7 Ciri-ciri Toxic Parents yang Dapat Ganggu Pertumbuhan Anak
Memberikan kasih sayang kepada anak merupakan salah satu kewajiban yang perlu dilakukan oleh orangtua. Tapi sayangnya, tanpa disadari banyak orangtua yang justru termasuk ke dalam toxic parents, lho.
Semoga moms dan dads yang tengah membaca artikel ini tak termasuk, ya!
Sebagai orangtua, tentu kamu ingin memberikan segalanya yang terbaik buat sang buah hati. Namun, terkadang caranya kurang tepat, sehingga memicu perilaku toxic.
Jika dilakukan terus menerus, kebiasaan tersebut dapat membawa dampak buruk dalam hubungan keluarga, termasuk pada anak-anak. Perilaku orangtua yang toxic akan menyebabkan kerusakan emosional dan mental Si Kecil.
Untuk itu, penting bagi moms dan dads memahami ciri-ciri toxic parents dan bahayanya pada tumbuh kembang anak. Berikut ulasannya.
1. Mengutamakan Diri Sendiri Dibanding Anaknya
Credit Image - metro.tempo.co
Perilaku orangtua terhadap anak menjadi salah satu faktor penentu emosional dan mental anak sejak ia berusia dini hingga dewasa nanti. Begitu pula dengan toxic parents yang selalu mengutamakan dirinya, kemudian mengesampingkan kepentingan anak.
Meskipun mengatakan bahwa mereka menyayangi Si Kecil, mereka akan selalu menempatkan keinginan dan kebutuhannya lebih dahulu dibanding anak. Lambat laun, hal ini tentu dapat memengaruhi emosi anak, di mana biasanya ia merasa tak dianggap atau kurang dihargai.
2. Tak Memedulikan Si Kecil
Sikap tidak peduli pada anak juga merupakan ciri-ciri toxic parents, lho, moms dan dads.
Orang tua toxic tidak akan mempertimbangkan bagaimana kata-kata atau tindakannya dapat memengaruhi Si Kecil, atau bahkan melukai perasaannya. Toxic parents tidak suka mendengarkan pendapat anak dan selalu memaksakan pendapatnya sendiri.
3. Tidak Simpati Terhadap Anak
Credit Image - mamapapa.id
Tidak menunjukkan simpati apapun kepada anak, bisa menjadi ciri-ciri toxic parents. Meskipun mereka tahu anaknya terluka, mereka akan memilih berpura-pura tidak tahu atau bahkan tidak mempedulikannya.
Toxic parents tidak akan berpikir tentang rasa sakit yang dirasakan Si Kecil karena menganggap bahwa hal tersebut biasa dan tidak perlu dibicarakan.
4. Sering Berperilaku Kasar
Orangtua toxic akan sering berbicara dan bertindak kasar kepada anak. Toxic parents sering kali meluapkan kemarahannya dengan kasar secara verbal maupun nonverbal.
Hal inilah yang dapat memengaruhi pertumbuhan psikologis Si Kecil. Tanpa disadari, anak pun akan tumbuh menjadi pribadi yang penakut dan penuh kecemasan atau bahkan menjadi pribadi yang sama-sama memilih kekerasan sebagai jalan keluar.
5. Menuntut Anak
Credit Image - lifestyle.kompas.com
Si Kecil akan dibuat untuk selalu menuruti keinginan orang tuanya, bahkan jika itu bukan hal yang baik. Sebenarnya tidak salah mengarahkan anak untuk memilih atau melakukan sesuatu, tetapi jika itu melampaui kemampuan anak, tentu akan membuat anak merasa tertekan.
6. Seringkali Meremehkan Anak
Ketika orangtua memperlakukan anak selalu seperti anak kecil dan mengabaikannya secara terus menerus, ini termasuk ciri-ciri toxic parents, lho, moms dan dads. Nah, orangtua yang toxic tersebut tidak pernah menganggap pendapat anak dan akan selalu meremehkan semua hal yang anak lakukan.
7. Anak Selalu Disalahkan
Credit Image - rijal09.com
Beberapa orangtua toxic akan menyalahkan anak mereka atas kesalahan yang terjadi dalam hidup mereka. Segala sesuatu yang berkaitan dengan Si Kecil akan selalu menjadi hal yang menyebalkan bagi mereka.
Untuk itu, mereka akan merasa kesal setiap waktu, meskipun saat Si Kecil tidak melakukan kesalahan.
Dilansir dari Life Hack, toxic parents akan mengkritik anak dari waktu ke waktu. Maka dari itu, kebanyakan anak korban dari toxic parents mengalami gangguan pada sisi psikologisnya. Dan kondisi mental anak juga akan terguncang, jika terus-menerus mendapatkan tekanan dari orang tua mereka.
Perilaku toxic parents biasanya disebabkan oleh berbagai faktor yang tak muncul begitu saja. Dilansir dari Life Labs, penyebabnya bisa jadi adanya riwayat pelecehan atau penelantaran ketika masa kecil. Selain itu, post-traumatic stress disorder hingga tengah mengalami tekanan dari lingkungan juga mampu memicu sikap tersebut.
Pola asuh yang toxic memang dapat memengaruhi kondisi perkembangan anak, terlebih dalam urusan mental. Bahkan, penanganan yang terlambat dapat mengakibatkan gangguan mental ketika anak beranjak dewasa.
Untuk itu, pastikan moms dan dads tak memiliki sejumlah perilaku di atas, ya!
Featured Image – parentingforbrain.com
Source – orami.co.id