4 Jenis Budaya Kerja & Cara Membangun agar Dukung Kinerja
Ada orang yang menganggap bekerja itu yang penting menyelesaikan tugas lalu mendapat penghasilan secara rutin. Tapi nyatanya banyak faktor yang membuat pekerja bertahan pada suatu tempat kerja dan salah satunya adalah budaya kerja. Tidak hanya soal cepat atau tidaknya pertumbuhan karier, budaya kerja juga berpengaruh besar pada produktivitas pekerja, nilai yang dipegang selama bekerja, hingga kesehatan fisik dan mental pekerja itu sendiri. Mari memahami pentingnya konsep budaya kerja yang mendukung, jenis, dan cara membangunnya.
Budaya Kerja dan Pentingnya Ditingkatkan
Budaya kerja adalah perilaku, sikap, pandangan, kebiasaan, dan nilai yang dimiliki oleh sebagian besar pekerja sehingga membentuk suatu lingkungan kerja. Hal yang perlu dipahami adalah budaya setiap tempat kerja akan selalu berbeda tergantung pada pemimpin dan tujuan yang akan dicapai. Cara antar pekerja berkomunikasi dan menyepakati suatu keputusan akan memengaruhi budaya kerja sekaligus menjadi tanda bagaimana budaya tersebut dibentuk.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa budaya kerja berpengaruh besar pada produktivitas karyawan, dari tingkat paling atas hingga paling bawah. Beberapa contoh kriteria budaya kerja yang positif adalah menjunjung tinggi kejujuran, disiplin, kooperatif, transparansi, komunikasi dan kebebasan berpendapat yang terbuka lebar, dan lain sebagainya. Nilai dan budaya yang positif akan membuat pekerja lebih loyal, mendorong karyawan untuk berprestasi, hingga yang paling penting membantu pekerja mendapatkan hak untuk tetap sehat dan bahagia selama bekerja.
Jenis Budaya Kerja
1. Klan
Budaya kerja klan memiliki ciri hubungan horizontal antar pekerja yang seimbang, setara, dan fokus pada kerja sama tim. Bahkan pada pekerja magang pun komunikasi berjalan baik dengan lingkungan yang mendidik. Jenis ini umumnya ditemukan pada bisnis keluarga dan bisnis kecil. Sayangnya saat perusahaan atau organisasi menjadi semakin besar dan kompleks, hubungan horizontal menjadi lebih sulit dikelola.
2. Hierarki
Kebalikan dengan budaya klan, budaya hierarki identik dengan hubungan antar pekerja berdasarkan struktur posisinya. Menjadi budaya kerja yang paling umum ditemui di perusahaan besar, karakter yang paling menonjol adalah adanya kejelasan peran, tanggung jawab, dan target dari setiap bagian dalam perusahaan. Sayangnya karakteristik budaya yang satu ini kurang fleksibel dan kesulitan untuk membangun komunikasi antar posisi pekerjaan.
3. Adhokrasi
Berasal dari kata “ad hoc” dan “birokrasi”, budaya kerja ini tidak begitu fokus pada peraturan dan birokrasi perusahaan yang kompleks. Biasa diterapkan pada perusahaan teknologi dan start-ups, adhokrasi jauh lebih fleksibel dan membangun suasana inovatif. Perusahaan akan lebih mudah menyesuaikan tren yang terus berkembang. Kemampuan pekerja untuk beradaptasi juga jauh lebih cepat dan progresif. Ketika akan diadopsi dalam perusahaan yang besar, lebih cocok jika diterapkan pada level tim atau bidang dan bukan seluruh perusahaan.
4. Budaya Pasar
Terakhir ada jenis budaya kerja pasar yang punya karakter seperti pasar di mana antar pedagang saling bersaing untuk mendapat pelanggan. Di tempat kerja, hal ini diwujudkan pada persaingan untuk berprestasi dan unggul dibanding teman kerja lain sehingga produktivitas pekerja menjadi lebih rata. Kelemahannya bagi pekerja dengan tempat kerja berbudaya pasar adalah rentan mengalami stres kerja akibat tekanan yang besar akibat dari lingkungan kerja yang terlalu kompetitif dan bisa jadi toxic.
Cara Membangunnya
Di Indonesia sendiri ada beberapa karakter budaya kerja yang menonjol dan sering ditemui. Di antaranya adalah menjalankan apa pun yang diminta pemimpin, menghindari konflik, mengkritik secara pribadi, pertemanan sesama pekerja, mengedepankan sopan santun, dan lain sebagainya. Masih banyak hal yang perlu diubah agar budaya kerja terbangun lebih baik. Berikut ini adalah beberapa caranya.
- Mengampanyekan tujuan jangka panjang, nilai, gagasan, ide, dan sikap yang baik dan benar agar semakin banyak teman kerja yang mengikuti.
- Mendukung terciptanya kolaborasi dengan banyak tim kerja dan selalu mengusahakan pola komunikasi terbuka. Hal ini akan menunjukkan adanya transparansi dan sinergi yang kuat di tempat kerja.
- Mengusahakan tempat kerja yang inklusif dan memberikan kesempatan yang sama pada semua pekerja. Melibatkan semua orang dalam keputusan penting akan membuat mereka merasa dihargai.
- Menyediakan penilaian karyawan yang objektif sehingga pemberian penghargaan pekerja berprestasi dapat diterima semua orang. Berlaku juga sebaliknya, pekerja yang memang perlu diingatkan bisa berdasarkan fakta dan bukan masalah personal.
- Pemberdayaan pekerja dengan membuka kesempatan berkarier dan mengasah kemampuan mereka selebar mungkin. Selain pelatihan karyawan, mendorong dan menyemangati sesama pekerja dari belakang adalah langkah kecil yang bisa dimulai.
Tips Produktif di Tempat Kerja
Hukum pasti dari membangun budaya kerja yang positif adalah tidak bisa diterapkan dalam satu atau dua bulan saja. Perlu waktu yang panjang untuk menjadikan budaya positif sebagai nilai kolektif pada setiap individu pekerja. Sehingga konsistensi dan komitmen yang kuat akan sangat dibutuhkan.
Untuk mendukung semua tantangan membangun budaya kerja positif dan mengupayakan adanya perubahan ke arah yang positif, tubuh dan mental yang sehat adalah kunci keberhasilan. Enervon Active hadir sebagai suplemen yang akan mendukung pemenuhan nutrisi harian tubuh. Bahan non-acidic yang digunakan, tambahan makan ini aman dikonsumsi setiap hari. Miliki stamina dan pengelolaan energi yang baik untuk berkarya sepanjang hari bersama Enervon Active. Akses ke toko resmi Enervon juga sudah tersedia melalui Tokopedia dan Shopee. Mulai harimu bersama Enervon Active dari sekarang!