5 Faktor yang Memperlambat Metabolisme, Waspadai!
Sudah tahu peran metabolisme tubuh? Fungsi ini berperan untuk mengubah makanan yang masuk ke dalam tubuh menjadi energi. Saat proses tersebut terjadi, maka kalori makanan dan minuman yang ditambah oksigen akan melepaskan energi yang diperlukan tubuh agar bisa berfungsi dengan baik.
Itulah sebabkan mengapa metabolisme yang efektif akan membuat dan mengeluarkan energi secara baik, sehingga tidak menyimpan lemak berlebih.
Meski demikian, ada beberapa hal yang dapat memperlambat metabolisme tubuh. Jika sudah begini, metabolisme akan terhambat – dan akhirnya berat badan lebih sulit dijaga. Hasilnya, lemak dalam tubuh tertimbun, mengalami sembelit, dan bobot tubuh terus naik.
Orang yang memiliki metabolisme lambat dapat meningkatkan risiko diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, dan masalah kesehatan lainnya. Gaya hidup yang kurang sehat pun bisa melambatkan fungsi ini, lho.
Lantas, apa saja sih kebiasaan yang baiknya dihindari agar metabolisme tidak terhambat? Berikut 5 di antaranya.
1. Kurang Tidur
Credit Image - unair.ac.id
Meski hanya diam, tidur ternyata efektif dalam membantu metabolisme bergerak dengan stabil. Ketika kamu kurang tidur atau kesulitan untuk tidur di malam hari, tubuh jadi tidak bisa memakai energi dalam tubuh dengan baik. Dari laman Web MD, aktivitas ini bisa meningkatkan risiko diabetes dan obesitas, lho.
Agar sistem metabolisme kembali membaik, cobalah tidur sekitar 7-9 jam. Kalau kamu kesulitan untuk melakukannya, kamu bisa berlatih dengan memulai tidur di waktu yang sama, melakukan olahraga beberapa jam sebelum tidur, tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang membuatmu tetap terjaga, dan masih banyak lagi.
2. Konsumsi Kalori yang Terlalu Sedikit
Apakah kamu mengira jika tidak atau sedikit mengonsumsi kalori maka berat badan tubuh jadi cepat berkurang? Ini salah besar, lho. Walaupun defisit kalori memang sangat dibutuhkan tubuh untuk mengurangi berat badannya. Tapi di lain pihak, hal ini menjadi kontraproduktif kalau asupan kalorimu jadi sangat rendah.
Dalam studi ilmiah di Jepang pada tahun 2006, peneliti meminta peserta studi sebanyak 32 orang untuk dibagi menjadi dua kelompok, yakni peserta yang mengonsumsi 1.114 kalori dengan peserta yang mengonsumsi 1.462 kalori selama empat hari. Hasilnya, kelompok yang mengonsumsi kalori lebih sedikit kecepatan sistem metabolismenya dua kali lebih lambat dibandingkan kelompok yang lebih banyak mengonsumsi kalori.
Karena itu, penting untuk tetap mengonsumsi kalori saat ingin menurunkan berat badan. Selama diatur dengan benar, berat badan tetap terjaga, kok. Nah, untuk mendapatkan perhitungan asupan kalori keluar dan masuk yang tepat, kamu perlu berkonusltasi dengan dokter gizi!
3. Malas Bergerak
Credit Image - harapanrakyat.com
Malas bergerak atau tidak aktif ternyata bisa menyebabkan sistem pencernaan tidak bekerja dengan benar, lho. Hal ini akan berdampak besar pada orang yang sebagian besar waktunya dipakai untuk duduk, baik itu saat bekerja di kantor atau duduk santai ketika menonton televisi di rumah.
Jika kamu tidak mempunyai cukup waktu untuk berolahraga secara khusus, kamu bisa memanfaatkan aktivitas disik dasar sebagai cara untuk bergerak. Kamu bisa mencoba untuk menyapu dan mengepel lantai, membersihkan jendela rumah, atau naik turun tangga juga bisa membakar kalori.
Jenis aktivitas seperti ini disebut non-exercise activity thermogenesis (NEAT). Dalam ulasan ilmiah yang diterbitkan Mayo Clinic tahun 2015, NEAT yang dilakukan secara intens dapat membakar sampai 2.000 kalori setiap harinya.
Agar kamu bisa konsisten melakukan NEAT, sisihkan waktu untuk berjalan-jalan beberapa kali saat kamu kerja di kantor.
Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan teknik bekerja dengan cara berdiri agar kalori tetap terbakar meski kamu sedang bekerja. Ketika di rumah pun, kamu bisa melakukan NEAT dengan mengerjakan pekerjaan rumahmu sendiri.
4. Kurang Asupan Protein
Mengonsumsi cukup protein bisa mempertahankan berat badan secara sehat. Hal ini bisa terjadi karena protein dapat membuat tubuh menahan kenyang lebih lama dan mempercepat pembakaran kalori.
Menyuplik laman Healthline, peningkatan metabolisme setelah pencernaan – atau thermic effect of food (TEF) dinilai lebih efektif ketika mengonsumsi banyak protein dibandingkan dengan lemak atau karbohidrat.
Penelitian yang diterbitkan dalam Nutrition and Metabolism Journal tahun 2004 menunjukkan bahwa mengnsumsi protein bisa meningkatkan metabolisme sekitar 20-30 persen, sedangkan untuk karbohidrat hanya 10 persen, dan lemak sekitar 3 persen atau kurang.
Itulah sebabnya ketika kamu ingin menjaga berat badan, mengonsumsi protein hewani seperti ikan atau dada ayam tanpa kulit tetap sebisa mungkin dilakukan. Sedangkan untuk kamu yang memilih makanan nabati, protein pada tempe dan tahu juga tak kalah baiknya, kok!
5. Terlalu Banyak Konsumsi Manis
Credit Image - dentalscv.com
Mengonsumsi minuman manis terlalu banyak dapat menganggu kesehatanmu, lho. Dari berbagai penelitian, mengonsumsi gula tinggi sering dihubungkan dengan berbagai penyakit seperti obesitas, resistensi insulin, dan diabetes. Biasanya efek negatif akibat konsumsi gula tinggi dikaitkan dengan fruktosa yang dapat memperlambat sistem metabolisme.
Dilansir Healthline, gula putih mengandung 50 persen fruktosa, sedangkan sirup jagung mengandung 55 persen fruktosa. Dalam studi ilmiah tahun 2011, orang dengan berat badan berlebih dan obesitas yang mengonsunsumsi minuman manis berfruktosa tinggi terbukti mengalami penurunan tingkat metabolisme yang sangat signifikan.
Jadi, hindarilah minuman yang mengandung fruktosa tinggi. Sebaiknya konsumsi air putih lebih banyak atau teh atau kopi tanpa gula. Tapi, jika sangat ingin mengonsumsi minuman manis, kamu bisa menambahkan madu murni di dalamnya yang lebih sehat.
6. Cara Meningkatkan Metabolisme Tubuh
Selain menghindari kebiasaan di atas, agar metabolisme tubuh tetap terjaga, ada beberapa tips yang dapat dilakukan, yaitu:
- Pastikan kamu mendapatkan waktu tidur yang cukup.
- Rajin melakukan aktivitas fisik.
- Bisa juga dengan melakukan latihan angkat beban – salah satu bentuk aktivitas yang baik untuk meningkatkan metabolisme.
- Perbanyak konsumsi asupan protein.
- Cukupi kebutuhan cairan tubuh.
Yang tak kalah pentingnya untuk memaksimalkan metabolisme tubuh, konsumsi vitamin B kompleks. Jenis vitamin ini memiliki peran penting dalam meningkatkan metabolisme, lho.
Sejumlah jenis vitamin B kompleks berfungsi untuk memproses karbohidrat, kemudian memecahnya menjadi glukosa dan diubah menjadi energi untuk tubuh. Sehingga, kekurangan asupannya pun akan menyebabkan metabolisme menjadi terhambat – dan pembentukan energi tidak bisa dilakukan secara maksimal.
Lalu, bagaimana caranya memenuhi kebutuhan vitamin tersebut? Vitamin B kompleks dapat diperoleh dari sumber makanan, seperti daging sapi, susu dan produk olahannya, telur, bayam, tempe, sayuran berdaun hijau, kerang, dan hati.
Selain itu, vitamin B kompleks dapat diperoleh dengan mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap, seperti Enervon Active.
Enervon Active mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.
Deretan vitamin tersebut dapat membantu menjaga daya tahan tubuh agar tak gampang terkena penyakit. Selain itu, kandungan vitamin B kompleks di dalamnya juga bisa mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi bisa diubah menjadi energi yang lebih tahan lama, sehingga kamu tak mudah lelah saat berkendara.
Untuk mendapatkan produk Enervon Active, kamu bisa mendapatkannya dengan klik di sini, ya.
Apakah kamu masih melakukan kebiasaan di atas? Jika iya, ada baiknya segera dihindari. Karena, lama-kelamaan metabolisme tubuh bisa terganggu. Yuk, ubah sedikit demi sedikit gaya hidupmu!
Featured Image – klikdokter.com
Source – idntimes.com