5 Omong Kosong Dunia Kerja, Pernah Alaminya, Gak?
Tak semanis ekspektasi, dunia kerja justru sering membuat kita tersakiti.
Banyak yang bilang dunia kerja itu kejam. Bener gak sih? Mungkin ada benarnya, lho. Bahkan, saking kejamnya sampai ada istilah kalau kamu tak membunuh – ya, kamu yang akan terbunuh. Hal ini pun sering dirasakan oleh para pekerja.
Tapi jangan khawatir dulu, kondisi tersebut tidak bisa disamakan, tergantung tempat kerja dan pribadi masing-masing, ya.
Seperti yang sudah dikatakan, dunia kerja ternyata tak semanis itu. Maka, ada berbagai omong kosong yang penting untuk dipahami. Apa saja? Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini!
1. Bekerja untuk Mendapatkan Uang Saja
Credit Image - inc.com
Mungkin kamu sudah tak asing lagi dengan istilah, ‘Kerja-ambil uangnya-pulang’. Ya, banyak orang yang tak mau ribet di kantor dengan memiliki prinsip kerja hanya untuk mengambil uangnya saja. Dengan kata lain, dalam dunia kerja ia cukup mengerjakan tanggung jawab pekerjaannya saja, tanpa banyak berinteraksi dengan sekitarnya yang berpeluang memicu banyak drama.
Nyatanya, bekerja sama dengan bersekolah, lho. Yang mana kalau selama masa sekolah kamu membutuhkan teman, baik untuk bekerja sama dalam hal akademik maupun non-akademik, maka hal tersebut berlaku juga saat di dunia kerja.
Jadi, bekerja hanya untuk mencari uangnya saja hanya omong kosong belaka. Akan ada momen dimana kamu membutuhkan bantuan rekan kerjamu, atau hanya sekadar ngobrol hal-hal ringan.
2. Profesionalitas Menjalin Hubungan dengan Rekan Toxic
Saat menjadi karyawan di sebuah perusahaan, tentu kamu tak bisa memilih orang-orang dengan kepribadian yang seperti apa yang boleh berinteraksi denganmu. Nah, ketika kamu harus bekerja sama dengan orang yang toxic rasanya yang muncul diotak adalah profesionalitas, tapi sejujurnya dalam hatimu ingin segera menyudahi bukan? Iya rasanya.
Profesionalitas dalam bekerja memang hal baik, bahkan sangat baik bagi profit kantor dan jenjang kariermu.
Tapi, kalau dengan profesionalitas berhadapan bersama orang toxic itu merugikanmu yang bahkan menghambat produktivitasmu ke depannya ya buat apa dipertahankan? Jadi, selagi kamu memahami risikonya, it’s okay jika kamu harus menghempas orang toxic untuk melindungi dirimu, ya!
3. Lembur Demi Dapat Gaji Lebih
Credit Image - kompas.com
Hidup ini memang perlu realistis, yang mana uang merupakan salah satu komponen penting dalam menjalani kehidupan, ya. Oleh karenanya, banyak orang rela bekerja keras demi mendapatkan uang dengan nominal yang fantastis.
Sekarang, coba pikirkan dengan uang yang banyak itu ingin kamu pakai untuk apa? Rasanya untuk hidup berbahagia dengan keluarga tercinta, nih. Ya, uang tersebut ingin kamu gunakan untuk bersenang-senang bersama orang-orang yang kamu sayangi.
Lantas, kalau kamu sibuk lembur kapan kamu punya waktu berbahagia dengan orang yang katanya kamu sayangi itu? Nyatanya waktu tak akan bisa dibeli atau diputar kembali.
Sebaliknya, ketika kamu bekerja sewajarnya ya tentu gajinya juga sewajarnya, kamu bisa memiliki waktu luang untuk berbahagia dengan keluarga tercinta. Terlebih lagi, kamu juga turut menyayangi dirimu dengan tak banyak beban kerja dalam hidup. Mungkin juga keluargamu tak butuh uangmu yang banyak, tapi waktu yang banyak bersamamu, karena bukankan mereka juga sangat menyayangimu?
4. Lebih Baik Lelah Bekerja Daripada Mencari Kerja
Istilah lebih baik capai bekerja daripada capai mencari kerja memang bukan hal yang sepenuhnya salah. Ya, rasionalitas dari istilah tersebut yakni saat kamu lelah bekerja itu kamu mendapatkan gaji sebagai imbalannya, dan hal tersebut tak berlaku saat lelah dalam mencari kerja.
Namun, jangan sampai kamu gunakan istilah tersebut untuk selalu mentoleransi beban kerja yang teramat tinggi yang diberikan kepadamu di setiap harinya.
Hanya kamu yang tahu batasanmu, bukan orang lain, pun hanya kamu yang bisa menjaga dan melindungi dirimu dengan baik. Dengan begitu, kalau pekerjaan yang diberikan kepadamu itu di luar kemampuanmu ya, it’s okay untuk menolaknya dengan baik-baik, ya.
5. Menormalisasi Istilah Budak Korporat
Credit Image - koran-jakarta.com
Siapa yang tak kenal dengan istilah budak korporat? Rasanya sudah tak asing lagi bagi para karyawan. Sadar atau tidak, kata ‘budak koroprat’ saja nyatanya tak etis untuk dirimu yang memiliki pengaruh besar terhadap profit perusahaan dari kinerja luar biasa yang kamu berikan.
Lalu, mengapa kamu sendiri justru menganggap dirimu budak korporat? Nyatanya kamu turut merendahkan dirimu sendiri. Padahal, sejatinya kamu dan para atasanmu itu ya sama-sama berpengaruh dalam perusahaan, kalian bekerja sama sesuai porsi, tak ada yang pantas disebut budak.
Lebih dari itu, masuk pada makna budak korporat yang seringnya bekerja di luar jam kerja bahkan saat weekend, bekerja di luar bidangnya, bekerja di luar kontrak kerja, bukankah hal-hal semacam itu banyak ditoleransi? Banyak orang yang menganggap dirinya sebagai budak korporat sehingga mau saja menerima apa pun perintah atasan.
Kalau sudah begitu, mau sampai kapan kamu menjadi pribadi yang seperti itu? Tidakkah kamu berpikir bahwa di luar sana masih banyak yang bisa menghargaimu? Kamu bisa memilih untuk lepas dari situasi dan kondisi tersebut, lho!
Optimalkan Produktivitas, Tetap Jaga Energi Tubuh!
Meski dunia kerja terbilang berat untuk dijalani, namun untuk memaksimalkan proses kerjamu, pastikan produktivitas tetap terjaga dengan mempertahankan energi tubuh.
Pastikan kamu sudah mendapat asupan makanan bergizi seimbang serta rutin mengonsumsi multivitamin Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.
Kandungan vitamin C yang ramah di lambung – dan juga zinc bermanfaat daya tahan tubuhmu agar tidah mudah terserang penyakit. Kemudian, vitamin B kompleks dalam Enervon Active dapat membantu mengoptimalkan metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi bisa diubah menjadi energi yang lebih tahan lama. Manfaat ini tentu akan menunjang aktivitas harian, kan?
Untuk memperoleh produk Enervon Active, kamu bisa segera dapatkan di sini, ya!
Nah, dunia kerja tak semanis yang dikira – tapi tak seburuk itu, kok, sebenarnya. Pastikan selama bekerja, kamu tetap mengambil keputusan berdasarkan diri sendiri, bukan orang lain.
Featured Image – sykes.com
Source – idntimes.com