Deretan Sinyal untuk Berhenti Olahraga, Jangan Diabaikan!
Rutin berolahraga memang salah satu cara yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Kegiatan ini pun bisa membantu meningkatkan stamina tubuh, lho. Namun, berlebihan melakukannya – atau olahraga ketika kondisi tubuh kurang fit justru tidak baik untukmu.
Ya, bisa dibilang bahwa manfaat olahraga tidak dapat diperoleh jika tubuh tidak memiliki kapasitas fisik yang memadai. Untuk itu, ketika berolahraga, pastikan kamu selalu mendengarkan tubuhmu, ya. Ketika tubuh memberikan berbagai ‘sinyal’, maka ada baiknya segera hentikan kegiatan fisik.
Berikut ini deretan sinyal yang menunjukkan bahwa kamu harus segera beristirahat.
Sedang Sakit – atau Mengalami Cedera
Credit Image - sehatq.com
Rasa sakit atau nyeri merupakan sinyal bahwa tubuh sedang tidak baik-baik saja. Ini bisa menjadi sinyal terjadinya peradangan atau cedera yang harus segera ditangani. Dilansir NBC News, jika rasa sakit yang dialami seperti hidung tersumbat atau sakit tenggorokan, berolahraga masih aman dilakukan.
Pada kasus yang lebih berat, rasa sakit pada dada yang disertai dengan rasa mual, kesulitan bernapas, dan berkeringat bisa menjadi tanda serangan jantung. Oleh karena itu, segera hentikan olahraga dan hubungi nomor darurat untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Mual dan Ingin Pingsan
Kelelahan, rasa lapar, dan dehidrasi adalah penyebab mual yang kerap muncul ketika berolahraga. Jika ini terjadi, sebaiknya ambil jeda sebelum melanjutkan aktivitas. Untuk mengantisipasi hal ini, hindari berolahraga dalam kondisi perut kosong.
Selain itu, beristirahatlah yang cukup sebelum berolahraga. Dilansir NBC News, tidur minimal 1 hingga 2 jam sebelum berolahraga lebih dianjurkan daripada tak tidur sama sekali. Jangan memaksakan diri untuk beraktivitas berat dalam kondisi kelelahan, ya!
Kesulitan Bernapas
Credit Image - alodokter.com
Berolahraga dengan intensitas berat bisa menyebabkan kesulitan bernapas. Ini merupakan hal yang wajar, khususnya jika kita belum terbiasa berolahraga. Namun menurut keterangan University of Utah Health, ini juga bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius, seperti dispnea kronis yang berkaitan dengan gangguan paru dan jantung.
Untuk mengantisipasi hal ini, lakukan olahraga dengan intensitas ringan terlebih dahulu. Ketika tubuh sudah bisa beradaptasi dengan baik, tambah intensitasnya secara perlahan. Namun jika kondisinya terus berulang dan semakin parah, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat.
Otot Terasa Kaku dan Kram
Banyak orang mengabaikan pemanasan yang benar sebelum berolahraga. Akibatnya otot menjadi tegang dan mengalami kram.
Jika terjadi cedera, lakukan pertolongan pertama dengan menggunakan metode R.I.C.E atau yang merupakan akronim dari rest, ice, compress, dan elevate. Berikut ini penjelasannya menurut laman WebMD.
- Rest atau beristirahat. Fokus memulihkan cedera dengan beristirahat setidaknya selama 2 hari ke depan.
- Ice atau es. Untuk meredakan peradangan, gunakan kantong es yang sudah dibalut kain lalu tempelkan ke area cedera.
- Compression. Berikan tekanan pada bagian yang mengalami cedera.
- Elevation atau elevasi. Angkat area cedera melebihi ketinggian jantung untuk mengurangi cairan di daerah pembengkakan.
Jantung Berdebar Cepat
Credit Image - kompas.com
Selama berolahraga, wajar jika detak jantung meningkat secara bermakna. Bahkan menurut laman Bailey Fitness, detak jantung seseorang diharapkan mencapai kenaikan 50 hingga 85 persen dari denyut maksimum ketika berolahraga. Di samping meningkatkan stamina, ini juga diketahui merupakan zona pembakaran lemak.
Namun, umumnya detak jantung akan menurun secara perlahan ketika kamu beristirahat. Jika detak jantung masih tetap tinggi, ini menjadi indikasi gangguan jantung, seperti atrial fibrilasi atau gangguan irama jantung.
Memang, olahraga semestinya merupakan kegiatan yang bisa memberikan efek positif terhadap kesehatan. Tetapi, pada kondisi tertentu olahraga justru bisa menyerang kesehatan tubuh, lho. Jadi, tetap perhatikan tanda yang diberikan – dan segera beristirahat, ya.
Agar nantinya manfaat olahraga bisa dirasakan secara maksimal, pastikan pula kamu sudah memenuhi kebutuhan nutrisi dengan tepat. Selain mengonsumsi makanan sehat – kamu direkomendasikan mengoptimalkan asupan nutrisi dengan rutin minum multivitamin setiap harinya.
Konsumsi multivitamin Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat ini dapat membantumu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Nah, kamu bisa minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra dan sensasi rasa segar sepanjang hari.
Namun, jika kamu memiliki masalah lambung yang cukup sensitif, maka direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.
Kandungan vitamin B kompleks dalam multivitamin Enervon dapat membantu mengoptimalkan metabolsime, sehingga tubuhmu mampu memperoleh energi yang maksimal. Dan pastinya vitamin C dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Untuk mendapatkan produk Enervon, kamu bisa segera kunjungi e-commerce di Tokopedia, ya!
Yuk, lakukan olahraga sesuai kemampuan tubuhmu – dan jangan terlalu dipaksakan!
Featured Image – klikdokter.com
Source – idntimes.com