Satu lagi bentuk pola asuh yang memberikan dampak positif bagi anak yaitu authoritative parenting, pola asuh yang pertama kali dikenalkan pada tahun 1960-an. Memiliki istilah bahasa Indonesia pola asuh otoritatif, metode ini adalah penggabungan antara pengasuhan yang lembut dan penerapan aturan disiplin kepada anak. Salah satu tujuan dari jenis pengasuhan ini adalah membentuk anak yang mandiri tanpa menghilangkan kepribadian anak sebagai individu. Mari memahami lebih jauh tentang authoritative parenting dan dampaknya bagi tumbuh kembang anak.

Authoritative Parenting dan Bedanya dengan Authoritarian Parenting

Bertolak belakang dengan authoritarian parenting yang fokus pada pembelajaran tegas dan fokus pada hukuman, authoritative parenting lebih fokus pada hal baik yang bisa direkam jelas oleh anak. Kedua metode ini sama-sama memberikan batasan kepada anak. Namun orang tua otoritatif lebih menekankan anak memahami makna dari batasan tersebut. Sedangkan orang tua otoriter cenderung lebih kaku dan memaksakan beragam aturan kepada anak.

Sebagai contoh, jika anak mendorong temannya di kelas karena kesalahpahaman sederhana, maka kedua metode pengasuhan ini akan memberikan respons yang berbeda. Orang tua otoriter akan menghukum anak dengan pukulan atau perkataan yang kurang baik. Sedangkan orang tua otoritatif akan menjelaskan mengapa hal tersebut salah dan berhak menerima konsekuensi. Kemudian mendukung anak untuk berani minta maaf kepada temannya. Jauh berbeda, bukan?

Konsep dari Pola Asuh Otoritatif

Orang tua dengan metode otoritatif memiliki beberapa karakteristik yang bisa kamu pahami dan ikuti di bawah ini.

1. Aturan yang Adil dan Disiplin

Saat memberikan aturan dan batasan, orang tua menerapkannya kepada semua anak tanpa membeda-bedakan. Termasuk jenis aturan yang berlaku untuk anak laki-laki dan perempuan. Tidak hanya memberikan alasan batasan tersebut ada, orang tua juga menegakkan kedisiplinan di rumah, bahkan sejak dini.

2. Diskusi dengan Anak dan Mendorongnya untuk Berpendapat

Komunikasi antara anak dan orang tua juga tidak hanya berjalan satu arah saja. Orang tua otoritatif akan mengajak anak diskusi dan mendorong mereka menyuarakan pendapatnya. Dari hal kecil seperti memilih menu makan malam dan hingga hal penting seperti memilih hobi atau mengatur tugas rumah bersama.

3. Mendukung Anak untuk Mandiri

Dibanding memberikan bantuan kepada anak setiap saat, orang tua otoritatif lebih suka melihat seberapa jauh kemampuan anak menyelesaikan suatu pekerjaan. Sambil memantau anak, orang tua akan menunggu mereka meminta bantuan dan memberikan petunjuk untuk menyelesaikan hal tersebut.

4. Fleksibel Sesuai Kebutuhan Anak

Dalam menerapkan kedisiplinan, authoritative parenting akan tetap melihat situasi, kondisi, dan kebutuhan anak. Sehingga orang tua tetap melihat faktor baru yang muncul dalam dunia anak dan fleksibel dalam menerapkan batasan kepadanya. Termasuk melihat adanya perubahan karakter anak seiring bertambahnya usia.

5. Menunjukkan Kehangatan dan Dukungan

Seperti yang telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, anak yang melakukan kesalahan memang mendapatkan hukuman dan pembelajaran. Namun orang tua tidak membatasi pemberian kasih sayang dan dukungan yang besar. Anak tetap mendapatkan kehangatan, waktu yang berkualitas dengan orang tua, serta kesempatan untuk didengar dan dimengerti.

Dampaknya bagi Tumbuh Kembang Anak

1. Percaya Diri untuk Mencoba Hal Baru

Berkat dukungan penuh dari orang tua, anak menjadi lebih percaya diri menghadapi hal-hal baru di luar lingkungan yang kurang familier baginya. Hal ini yang membuat semakin banyak pintu kesempatan terbuka luas untuk dirinya tumbuh dan berkembang.

2. Kemampuan Bersosial yang Baik

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, anak yang percaya diri juga cenderung lebih aktif membangun hubungan dengan teman baru. Dalam lingkungan yang baru pun, mereka akan lebih cepat beradaptasi dan menghargai perbedaan. Hal ini karena anak terbiasa mendapatkannya dari orang tua otoritatif.

3. Pengelolaan Emosi yang Lebih Baik

Metode yang mengajak anak untuk tidak ragu dan mau belajar dari kesalahannya membuat mereka terlatih mengontrol emosi. Anak menjadi selalu belajar untuk bangkit dari kesulitan serta mengasah kemampuan mengelola trauma dan rasa bahagia.

4. Mengembangkan Kreativitas dan Penyelesaian Masalah

Mendapat bekal kepercayaan dari orang tua otoritatif dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, anak menjadi lebih kreatif. Anak memahami dibutuhkannya sikap tangguh dalam setiap tantangan kehidupan. Mereka juga memiliki keterampilan hidup mandiri yang lebih beragam dan terus berkembang seiring bertambahnya usia.

5. Tumbuh dengan Sikap Kepemimpinan yang Tinggi

Menyambung pada poin-poin sebelumnya, anak juga terbiasa menimbang risiko terkecil saat mengambil keputusan. Cara berpikir inilah yang membuat dirinya mampu memimpin diri sendiri dan orang lain. Didukung dengan kemampuan interaksi sosial yang baik, anak juga lebih mudah menghargai pendapat orang lain dan membuat teman atau anggotanya nyaman.

Enervon Pendukung Tumbuh Kembang Fisik Anak

Salah satu tantangan besar dari menerapkan authoritative parenting  adalah hasil yang tidak instan. Sehingga konsistensi, kesabaran, dan pantang menyerah untuk terus memperbaiki adalah kunci keberhasilan pola asuh ini. Untuk mendukung semua proses pola asuh anak, menjaga kesehatan mereka adalah hal yang tak bisa ditawar. Selain mendukung tumbuh kembang organ tubuhnya, kesehatan juga akan memaksimalkan anak dalam mempelajari banyak hal. Salah satu caranya adalah dengan memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi seimbang setiap hari. Enervon-C Plus Syrup hadir sebagai satu langkah praktis untuk memastikan anak mendapatkan mikronutrien lengkap sehari-hari. Bentuknya yang sirup juga memudahkan kamu mengukur dosis vitamin anak. Miliki stoknya dengan mengakses produk yang asli di toko resmi Enervon di Tokopedia dan Shopee.

Referensi:

1.  Christin Perry. 2023. Authoritative Parenting: The Pros and Cons, According to a Child Psychologist. Diakses pada 22 September 2023 dari https://www.parents.com/parenting/better-parenting/style/authoritative-parenting-the-pros-and-cons-according-to-a-child-psychologist/

2.  Kendra Cherry, MSEd. 2023. Authoritative Parenting Characteristics and Effects. Diakses pada 22 September 2023 dari https://www.verywellmind.com/what-is-authoritative-parenting-2794956#toc-effects-of-authoritative-parenting