Di penghujung tahun 2022 silam, tepatnya pada tanggal 29 Desember lalu, Indonesia menerima kabar yang kurang sedap. Dilansir dari IDN Times, Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa subvarian Omicron BF.7 – kependekan dari B.1.1.529 sudah masuk di Tanah Air. Hingga kini, tercatat 15 orang terinfeksi.

Sejak pandemi berlangsung, berbagai macam subvarian terus bermunculan, terlebih varian Omicron yang terus melahirkan anak-anak barunya. Sebenarnya, BF.7 ini pun bukanlah varian baru. Tapi, apakah berpotensi menyebabkan keparahan? Berikut 5 faktanya yang perlu diketahui.

 

 

1. Merupakan Anak dari BA.5

Credit Image - cnnindonesia.com

Dilansir The Conversation, BF.7 adalah "anak" dari subvarian Omicron BA.5. Kode tersebut adalah kependekan dari BA.5.2.1.7.

Global Times melaporkan menjelang akhir November 2022, BF.7 memiliki kemampuan penularan terkuat dibanding subvarian Omicron lainnya, memiliki masa inkubasi lebih singkat, dan bisa menginfeksi orang-orang yang sebelumnya sudah terinfeksi, telah divaksinasi, atau keduanya.

Bagaimana perhitungannya? Varian Covid-19 B.1.617.2/Delta memiliki R0 (angka reproduksi dasar) 5 sampai 6, dan Omicron dengan R0 5,08. Para peneliti China mencatat R0 BF.7 bisa mencapai 10 hingga 18,6.

 

2. Lebih Ahli dalam Menghindari Imunitas

Dengan perkembangan Omicron, manusia melihat makin banyak varian SARS-CoV-2 yang bisa mengelak imunitas, baik yang sudah terkena Covid-19, yang sudah divaksinasi, atau keduanya. Kabar buruknya, BF.7 juga seperti itu.

Global Times melansir bahwa BF.7 membawa mutasi R346T di protein spike virusnya. Menariknya, mutasi ini juga terlihat di varian asal BF.7, yaitu BA.5. Bukan rahasia kalau subvarian Omicron tersebut terkenal dengan kemampuannya mengelak antibodi penetral yang dipicu oleh vaksin atau riwayat infeksi.

Hal ini teruji dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat yang dimuat dalam jurnal Cell Host & Microbe pada November 2022. Menguji BF.7 yang menjangkit populasi yang sudah di-booster dan terkena BA.4/BA.5, para peneliti AS melihat BF.7 "kebal" terhadap netralisasi akibat mutasi R346T.

 

3. Gejala Umum BF.7

Credit Image - alodokter.com

Bagaimana dengan gejalanya? Para peneliti China menjabarkan bahwa BF.7 memiliki gejala serupa dengan subvarian Omicron lainnya yang menyerang saluran pernapasan atas. Global Times mencatat gejala-gejala umum tersebut adalah:

  • Demam.
  • Batuk.
  • Sakit tenggorokan.
  • Hidung meler.
  • Kelelahan ekstrem.

Selain itu, para peneliti juga mengatakan bahwa dalam kasus-kasus tertentu, pasien dengan infeksi BF.7 juga bisa menunjukkan gejala pencernaan, seperti muntah dan diare. Tidak boleh lengah, BF.7 juga dikhawatirkan bisa menimbulkan gejala parah di kalangan pasien dengan gangguan sistem imun.

 

4. Beda Negara, Beda Pula Gejalanya

Sebelum China, sebenarnya varian BF.7 tercatat telah menjangkau AS dan Eropa (Inggris, Belgia, Jerman, Prancis, dan Denmark) sejak Agustus 2022. Sebelum Indonesia, India juga sudah terdampak BF.7.

Meski karakteristik BF.7 yang mengkhawatirkan di China, ternyata subvarian Omicron ini memiliki karakteristik berbeda di tempat lain. Sebagai contoh, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) per 10 Desember, BF.7 berkontribusi terhadap 5,7 persen kasus, turun dari 6,6 persen pada seminggu lalu.

Di sisi lain, UK Health Security Agency (UKHSA) pada Oktober 2022 masih menganggap BF.7 sebagai salah satu varian berbahaya dari segi pertumbuhan dan data netralisasi antibodi. Namun, pada catatan rapat 25 November 2022, UKHSA mencatat tren BF.7 telah menurun di Britania Raya.

 

5. Langkah Pencegahan Harus Terus Digencarkan

Credit Image - unair.ac.id

Untuk melindungi diri dari infeksi virus corona, termasuk beragam varian dan subvariannya, kamu masih disarankan menggunakan masker – dan mendapatkan vaksinasi. Ahli mengatakan bahwa vaksinasi masih efektif, meskipun tidak bisa melindungi diri sepenuhnya, tetapi mampu menurunkan gejala ketika terinfeksi.

Selain vaksinasi, menerapkan protokol kesehatan berupa menjaga jarak, memakai masker, rutin mencuci tangan juga sangat direkomendasikan untuk dilakukan meskipun sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Lalu, menjaga kekebalan dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat. Dan, lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Multivitamin andalanmu yang satu ini memiliki kandungan lengkap, mulai dari Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Konsumsi Enervon-C dalam bentuk tablet yang memiliki kandungan vitamin C 500 mg, atau Enervon-C Effervescent dengan kandungan vitamin C lebih tinggi, yakni 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra, serta mampu membuat tubuhmu terasa lebih segar.

Bagi kamu kaum aktif – dan memiliki masalah lambung yang cukup sensitif, maka direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Dengan rutin mengonsumsi multivitamin dari Enervon, imunitas tubuh bakal lebih kuat, sehingga tidak mudah terjangkit penyakit, termasuk Covid-19. Selain itu, kandungan vitamin B kompleks di dalamnya juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama.

Untuk mendapatkan produk Enervon kamu bisa membelinya di official store di Tokopedia, ya.

 

Jadi, itulah sejumlah fakta mengenai subvarian BF.7 yang sudah terdeteksi di Indonesia. Yuk, terus waspada akan risiko penularan virus!

 

 

Featured Image – livemint.com

Source – idntimes.com