Waspada Burnout Syndrome! Ini Gejala dan Cara Atasinya
Di zaman sekarang, pasti kamu sering mendengar istilah burnout dalam bekerja? Kondisi tersebut memang kerap dialami para karyawan, mengingat semakin tingginya tuntutan pekerjaan di era modern ini.
Hal tersebut menggambarkan kondisi stres berat yang dipicu oleh pekerjaan. Ingat, burnout syndrome tidak boleh dibiarkan berlarut-larut – dan tentunya harus diatasi sesegera mungkin, ya. Karena jika tidak, kondisi kesehatan fisik dan mental pun dapat ikut terganggu.
Burnout syndrome dapat dialami siapa saja, namun lebih sering pada orang yang sering memaksakan diri untuk terus bekerja, kurang mendapat apresiasi pekerjaan dari atasan, memiliki beban kerja yang berat, atau pekerjaan yang monoton.
Apakah kamu juga tengah mengalaminya? Berikut ini ciri-ciri burnout dan cara mengatasi yang penting untuk diketahui.
Apa itu Burnout Syndrome?
Credit Image - honestdocs.id
Burnout merupakan suatu kondisi di mana tubuh mengalami kelelahan, baik secara fisik, emosional, dan juga mental. Kondisi ini memang disebabkan oleh stres kerja yang berlebihan, sehingga membuat tubuh menjadi tidak terkontrol dan menimbulkan sensasi yang tidak nyaman.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh pekerjaan, misalnya seperti terlalu memforsir diri, kurang memberikan apresiasi, rutinitas yang monoton, atau bisa juga karena beban kerja yang terlalu berat.
Rasa stres yang menjadi penyebab dari kondisi tersebut adalah rasa stres yang berat dan berkepanjangan. Perasaan ini bisa terjadi saat kamu merasa tidak kuat dalam menggapai ekspektasi tertentu yang lebih sering berkaitan dengan pekerjaan.
Nantinya, stres berkepanjangan ini dapat memberikan dampak berupa kehilangan motivasi dalam bekerja, walaupun pekerjaan tersebut adalah pekerjaan impian atau yang kamu sukai.
Sikap jenuh dalam kerja ini termasuk ke dalam respon terhadap stres yang berkelanjutan dan umumnya melibatkan sinisme atau keterpisahan, kelelahan emosional, dan perasaan tidak efektif.
Itulah alasan kenapa kondisi kesehatan mental ini juga disebut sebagai job burnout atau occupational burnout. Walaupun bisa menjangkit siapa saja, namun hal ini lebih banyak dialami oleh orang-orang dewasa yang kesulitan atau tidak mampu menuruti ekspektasi pekerjaan yang panjang.
Apa Saja Ciri-cirinya?
Credit Image - health.detik.com
Setiap orang tentu pernah merasa kelelahan dan stres dalam bekerja, kan? Akan tetapi, seseorang yang mengalami burnout syndrome cenderung akan merasakan ciri-ciri, seperti:
1. Hilangnya semangat bekerja dan kelelahan
Salah satu ciri burnout adalah hilangnya semangat bekerja dan minat terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan. Tetap bekerja tanpa adanya semangat dapat menguras banyak energi sehingga memicu kelelahan.
2. Benci dengan pekerjaan yang digeluti
Burnout bisa menyebabkan stres dan frustrasi saat bekerja. Ini membuat seseorang menjadi sulit berkonsentrasi, merasa tidak kompetenterbebani, dan akhirnya membenci pekerjaan yang sedang ia geluti.
3. Performa kerja menurun
Kondisi tersebut juga bisa menyebabkan performa kerja menurun. Hal ini dipicu oleh hilangnya minat terhadap pekerjaan yang sedang digeluti, sehingga hasil yang didapat menjadi kurang memuaskan.
4. Mudah marah
Orang yang sedang merasakan burnout cenderung akan mudah untuk marah, apalagi jika semuanya tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi. Ditambah lagi, performa kerja yang menurun dapat menyebabkan pekerjaan terus menumpuk. Hal ini dapat memicu stres dan emosi yang membuat penderita burnout jadi lebih sensitif.
5. Menarik diri dari lingkungan sosial
Stres dan frustrasi akan pekerjaan membuat seseorang yang mengalaminya bersikap sinis terhadap orang-orang yang bekerja dengan mereka.
Pekerjaan yang digelutinya dianggap sebagai beban hidup sehingga membuat mereka enggan atau berhenti bersosialisasi dengan rekan kerja, teman, maupun anggota keluarga yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.
6. Mudah sakit
Burnout syndrome yang terjadi secara berkepanjangan atau tidak diatasi dengan baik dapat membuat imunitas tubuh menurun. Kondisi ini dapat membuat seseorang rentan terkena flu, pilek, sakit kepala, dan sakit perut. Selain itu, risiko untuk alami gangguan tidur, gangguan kecemasan, dan depresi dapat meningkat.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Credit Image - lifepack.id
Burnout yang tidak teratasi dengan baik dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental. Untuk itu, jika kamu mengalami ciri-ciri di atas, ada beberapa cara mengatasi yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Buat prioritas
Langkah pertama untuk mengatasi burnout syndrome, yaitu buatlah prioritas pekerjaan dari yang penting ke yang kurang penting. Dengan begitu, kamu tahu mana yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, sehingga energi yang terkuras tidak terlalu banyak.
2. Bicarakan dengan atasan
Komunikasikan dengan atasan mengenai kerisauan yang dirasakan. Saat diberikan pekerjaan yang terlalu banyak, ungkapkan bahwa pekerjaan tersebut membuat kamu terbebani dan membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya.
Jika atasan yang menjadi pemicu burnout di tempat kerja, coba ajak bicara bagian departemen sumber daya manusia (HRD) mengenai hal tersebut. Mereka mungkin akan mencarikan solusi yang tepat, misalnya memindahkanmu ke tim yang lain.
3. Kurangi ekspektasi dan berikan apresiasi terhadap diri sendiri
Atur pola pikir dan bersikaplah realistis, sehingga kamu dapat menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan yang tengah dikerjakan. Dengan begitu, kecemasan dan stres di tempat kerja dapat berkurang. Selain itu, jangan lupa untuk memberi apresiasi terhadap diri sendiri terhadap prestasi yang pernah dicapai.
4. Ceritakan kepada orang yang dapat dipercaya
Coba ceritakan apa yang kamu rasakan kepada orang-orang terdekat yang dapat dipercaya. Meski tidak selalu mendapatkan solusi, cara ini dapat membantu melepaskan emosi negatif dan mengurangi stres pekerjaan.
5. Jaga keseimbangan hidup
Jaga keseimbangan hidup dengan baik. Kamu juga perlu untuk bersantai dan melupakan pekerjaan sejenak dengan pergi bersama teman atau melakukan hal yang disukai seusai jam kerja berakhir. Ini dapat membuat pikiran kembali jernih – kamu pun siap untuk bekerja kembali keesokan harinya.
Jika memungkinkan, ambil cuti dan pergilah berlibur, karena ini juga dapat membuat pikiran kembali jernih, semangat, dan termotivasi kembali.
6. Ubah gaya hidup
Terapkan gaya hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup. Hal-hal ini dapat mendukung tubuh yang sehat dan pikiran yang lebih mudah fokus, sehingga menurunkan risiko terjadinya burnout syndrome.
Untuk menjaga fokus, pastikan kamu juga mencukupi energi tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang – dan minum multivitamin Enervon Active yang memiliki kandungan lengkap, seperti non-acidic Vitamin C 500 gram, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.
Kombinasi kandungan vitamin C dan zinc akan membantu menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak gampang sakit. Kandungan non-acidic vitamin C di dalam Enervon Active juga aman dikonsumsi kamu yang punya masalah perut sensitif – jadi, tak perlu takut lambung menjadi nyeri, ya!
Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan mengoptimalkan proses metabolisme untuk mengubah makanan menjadi energi yang lebih tahan lama, sehingga kamu gak gampang lelah ketika beraktivitas.
Untuk mendapatkan produk Enervon, kamu bisa segera kunjungi e-commerce di Tokopedia, ya!
Kemudian, untuk mengatasi burnout syndrome, kamu bisa mencoba mencari hobi baru atau melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Jadi, apakah kamu mengalami ciri-ciri burnout syndrome di atas? Jika iya, segera cari cara untuk mengatasinya, ya. Karena hal tersebut bisa mengganggu kondisi kesehatan fisik dan mental, lho.
Featured Image – gajigesa.com
Source – alodokter.com