Kenali Penyebab Pneumonia, Gak Boleh Dianggap Remeh!
Siapa yang tak mengenal penyakit pneumonia alias paru-paru basah? Masalah kesehatan yang tersebut semakin marak dibicarakan sejak pandemi Covid-19. Mengingat virus corona menjadi salah satu penyebab pneumonia – hingga menyebabkan komplikasi pada saluran pernapasan.
Pneumonia sendiri merupakan kondisi inflamasi yang terjadi saat seseorang mengalami infeksi pada kantung-kantung udara dalam paru-paru. Kantung udara yang terinfeksi tersebut akan terisi oleh cairan maupun dahak purulen.
Jika kondisi tak kunjung membaik, maka penyakit tersebut dapat menimbulkan gejala lainnya, seperti batuk berdahak atau bernanah, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.
Pneumonia pun termasuk penyakit menular. Yang artinya, pengidapnya dapat menyebarkan ke orang lain melalui hirupan tetesan udara dari bersin atau batuk. Untuk itu, orang yang terinfeksi penyakit ini perlu menggunakan masker untuk menghindari cairan keluar dari mulutnya.
Jangan disepelekan, agar kamu semakin waspada, berikut penyebab pneumonia hingga cara pencegahannya yang penting untuk diterapkan. Simak informasinya di bawah ini, yuk!
Apa Saja Penyebab Pneumonia?
Credit Image - alodokter.com
Perlu kamu ketahui bahwa penyebab pneumonia beragam, tetapi berdasarkan organisme dan tempat penyebarannya, pneumonia dibedakan menjadi dua, yaitu pneumonia komunitas yang penyebarannya terjadi di komunitas (lingkungan umum) dan pneumonia yang ditularkan di rumah sakit.
Berikut beberapa kategori penyebab pneumonia:
1. Pneumonia yang didapat di lingkungan umum
Organisme yang bisa menjadi penyebab pneumonia ditularkan di lingkungan umum berbeda dengan di rumah sakit, umumnya organisme yang mengakibatkan pneumonia yang ditularkan pada rumah sakit lebih sulit untuk diobati.
Contoh organisme yang menyebabkan pneumonia yang ditularkan di tempat umum, antara lain:
- Bakteri, yang paling sering adalah Streptococcus pneumoniae.
- Organisme yang menyerupai bakteri, Mycoplasma pneumonia.
- Jamur, biasanya jamur akan menyerang orang dengan gangguan sistem imun.
- Virus.
2. Pneumonia yang didapat di rumah sakit
Beberapa orang dapat terkena gangguan pada paru-paru ini saat dirawat di rumah sakit karena penyakit lain. Penyakit ini bisa terjadi di rumah sakit dan menjadi serius karena bakteri yang menyebabkannya mungkin lebih kebal terhadap antibiotik.
Selain itu, hal ini juga bisa lebih berbahaya karena orang yang mengidapnya terkena suatu penyakit. Orang yang menggunakan mesin pernapasan (ventilator), sering digunakan di unit perawatan intensif, berisiko lebih tinggi terkena pneumonia jenis ini.
3. Pneumonia yang didapat dari perawatan kesehatan
Penyebab pneumonia yang satu ini bisa didapat dari perawatan kesehatan – dan rentan terjadi pada pasien yang tengah dirawat di rumah sakit dalam jangka panjang maupun rutin menerima rawat jalan, termasuk pusat dialisis ginjal. Layaknya penyebab infeksi yang didapat di rumah sakit, gangguan inflamasi pada paru-paru ini dapat disebabkan oleh bakteri yang lebih resisten terhadap antibiotik.
Gejalanya yang Perlu Diwaspadai
Nah, kalau kamu sudah mengetahui berbagai penyebab pneumonia, kini kamu juga harus memahami gejala yang patut untuk diwaspadai, lho.
Indikasi dan juga gejala ringan pneumonia umumnya menyerupai gejala flu, seperti demam dan batuk. Gejala tersebut memiliki durasi yang lebih lama bila dibandingkan flu biasa. Jika dibiarkan dan tidak diberikan penanganan, gejala yang berat dapat muncul, seperti:
- Nyeri dada pada saat bernapas atau batuk.
- Batuk berdahak.
- Mudah lelah.
- Demam dan menggigil.
- Mual dan muntah.
- Sesak napas.
- Gangguan pada kesadaran (terutama pada pengidap yang berusia >65 tahun).
- Pada pengidap yang berusia >65 tahun dan punya gangguan sistem imun, umumnya mengalami hipotermia.
Pada anak-anak dan bayi, biasanya gejala yang muncul berupa demam tinggi, anak tampak selalu kelelahan, tidak mau makan, batuk produktif, dan sesak napas, hingga napas anak menjadi cepat.
Pengobatan Pneumonia
Credit Image - healthcentral.com
Pengobatan dan penanganan untuk kasus pneumonia adalah dengan mengatasi infeksi yang terjadi dan memberikan terapi suportif. Dokter akan memberikan antibiotik yang harus dikonsumsi sampai habis jika infeksi disebabkan karena bakteri. Sedangkan terapi suportif yang diberikan dapat berupa:
- Obat penurun demam jika pengidap menderita demam tinggi dan membuat aktivitas terganggu.
- Obat batuk untuk mengurangi frekuensi batuk maupun mencairkan dahak yang tidak bisa keluar.
Selain itu, biasanya dokter juga menganjurkan agar pengidap dirawat inap, jika terjadi beberapa kondisi ini:
- Berusia >65 tahun.
- Mengalami gangguan kesadaran.
- Memiliki fungsi ginjal yang tidak baik.
- Tekanan darah sangat rendah (<90/<60 mmHg).
- Napas sangat cepat (pada devassa >30 x/menit).
- Suhu tubuh di bawah normal.
- Denyut nadi <50x/menit atau >100x/menit.
Pencegahan yang Penting Diterapkan
Selain mengenali penyebab pneumonia, gejala, dan cara pengobatannya, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mencegah terpapar penyakit tersebut, seperti:
- Mendapatkan vaksinasi: Hal ini adalah cara paling utama untuk mencegah terjadinya pneumonia. Pastikan kamu mendapatkannya agar kemungkinan untuk terserang penyakit ini semakin kecil. Vaksin perlu diberikan pada anak-anak, terutama yang di bawah usia 2 tahun dan usia 2-5 tahun dengan jenis yang berbeda. Perlu juga untuk memberikan suntikan flu pada anak di atas usia 6 bulan.
- Mempraktekkan kebersihan yang baik: Pastikan untuk melindungi diri dari gangguan ini dengan mencuci tangan secara teratur atau menggunakan hand sanitizer.
- Berhenti merokok agar pelindung paru-paru tidak terganggu dan ampuh menghadapi infeksi pernapasan.
- Jaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat dengan tidur yang cukup, berolahraga teratur, serta mengonsumsi makanan sehat.
Untuk menjaga kekebalan tubuh, selain melakukan hal-hal di atas, kamu juga disarankan mencukupi kebutuhan vitamin B kompleks yang dikenal dapat membantu menjaga kesehatan paru-paru. Ini berkaitan dengan vitamin B9 – atau asam folat yang dapat membantu melindungi paru-paru dari berbagai penyakit, seperti emfisema, bronkitis kronis, beberapa bentuk asma, dan juga pneumonia – termasuk yang disebabkan oleh virus corona.
Lalu, ada pula fungsi vitamin B6 yang juga sering dikaitkan dengan perannya untuk membantu fungsi paru-paru menjadi lebih baik secara keseluruhan, sekaligus memberikan perlindungan sehingga risiko kanker paru bisa diminimalisir.
Nah, kedua asupan vitamin B kompleks tersebut dapat kamu peroleh dengan rutin mengonsumsi multivitamin Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.
Kandungan vitamin C di dalamnya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit. Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama, sehingga tak mudah lelah saat beraktivitas.
Yuk, segera dapatkan multivitamin andalan satu ini dengan mengunjungi official store Enervon, ya.
Jadi, itulah berbagai penyebab pneumonia, gejala, langkah pengobatan, dan pencegahannya yang dapat kamu terapkan. Jangan anggap remeh penyakit yang satu ini, karena bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya, lho!
Featured Image – medicaldialogues.in
Source – halodoc.com