Bagaimana Cara Hepatitis Akut Menyebar? Begini Penjelasannya
Saat ini, penyakit hepatitis sedang menjadi kekhawatiran masyarakat dunia, terutama para orangtua, mengingat penyakit ini kerap menjangkit anak-anak. Sebenarnya, hepatitis merupakan penyakit yang sudah ada dari dulu. Hanya saja, hepatitis akut berbeda jenis dengan hepatitis lainnya – dan belum diketahui penyebabnya.
Hepatitis umumnya disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, atau E. Hepatitis jenis inilah yang dapat menyebabkan penularan. Tapi, ada pula hepatitis yang tidak bisa menular, biasanya disebabkan oleh autoimun.
Lantas, sebenarnya, bagaimana cara hepatitis dapat menyebar? Berikut ini ulasannya.
Cara Penularan Penyakit Hepatitis
Credit Image - alodokter.com
Untuk menjawab pertanyaan hepatitis menyebar melalui apa, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu penyebab hepatitis itu sendiri. Pasalnya, masing-masing hepatitis yang disebabkan oleh virus memiliki jalur penularan yang berbeda.
Gejala yang muncul pada masing-masing penularan pun memerlukan waktu berbeda. Dilansir Central of Disease Control and Prevention, gejala umum hepatitis yakni:
- Demam
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Dalam beberapa kasus serius terjadi perubahan urin menjadi berwarna gelap, tinja berwarna terang, nyeri sendi, dan penyakit kuning
Pada kasus hepatitis kronis, gejala bisa memakan puluhan tahun untuk berkembang. Sedangkan indikasi infeksi akut dapat muncul kapan saja dari 2 minggu hingga 6 bulan setelah penularan virus.
Hepatitis A – Menular Melalui Fecal-Oral
Virus hepatitis A (HAV) merupakan penyebab umum kasus hepatitis di dunia. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, terlebih yang tidak mendapatkan vaksinasi hepatitis A. Gejala yang muncul akibat HAV umumnya bertahan beberapa hari hingga hitungan bulan dan dapat sembuh tanpa menyebabkan penyakit hati serius.
Hepatitis A menyebar melalui rute fecal-oral yakni makanan atau air yang terinfeksi virus. Makanan dan air dapat tercemar jika bersentuhan dengan penderita hepatitis A yang tidak mencuci tangan selepas dari kamar mandi dan mentransfer sisa kotoran yang mungkin masih menempel.
Dengan kata lain, hepatitis yang disebabkan virus hepatitis A umumnya terjadi pada jalur pencernaan.
Dilansir WebMD, makanan tertentu seperti kerang mentah, buah-buahan, sayuran, dan makanan setengah matang adalah penyebab umum wabah hepatitis A. Pusat penitipan anak yang tidak menjaga kebersihan setelah mengganti popok juga berisiko tinggi terpapar hepatitis A.
Hepatitis B – Cairan Tubuh
Credit Image - halodoc.com
Sesuai namanya, hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang dapat bersifat akut di awal dan menjadi kronis. Laman CDC menyebutkan, beberapa orang dengan hepatitis B mungkin tidak menyadari gejala ringan yang singkat. Namun, virus yang tersisa di tubuh dapat berubah menjadi infeksi jangka panjang dan menyebabkan masalah serius, seperti kerusakan hati, gagal hati, hingga kanker hati.
Cara penularan hepatitis B yakni melalui kontak darah atau cairan tubuh lain yang terinfeksi HBV. Umumnya disebabkan penggunaan jarum suntik, spuit, dan alat pengobatan secara bergantian.
Selain hal tersebut, penularan juga terjadi karena interaksi luka terbuka dengan pasien hepatitis B, penggunaan berbagi barang pribadi (seperti sikat gigi, pisau cukur) secara bersamaan, hingga jalur maternal yang merupakan bawaan sejak lahir.
Berbeda dengan hepatitis A, hepatitis B biasanya tidak menyebar melalui makanan. Meski begitu, beberapa orang memiliki potensi lebih tertular hepatitis B, termasuk bayi dengan ibu positif hepatitis B, pengguna obat-obatan terlarang, serta seseorang yang tinggal seatap dengan pasien hepatitis B termasuk petugas kesehatan.
Hepatitis C – Dari Darah
Sama seperti hepatitis B, hepatitis C merupakan jenis hepatitis yang dapat bersifat akut maupun kronis. Ketika virus hepatitis C (HCV) masih berkembang di tubuh, maka infeksi jangka panjang dapat terjadi. Penyakit ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, bahkan mengancam jiwa seperti sirosis dan kanker hati.
Darah merupakan media penularan hepatitis C. Ketika seseorang mengalami kontak darah dengan individu positif hepatitis C, maka harus segera dilakukan tes.
Paparan darah dapat terjadi melalui jarum suntik, termasuk ketika membuat tato atau melakukan tindik. Transfusi darah dan transplantasi organ juga berpotensi menularkan hepatitis C, meski potensi berkurang karena adanya screening pendonor. Hepatitis C juga dapat ditularkan melalui ibu kepada anaknya.
Sayangnya, belum ada vaksin untuk hepatitis C, tetapi ada perawatan yang bisa dilakukan untuk mengobati kondisi ini. Pengobatan direkomendasikan bagi semua orang, termasuk anak-anak berusia 3 tahun dan remaja. Perawatan hepatitis C saat ini melibatkan 8-12 minggu terapi oral (pil) yang efektif mengobati dengan sedikit efek samping.
Hepatitis D – Cairan Tubuh
Credit Image - lifepack.id
Hepatitis yang disebabkan virus hepatitis D (HDV) merupakan kasus khusus. Sebab, hepatitis D hanya menyerang orang-orang yang memiliki riwayat penyakit hepatitis B. Hepatitis ini terjadi secara bersamaan dengan hepatitis B (koinfeksi) atau setelah hepatitis B (superinfeksi).
Koinfeksi dapat menimbulkan masalah gagal hati, tetapi tidak menyebabkan penyakit seumur hidup. Adapun superinfeksi sangat mungkin menjadi infeksi jangka panjang yang menyebabkan perkembangan fibrosis hati yang cepat, gagal hati, dan bahkan kematian.
Penyebaran hepatitis D pun sama dengan hepatitis B. Penyakit ini menular melalui interaksi darah dan cairan tubuh. Termasuk ketika mendapatkan transfusi, berhubungan seks dengan pasangan positif hepatitis D, juga jalur kelahiran yang diturunkan melalui ibu yang memiliki hepatitis D.
Hepatitis E – Melalui Makanan dan Air
Sama seperti hepatitis A, hepatitis akibat virus hepatitis E (HEV) ini juga menyebar melalui fecal-oral. HEV ditemukan dalam tinja orang terinfeksi hepatitis E dan dapat menyebar ketika seseorang tanpa sadar mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung virus. Hepatitis E juga dapat menyebar melalui makanan setengah matang atau tidak diolah sama sekali (mentah).
Hepatitis E umum terjadi di negara yang memiliki sanitasi buruk. Layaknya hepatitis jenis lain, hepatitis E hanya bisa diidentifikasi melalui tes laboratorium, ya. Tidak semua orang yang terpapar virtu HEV mengalami gejala. Namun jika gejala muncul, biasanya teridentifikasi antara 2 hingga 6 minggu setelah terpapar virus.
Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi atau vaksin guna mencegah hepatitis E. Wanita sedang hamil berisiko lebih besar mengalami gagal hati dan kematian akibat hepatitis E, sedangkan orang yang telah menjalani transplantasi organ dan memiliki sistem kekebalan lemah dapat mengalami masalah hati jangka panjang.
Bagaimana dengan Hepatitis Akut Misterius?
Credit Image - cnnindonesia.com
Belum ditemukannya penyebab pasti menjadikan hepatitis akut ini misterius. Termasuk bagaimana penyakit tersebut bisa menyebar. Sejauh ini, ahli kesehatan hanya bisa memperkirakan media yang dapat menyebabkan hepatitis akut misterius menular. Dugaan terkuat yakni melalui udara atau makanan.
Sekretaris yang juga juru bicara Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi menyebutkan perkiraan tersebut didasarkan pada penemuan adenovirus pada beberapa kasus hepatitis akut misterius. Adenovirus dapat menyebar melalui droplet dengan media udara. Adapun dugaan melalui makanan sebab sebagian besar virus hepatitis akut ditularkan melalui oral.
Menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga kebersihan sanitasi adalah langkah utama pencegahan hepatitis akut misterius. Selain itu, pastikan untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dengan rutin mencuci tangan dan memakai masker untuk membantu mencegah penularan.
Cara Mencegah Infeksi Hepatitis
Untuk mencegah risiko infeksi penyakit hepatitis, kamu disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan.
Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Kemudian, untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak dari orang yang sakit agar tetap sehat.
Yang tak kalah pentingnya dalam mencegah penyakit, pastikan Si Kecil sudah menerapkan hidup sehat, seperti mendapat asupan makanan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, dan mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral – misalnya, dengan memberi asupan multivitamin.
Untuk suplemen multivitamin, kamu direkomendasikan untuk meminum Enervon Active yang pastinya punya kandungan kombinasi vitamin yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh.
Enervon-C mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tak mudah sakit.
Minum Enervon-C secara rutin, baik dalam Enervon-C Effervescent – yang satu ini punya kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.
Kamu punya masalah lambung sensitif? Tak masalah! Direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active yang punya kandungan non-acidic 500 mg Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuhmu agar tidak mudah lelah, sekaligus menjaga daya tahan tubuhmu.
Kandungan vitamin C di dalam Enervon-C dan Enervon Active dapat membantu menjaga kesehatan jantung, sekaligus mendukung fungsi organ tubuh lainnya, ya. Selain itu, kandungan vitamin B kompleks di dalamnya dapat mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama.
Dan untuk anak-anak, orangtua direkomendasikan memberi Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D – yang dapat memaksimalkan proses tumbuh kembang Si Kecil, bantu memenuhi kebutuhan nutrisi, hingga menjaga daya tahan tubuhnya agar tidak mudah sakit.
Untuk mendapatkan produk Enervon kamu bisa membelinya di official store di Tokopedia, ya!
Itulah informasi mengenai penularan hepatitis. Untuk menghindari risiko infeksinya, tetap lakukan langkah pencegahan, termasuk menjaga kebersihan diri dan menguatkan kekebalan tubuh.
Featured Image – familydoctor.org
Source – idntimes.com