Cacar Monyet: Penyebab, Gejala, dan Cara untuk Mencegahnya
Cacar monyet menjadi perhatian dunia. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox dan tergolong penyakit langka ini pun termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae dan merupakan penyebab beberapa jenis cacar lainnya.
Virus yang pertama kali ditemukan pertama kali di tahun 1958 lebih umum terjadi di Afrika, namun juga sudah pernah dilaporkan di beberapa negara lainnya, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Israel, dan Singapura – dengan jumlah kasus yang sangat sedikit.
Walau belum ditemukan di Indonesia, tak ada salahnya kamu tetap waspada dengan cacar monyet, salah satunya dengan membekali diri informasi seputar virus tersebut. Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!
1. Apa itu Cacar Monyet?
Credit Image - halodoc.com
Monkeypox adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan – atau virus zoonosis. Nah, di sini monyet adalah inang utama dari monkeypox, maka dari itu disebutlah sebagai cacar monyet.
Cacar monyet ditemukan pertama kali pada tahun 1958 silam di antara koloni monyet yang dipelihara di laboratorium. Setelah dilakukan uji darah beberapa hewan di Afrika, ditemukan bukti kalau infeksi cacar ini banyak terjadi di antara hewan pengerat Afrika.
Kasus infeksi virus monkeypox pada manusia dilaporkan pertama kali di tahun 2970, kemudian kasus pun terus bertambah, utamanya menyerang orang yang tinggal di lokasi terpencil di Afrika.
2. Penyebab Virus Monkeypox
Cacar monyet berawal menjadi penyakit endemik di daerah Afrika Tengah dan Barat. Sejak itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat ada cukup banyak kasus di luar Afrika yang menginfeksi manusia, yaitu:
- 47 kasus di Amerika Serikat di tahun 2003
- 3 kasus di Inggris di tahun 2003
- 1 kasus di Israel di tahun 2018
- 1 kasus di Singapura di tahun 2019
- 4 kasus di Inggris pada tahun 2022
Orang-orang dewasa muda, remaja, dan anak kecil serta bayi lebih rentan terhadap infeksi monkeypox. Dari sekitar 10% kasus kematian yang dilaporkan sebagian besarnya adalah anak-anak.
Virus monkeypox ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan hewan yang terinfeksi. Makan produk hewani yang tidak diolah dengan tepat dari hewan yang terinfeksi juga berisiko menularkan penyakit tersebut.
Di Afrika sendiri, infeksi virus monkeypox telah ditemukan pada banyak hewan, seperti tupai, tikus, dan berbagai spesies monyet.
Sementara itu, untuk penularan antar manusia – yang di mana kasus ini masih relatif terbatas, infeksi dapat terjadi ketika melakukan kontak erat, seperti terkena air liur dari orang yang terinfeksi, lesi kulit penderitanya, atau benda yang baru terkontaminasi. Selain itu, penularan juga dapat terjadi dari ibu ke bayi lewat plasenta.
Bahaya penyakit ini dapat dicegah dengan efektif melalui vaksin. Antivirus untuk pengobatan infeksi virus yang satu ini masih terus diteliti secara lebih lanjut.
3. Apa Saja Gejalanya?
Credit Image - suara.com
Pada manusia, gejalanya mirip dengan gejala cacar (smallpox), tetapi lebih ringan. Yang membedakan, yaitu cacar satu ini disertai dengan pembengkakan di kelenjar getah bening. Pembengkakan tersebut tidak terjadi pada kasus smallpox.
Ada pun masa inkubasi virus biasanya terjadi berkisar 5-21 hari. Tetapi, orang yang sudah terinfeksi virus smallpox akan menunjukkan gejalanya setelah 6 sampai 16 hari setelah paparan terjadi.
Gejala cacar monyet dimulai dengan:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Kedinginan
- Kelelahan
- Ruam
- Muncul lesi pada kulit
Di Afrika, kasus kematian akibat infeksi virus smallpox adalah sebanyak 1 dari 10 orang yang terinfeksi.
4. Cara Pencegahan yang Dapat Dilakukan
Untuk mencegah cacar monyet, maka penting sekali untuk meningkatkan kesadaran akan faktor-faktor risiko yang mengintai. Sejumlah tindakan yang dapat kamu lakukan dalam mencegah infeksi virus yang satu ini, yaitu:
- Berhati-hati saat kontak dengan hewan, utamanya hewan yang sakit atau mati di lokasi yang ditemukan kasus virus tersebut.
- Hindari kontak dengan benda apa pun yang pernah kontak dengan hewan yang sakit.
- Pisahkan pasien dari pasien lain.
- Cuci tangan hingga bersih setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
Selain menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi virus penyebab penyakit juga harus dilakukan dengan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, dimulai dari mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan mencukupi asupan vitamin serta mineral.
Kedua nutrisi tersebut dapat kamu peroleh dari menu makanan harian – dan dilengkapi dengan mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap. Nah, kamu direkomendasikan untuk meminum multivitamin dari Enervon secara rutin, ya.
Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Kamu dapat meminum Enervon-C dalam bentuk tablet yang mengandung 500 mg Vitamin C, atau Enervon-C Effervescent yang memiliki kandungan vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.
Untukmu yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc untuk menjaga stamina tubuh agar tidak mudah lelah, sekaligus mengoptimalkan imunitas tubuhmu.
Dan kedua multivitamin ini pun dapat membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga asupan makanan yang kamu konsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat satu ini berkat kandungan vitamin B kompleks di dalamnya.
Untuk mendapatkan produk Enervon kamu bisa segera membelinya di official store di Tokopedia, ya.
Cacar monyet memang terdengar mengerikan, guna menghindari penyakit ini, pastikan kamu sudah waspada dan menerapkan cara pencegahannya. Jika alami gejala virus tersebut, segera kunjungi fasilitas kesehatan agar mendapat penanganan tepat!
Featured Image – suaramerdeka.com
Source – idntimes.com