Penerima Vaksin Sinovac
Hingga kini, program vaksinasi booster masih terus digencarkan oleh pemerintah. Pelaksanaan vaksin dosis ini pun sebenarnya sudah dilakukan sejak awal tahun 2022 silam, dengan tujuan untuk mengurangi paparan dan penularan Covid-19 sekaligus menguatkan antibodi.
Pemerintah telah menyediakan enam jenis regimen vaksin booster yang dapat digunakan di Indonesia, yaitu Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Janssen, dan Sinopharm. Lalu, seberapa besar efektivitas yang dapat diberikan, terutama untuk penerima vaksin Sinovac?
Berikut informasi lengkapnya.
Dari Penelitian, Booster Pfizer Unggul Dalam Mencegah Covid-19 dengan Gejala
Credit Image - jurnaljabar.id
Hasil penelitian terbaru tentang efektivitas ini diunggah dalam bentuk foto oleh dr. Adam Prabata melalui laman akun Instagram pribadinya @adamprabata. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa efektivitas booster dari Pfizer unggul dalam mencegah Covid-19 bergejala.
Hasil presentasenya bahkan menyentuh angka 96,5 persen, lho. Angka ini lebih tinggi dibanding AstraZeneca – yang ternyata hanya mencapai 93,2 persen dan Sinovac yang menunjukkan sekitar 78,8 persen.
AstraZeneca Mampu Mencegah Rawat Inap, Masuk ICU, dan Mencegah Kematian
Dalam poin lainnya justru menunjukkan bahwa AstraZeneca lebih unggul. Keunggulan AstraZeneca ini terjadi pada mencegah rawat inap, mencegah masuk ICU, dan mencegah kematian akibat Covid-19.
Pada poin mencegah rawat inap akibat Covid-19, efektivitas dari booster AstraZeneca mampu menunjukkan pada angka 97,7 persen. Angka ini lebih besar dibandingkan Pfizer yang hanya 96,1 persen, dan Sinovac yang berada dikisaran 86,3 persen saja.
Kemudian pada poin mencegah masuk ICU akibat Covid-19, efektivitas booster AstraZeneca mampu mencapai angka 98,9 persen. Sementara efektivitas Pfizer hanya sekitar 96,2 persen, dan Sinovac hanya 92,2 persen.
Terakhir, efektivitas booster AstraZeneca juga menunjukkan keunggulan pada poin mencegah kematian akibat Covid-19 di mana berada dikisaran 98,1 persen. Sedangkan efektivitas booster Sinovac hanya mencapai 86,7 persen, lalu Pfizer mencapai 96,8 persen.
Penelitian Dilakukan Sebelum Omicron Menjadi Varian Dominan
Credit Image - economictimes.indiatimes.com
Yang perlu kamu ketahui, berdasarkan penelitian tersebut, dijelaskan bahwa studi ini dilakukan di Chile pada periode Februari-November 2021 di mana Omicron belum menjadi varian Covid-19 yang dominan di seluruh dunia.
Penelitian ini dilakukan di Chile pada >11 juta orang pada periode Februari-November 2021. Pada periode tersebut, Omicron belum menjadi varian Covid-19 yang dominan di seluruh dunia, termasuk di Chile. Untuk itu, bisa jadi terdapat perbedaan angka efektivitas pada penelitian ini bila dibandingkan dengan efektivitas terhadap varian Omicron.
Ingat, Semua Jenis Vaksin Punya Manfaat yang Sama
Dari sekian banyaknya jenis vaksin yang tersedia, sayangnya masih banyak orang yang sering memilih-milih jenis vaksin. Padahal, umumnya semua vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi nasional memiliki khasiat yang sama, yaitu bertujuan meningkatkan kekebalan tubuh demi mencegah risiko terburuk virus corona penyebab Covid-19.
Sehingga masyarakat dianjurkan untuk tidak pilih-pilih jenis vaksin. Gunakan jenis vaksin yang tersedia di daerah tempat tinggal masing-masing.
Setelah vaksinasi, pastikan kamu masih menerapkan protokol kesehatan, yang meliputi memakai masker – dapat gunakan masker ganda, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas – hindari bepergian jika bukan untuk urusan mendesak, dan menghindari.
Perlu diketahui bahwa mendapat vaksin – bukan berarti bebas dari ancaman penularan virus corona. Hanya saja, dengan mendapat vaksinasi risiko mengalami gejala berat, hingga harus dirawat di ICU — atau risiko kematian pun sangat dapat diminimalisir.
Tidak hanya protokol kesehatan, menjaga daya tahan tubuh juga tetap diperlukan setelah mendapatkan vaksin. Salah satunya, dengan memenuhi asupan vitamin dan mineral, termasuk dengan mengonsumsi suplemen – yang masih sangat direkomendasikan.
Untuk jenis suplemen, dianjurkan memilih dengan kandungan vitamin bersifat imunomodulator, yaitu dapat membantu meningkatkan, sekaligus menjaga kekebalan tubuh. Lantas, apa suplemen yang sebaiknya dikonsumsi?
Direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra bagi tubuh, terutama bagi yang masih harus melakukan aktivitas di luar rumah.
Untuk yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan untuk minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat membantu mengoptimalkan kinerja kekebalan tubuh dalam melawan virus, sekaligus tetap mempertahankan stamina, sehingga tubuh tidak mudah lelah.
Dan pastinya, kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama. Manfaat ini dapat membuatmu semakin produktif dalam beraktivitas.
Itulah informasi mengenai efektivitas booster untuk penerima vaksin Sinovac. Setelah mendapatkan vaksinasi lengkap, pastikan kamu tetap menjalani protokol kesehatan dan menjaga kekebalan tubuh agar tak gampang sakit!
Featured Image – news-medical.net
Source – popmama.com