5 Tips Mendukung Perkembangan Emosional Anak Pasca Pandemi
Beberapa waktu terakhir, angka kasus positif Covid-19 memang sedang kembali melonjak, dikarenakan ditemukannya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Meski demikian, tetap saja saat ini masa transisi pasca pandemi terus berlanjut.
Banyak orang yang perlahan kembali beraktivitas di luar rumah. Tak heran berbagai sebutan mulai dari working from anywhere, flexible working arangment, hybrid – atau campuran antara kerja online dan offline kerap bermunculan. Ini artinya, sama-sama memiliki waktu kerja di rumah dan sebagian lagi waktunya dari luar rumah atau kantor.
Hal tersebut juga berlaku bagi anak-anak, lho. Saat ini, mereka sudah kembali belajar dari sekolah – dan siswa pun masuk dengan jumlah sepenuhnya tanpa bergantian seperti ketika pandemi berlangsung. Ini berarti semua kegiatan memang sudah mulai pulih seperti sedia kala, ya?
Untuk membantu perkembangan sosial emosional Si Kecil pasca pandemi – atau di masa transisi, berikut 5 tips yang penting untuk diterapkan. Simak informasinya di bawah ini, yuk!
1. Orangtua Perlu Peka dengan Masa Transisi
Credit Image - generasimaju.co.id
Fase transisi pasca pandemi sangat memenagaruhi perkembangan sosial emosional anak. Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak dari FKUI, Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH mengatakan bahwa penting bagi para orangtua untuk dapat memahami tumbuh kembang sosial emosional anak.
Hal ini demi kelancaran anak-anak dalam beradaptasi dengan normal, serta mereka memiliki keterampilan sosial emosional yang memadai di masa transisi pasca pandemi. Anak-anak dapat memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka orang tua perlu memantau perkembangan sosial emosional anak secara berkala.
Perkembangan emosi dan sosial ini pun erat kaitannya dengan kecerdasan otak. Ini erat kaitannya dengan sistem pencernaan yang sehat, lho. Perlu diketahui, ketiganya sangat berpengaruh juga berkaitan terhadap tumbuh kembang anak.
2. Berikan Solusi Atas Kebingungan yang Dirasakan Si Kecil
Memangnya, mengapa anak merasa kebingungan? Itu karena anak kembali ke aktivitas semula, namun masing-masing anak tentu menghadapi perubahan rutinitas. Padahal sebagian besar anak belajar banyak hal melalui rutinitas yang sudah biasa mereka lakukan.
Ketika kembali menjalani kehidupan dan melakukan interaksi sosial. Rutinitas ini bisa saja meningkatkan masalah sosial emosional pada anak. Kemudian dampak yang terjadi pun bisa berbeda tergantung pada usia anak dan juga dukungan dari lingkungannya masing-masing.
Gangguan perkembangan emosi dan sosial, dapat mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan di masa dewasa seperti gangguan kognitif, depresi, dan potensi penyakit tidak menular. Jadi, orangtua perlu memberikan solusi terutama dalam mengajarkan sosial emosional pada anak maka orangtua harus memberikan contoh yang baik.
Anak merupakan peniru ulung, suka meniru orang dewasa. Maka sebagai lingkungan terdekat, orangtua perlu menjadi tauladan bagi anak. Selain itu biasakan melibatkan anak sejak dini dalam melakukan tugas-tugas yang sederhana di rumah. Hal ini mungkin terlihat simpel, namun pada pelaksanaannya mungkin jadi pengalaman baru bagi anak.
Contohnya melibatkan anak untuk merapikan kamarnya, melibatkan anak untuk membantu membuat minuman ketika ada tamu datang, atau melibatkan anak ketika berkebun di pagi hari. Kegiatan-kegiatan tersebut mungkin saja membuat anak jadi berinteraksi pada orang lain dan ini melatih kemampuan sosialnya.
3. Melatih Anak untuk Berempati
Credit Image - id.theasianparent.com
Selanjutnya, orangtua juga diharapkan untuk membiarkan anak terlibat jika keluarga sedang membicarakan sesuatu yang akhirnya membuat keputusan baru. Dengan begitu anak akan merasa suaranya didengar.
Dorong anak untuk berempati terhadap teman sebayanya, perluas wawasan anak, dan juga agar memelihara kepekaan anak.
Jika ingin berpendapat, anak juga perlu dilatih menyesuaikan kondisi. Belajar berandai-andai atau melihat dari sudut pandang berbeda. Anak zaman sekarang terbiasa dengan melakukan "Point of View" berbeda dari sisi orang lain. Ini sebenarnya juga dapat melatih anak untuk berempati.
Selain itu untuk semakin dekat dengan anak, orangtua juga bisa menggunakan waktu sebelum tidur. Dalam hal ini, orangtua bisa menggunakan metode bed talk sebelum tidur, dibacakan cerita, ditanya bagaimana tadi siangnya ini akan terjadi pengembangan sosial emosional.
4. Memberikan Stimulasi yang Tepat
Memberikan stimulasi yang tepat bisa mendorong anak untuk mengenal minat dan bakatnya. Ini juga bisa memudahkan anak saat bersosialisasi di lingkungan sekolah atau bermain.
Yang dapat orangtua lakukan adalah memberikan stimulasi melalui suara, musik, getaran, bicara, bercerita, alat perabaan, bernyanyi, bermain, hingga latihan memecahkan masalah. Permainan seperti melipat kertas, gunting tempel, dan meniru gerakan juga bisa dilakukan. Yang terpenting stimulasi diberikan sesuai dengan usia anak.
5. Menjaga Kebutuhan Nutrisi Anak
Credit Image - klikdokter.com
Selain memerhatikan perkembangan sosial emosional anak, orangtua juga wajib memberikan nutrisi yang tepat untuk anak. Melalui makanan-makanan dengan gizi seimbang dan pola hidup seperti olahraga juga perlu diperhatikan.
Membatasi makanan manis atau gula juga perlu jadi perhatian khusus. Jika anak memiliki tubuh yang sehat dalam masa transisi ini, maka akan lebih mudah baginya untuk beradaptasi dan bergaul dengan teman-teman sebayanya.
Selain itu, memaksimalkan nutrisi Si Kecil, orangtua juga disarankan memberikan asupan suplemen tambahan yang mengandung vitamin lengkap. Tak hanya baik untuk perkembangan anak, namun ini juga dapat membantu daya tahan tubuhnya, lho.
Berikan Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D – yang penting untuk dukung perkembangan kecerdasan anak.
Tak hanya itu, Enervon-C Plus Sirup pun dapat bantu optimalkan tambuh kembang si kecil, membuat anak tetap aktif di masa pertumbuhannya, meningkatkan nafsu makan, membantu pembentukan tulang dan gigi, serta bantu pelihara daya tahan tubuhnya biar tidak mudah sakit.
Untuk mendapatkan produk Enervon kamu bisa membelinya di official store di Tokopedia.
Mendukung perkembangan sosial emosional anak pasca pandemi mungkin bukan perkara mudah, apalagi selama masa transisi ini. Namun, untuk membantumu, silahkan coba tips di atas agar Si Kecil lebih mudah melewatinya, ya!
Featured Image – appletreebsd.com
Source – popmama.com