Apa Itu Osteoporosis? Ini Penyebab, Gejala, & Pencegahannya
Tahukah kamu bahwa seiring bertambahnya usia, gangguan kesehatan sering muncul tanpa gejala parah? Selain hipertensi, osteoporosis juga menjadi salah satu penyakit yang disebut sebagai silent disease. Hal ini karena seseorang sering tidak sadar dirinya mengalami osteoporosis hingga mengalami gejala berat dan mengarah pada komplikasi yang membahayakan. Namun kemudian apa itu osteoporosis? Apa gejala awal dan adakah cara untuk mencegahnya sejak dini? Mari membahasnya satu per satu.
Osteoporosis dan Penyebabnya
Osteoporosis adalah salah satu gangguan tulang yang bisa terjadi pada bagian tulang mana pun, namun kasus yang paling umum terjadi pada tulang pinggul, area lengan, dan tulang belakang pada punggung. Penyakit ini terjadi ketika kepadatan mineral dan massa tulang mengalami penurunan secara drastis dan membuat struktur tulang berubah cukup drastis. Sehingga tulang menjadi lebih lemah, rapuh, hingga mudah retak dan patah.
Kondisi tulang tersebut tidak hanya terasa sakit dan nyeri biasa, tapi juga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan pada kasus lansia, gangguan tulang ini bisa menurunkan kemandirian dan kualitas hidup secara umum karena terbatasnya mobilitas. Pada level yang parah, lansia dapat mengalami patah tulang meski hanya jatuh ringan, mengangkat benda berat, batuk, dan lain sebagainya.
Meski bisa terjadi pada usia berapa pun, osteoporosis memang lebih rentan terjadi pada masa lansia. Hal ini karena lansia cenderung mudah kehilangan kepadatan tulang namun proses penguatan tulang sangat lambat. Di bawah ini adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena osteoporosis, baik saat lansia maupun pra lansia.
- Seseorang dengan struktur tulang lebih kecil dibanding orang pada umumnya.
- Memiliki orang tua yang pernah atau sedang melawan osteoporosis.
- Menurunnya produksi hormon, estrogen pada perempuan (menopause) dan testosteron pada laki-laki.
- Gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi alkohol berlebih, merokok, dan tidak aktif secara fisik dalam jangka panjang.
Image by Freepik
Gejala Awal dan Parah dari Osteoporosis
Menangani osteoporosis sedini mungkin dapat mencegah terjadinya komplikasi serius seperti patah tulang. Untuk itu simak tanda atau gejala awal serta tanda peningkatan keparahan osteoporosis berikut. Ingat, gejala awalnya bisa sangat samar dan bahkan tidak terlihat jika tidak dilakukan diagnosa lebih lanjut.
a. Gejala Awal
- Kekuatan menggenggam benda menurun sehingga sulit berpegangan saat akan jatuh.
- Kuku jari menjadi lebih mudah rusak padahal jarang atau tidak pernah menggunakan pewarna kuku.
b. Gejala yang Perlu Dikhawatirkan
- Tubuh menjadi lebih pendek akibat tulang punggung yang tidak mampu menahan tekanan.
- Terdapat tulang yang retak karena jatuh, terpeleset, hingga bersin dan batuk yang terlalu kuat.
- Tulang punggung bagian atas mengalami sedikit pembengkokan sehingga menimbulkan nyeri pada leher dan punggung.
- Pada beberapa kasus, osteoporosis juga bisa memengaruhi kelancaran pernapasan karena tekanan tulang dada yang lebih besar pada paru-paru.
Cara Mencegah Osteoporosis Sejak Dini
Sampai sini kamu mungkin setuju bahwa cara terbaik menangani osteoporosis adalah dengan menghindarinya. Kabar baiknya adalah osteoporosis mampu dicegah sejak dini dengan beberapa kebiasaan yang mampu menjaga kepadatan dan massa tulang. Ikuti tips di bawah ini dari sekarang.
1. Rutin Latihan dan Olahraga
Latihan dan olahraga bisa meningkatkan massa tulang dan membuat tulang lebih kuat dalam jangka panjang. Beberapa jenis olahraga yang disarankan adalah jalan kaki, lari, menari, naik turun tangga, dan lain-lain. Kamu bisa mengombinasikannya dengan aktivitas sehari-hari seperti bersepeda ke tempat kerja misalnya. Pastikan kamu melakukannya 20-30 menit per hari 5 kali per minggu.
2. Mendapat Paparan Sinar Matahari Pagi
Salah satu teman baik dari tulang yang sehat adalah asupan vitamin D yang cukup. Jenis vitamin ini bisa diproduksi sendiri oleh tubuh kita. Cara paling mudah untuk merangsang produksinya adalah dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit sebanyak 2-3 kali seminggu. Jangan lupa oleskan tabir surya untuk melindungi kulit ya.
3. Melengkapi Kebutuhan Kalsium Harian
Mikronutrien lain yang sama pentingnya dengan vitamin D adalah kalsium. Mineral ini mampu menguatkan dan menambah kepadatan tulang. Beberapa bahan makan yang tinggi akan kalsium adalah susu rendah lemak, susu almond, ikan yang dapat dimakan tulangnya seperti salmon dan sarden, brokoli, kacang-kacangan, kale, sawi sendok, dan lain sebagainya.
4. Menghindari Pemicu yang Berasal dari Gaya Hidup Tidak Sehat
Dengan menjauhkan diri dari gaya hidup tidak sehat, kamu juga akan menurunkan risiko terkena osteoporosis. Beberapa kebiasaan yang dimaksud adalah merokok, mengonsumsi alkohol, duduk terlalu lama tanpa latihan fisik, dan lain-lain.
5. Menurunkan Risiko Jatuh Khusus pada Lansia
Khusus pada lansia, penting juga untuk memperhatikan area di sekitarnya agar meminimalisasi terjadinya jatuh dan terpeleset. Tidak hanya di dalam rumah, tapi juga saat bepergian keluar misal saat belanja, jalan-jalan di tempat wisata, dan lain-lain. Deretan contoh untuk cara ini adalah mengenakan alas kaki yang tidak licin, menghindarkan benda asing di area untuk berjalan, menambah tekstur di area luar rumah, membuat setiap ruangan terang, selalu menyediakan senter di area yang mudah terjangkau, hingga memasang pegangan permanen di kamar mandi.
Dukung Pemenuhan Nutrisi Harian Bersama Enervon Gold
Selain beberapa cara utama di atas, dukung optimalisasi pencegahan osteoporosis dengan memenuhi nutrisi harian dengan pola makan bergizi seimbang. Selain mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D, ada beberapa nutrisi lain yang akan mendukung kedua jenis mikronutrien tersebut. Nutrisi yang dimaksud adalah omega 3 yang mampu menurunkan tingkat peradangan pada tulang dan sendi, serta vitamin C yang mendukung pembentukan tulang dengan memproduksi kolagen.
Dengan mengonsumsi satu kapsul Enervon Gold setiap hari, lansia telah didukung untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya. Sebagai tambahan makanan, suplemen yang diformulasikan untuk lansia ini mengandung vitamin C (90 mg), vitamin B1 (1,2 mg), B2 (1,4 mg), B5 (5 mg), B6 (1,7 mg), B12 (0,0024 mg), asam folat (0,4 mg), lutein (10 mg), omega 3 (350 mg), DHA (250 mg), dan EPA (50 mg). Akses terhadap varian Enervon yang satu ini juga lebih mudah melalui toko resminya di Tokopedia dan Shopee. Jaga kesehatan jantung, mata, otak, tulang, dan imun lansia bersama Enervon Gold!
Referensi:
National Institute of Health. 2022. Osteoporosis. Diakses dari https://www.niams.nih.gov/health-topics/osteoporosis#.
The Healthline Editorial Team. 2024. What Are the Symptoms of Osteoporosis?. Diakses dari https://www.healthline.com/health/osteoporosis-symptoms#The-bottom-line
Featured Image - Image by jcomp on Freepik