Bau badan terutama disebabkan oleh keringat yang bercampur dengan bakteri pada kulit. Keringat itu sendiri sebenarnya tidak berbau, tetapi bakteri memecah protein dalam keringat, menghasilkan senyawa yang berbau tidak sedap. Kekurangan vitamin C dapat memperburuk bau badan karena vitamin C berperan dalam mendukung sistem kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan kulit. Namun, sebenarnya apa saja penyebab bau badan? Simak jawaban dan cara mengatasinya dalam artikel berikut ini.

Penyebab Bau Badan

Bau badan, atau bromhidrosis, adalah kondisi di mana tubuh mengeluarkan bau tidak sedap, terutama ketika berkeringat. Meskipun keringat itu sendiri tidak memiliki bau, interaksi antara keringat dan bakteri di kulit dapat menyebabkan aroma yang tidak menyenangkan. Berikut adalah penjelasan rinci tentang penyebab bau badan.

1. Keringat dan Bakteri

Tubuh memiliki dua jenis kelenjar keringat utama yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin. Kelenjar ekrin terletak di seluruh tubuh, terutama di telapak tangan, kaki, dan dahi. Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar ekrin terutama terdiri dari air dan garam, dan biasanya tidak berbau.

Lalu, untuk kelenjar apokrin tersebar di area yang mengandung banyak folikel rambut seperti ketiak dan pangkal paha. Keringat dari kelenjar ini mengandung protein dan lipid, yang ketika dipecah oleh bakteri dapat menghasilkan bau tidak sedap.

Selain itu, kulit manusia menjadi tempat tinggal bagi berbagai bakteri. Ketika keringat dari kelenjar apokrin dikeluarkan, bakteri memecah komponen organik dalam keringat ini, terutama protein, menghasilkan asam yang memiliki bau khas.

2. Faktor Makanan

Mengonsumsi makanan seperti bawang putih, bawang merah, rempah-rempah kuat, alkohol, atau makanan berlemak dapat memengaruhi bau badan. Senyawa yang dihasilkan oleh makanan ini dapat dilepaskan melalui keringat.

3. Faktor Hormonal

Ada beberapa faktor hormonal yang bisa menjadi penyebab bau badan seperti pubertas, menstruasi, menopause, dan hiperhidrosis. Berikut penjelasannya.

  • Pubertas: Selama masa pubertas, kelenjar apokrin menjadi lebih aktif, meningkatkan kemungkinan terjadinya bau badan.
  • Menstruasi dan Menopause: Perubahan hormonal pada wanita selama menstruasi atau menopause dapat memengaruhi bau badan.
  • Hiperhidrosis: Kondisi di mana seseorang mengeluarkan keringat secara berlebihan. Hiperhidrosis dapat memperparah bau badan karena peningkatan keringat memberikan lebih banyak "bahan baku" bagi bakteri untuk menghasilkan bau.

4. Kesehatan dan Kebersihan

Kebersihan tubuh yang kurang, seperti jarang mandi atau tidak membersihkan area tubuh yang cenderung berkeringat, dapat menyebabkan penumpukan bakteri dan keringat, yang memperburuk bau badan.

Tak hanya itu saja, beberapa kondisi medis, seperti diabetes, gangguan tiroid, atau infeksi kulit, dapat menyebabkan atau memperparah bau badan. Penggunaan obat tertentu, seperti antidepresan, juga dapat meningkatkan produksi keringat atau mengubah komposisi kimianya, sehingga memengaruhi bau tubuh.

5. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup

Stres dan kecemasan dapat merangsang produksi keringat apokrin, yang meningkatkan kemungkinan bau badan. Di sisi lain, pakaian dari bahan sintetis yang tidak menyerap keringat dengan baik dapat membuat keringat tetap di kulit lebih lama, yang memungkinkan bakteri berkembang biak dan menghasilkan bau.

6. Kekurangan Vitamin dan Mineral

Vitamin C berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan sistem kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin C dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan menjaga kulit tetap sehat, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko bau badan.

Kekurangan zinc juga bisa memicu bau badan pada seseorang. Pasalnya, zinc membantu dalam meregulasi keringat dan memiliki sifat antibakteri alami. Kekurangan zinc bisa menyebabkan bau badan yang lebih kuat.

7. Genetika

Beberapa orang secara genetik memiliki kelenjar apokrin yang lebih aktif atau tipe kulit yang lebih rentan terhadap kolonisasi bakteri tertentu, yang dapat meningkatkan kemungkinan bau badan.

8. Pengaruh Usia

Seiring bertambahnya usia, perubahan dalam metabolisme dan fungsi kelenjar keringat dapat memengaruhi bau badan. Pada orang tua, bau badan yang dikenal sebagai "bau usia tua" (2-nonenal) dapat muncul karena oksidasi lipid di kulit.

 

 

Tips Mengatasi Masalah Bau Badan

Sumber: freepik/andranik.h90

 

Selain memahami apa saja penyebab bau badan, kamu juga wajib tahu bagaimana cara menangani hal tersebut. Mengatasi masalah bau badan memerlukan pendekatan yang menyeluruh, mencakup kebersihan, gaya hidup, dan pilihan produk perawatan. Berikut adalah beberapa tips efektif untuk mengurangi atau menghilangkan bau badan.

1. Menjaga Kebersihan Tubuh

Mandi minimal sekali sehari, terutama setelah beraktivitas yang menyebabkan banyak berkeringat. Kamu bisa menggunakan sabun antibakteri untuk mengurangi jumlah bakteri pada kulit. Jangan lupa untuk membersihkan area tubuh yang cenderung berkeringat lebih banyak, seperti ketiak, kaki, pangkal paha, dan lipatan tubuh lainnya.

2. Menggunakan Deodoran dan Antiperspiran

Deodoran mengandung bahan yang menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau, serta memberikan aroma yang segar. Pilih deodoran yang sesuai dengan jenis kulit masing-masing.

Opsi lainnya yaitu dengan menggunakan antiperspiran karena mengandung bahan yang mengurangi produksi keringat dengan menyumbat kelenjar keringat sementara. Gunakan di malam hari sebelum tidur untuk hasil yang lebih efektif.

3. Memilih Pakaian yang Tepat

Kenakan pakaian dari bahan seperti katun atau linen yang menyerap keringat dan memungkinkan kulit bernapas. Pastikan juga untuk mengganti pakaian setelah berkeringat atau setelah beraktivitas berat. Jangan biarkan keringat menempel terlalu lama pada pakaian.

4. Mengatur Pola Makan

Kurangi konsumsi makanan seperti bawang putih, bawang merah, rempah-rempah kuat, dan makanan berlemak yang dapat meningkatkan bau badan. Utamakan untuk mengonsumsi makanan kaya antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran yang bisa membantu mendetoksifikasi tubuh dan menjaga kulit tetap sehat.

5. Mengelola Stres

Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk mengurangi stres yang dapat memicu produksi keringat berlebih. Kamu juga sebaiknya berolahraga secara teratur untuk membantu mengatur sistem keringat tubuh dan mengurangi tingkat stres.

6. Perawatan Kaki

Kaki sering menjadi sumber bau karena keringat yang terperangkap dalam sepatu. Cuci kaki dengan sabun antibakteri, terutama setelah beraktivitas. Gunakan bedak kaki untuk menjaga kaki tetap kering dan mengurangi pertumbuhan bakteri.

7. Penggunaan Bahan Alami

Oleskan cuka apel yang telah diencerkan pada ketiak untuk membunuh bakteri dan menyeimbangkan pH kulit. Selain cuka apel, kamu juga bisa memanfaatkan baking soda dan minyak esensial.

Baking soda dapat menyerap kelembapan dan membunuh bakteri dengan pemakaian pada ketiak sebagai alternatif alami deodoran. Selain itu, minyak esensial seperti tea tree oil atau lavender memiliki sifat antibakteri alami dan dapat digunakan sebagai pengganti deodoran.

8. Perawatan Kulit Rutin

Lakukan eksfoliasi kulit secara teratur untuk menghilangkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri. Perawatan lainnya yaitu dengan menggunakan produk perawatan kulit yang lembut dan tidak menyebabkan iritasi, karena kulit yang iritasi dapat lebih rentan terhadap infeksi dan bau.

9. Konsultasi dengan Profesional Medis

Jika bau badan tetap menjadi masalah meskipun sudah menjaga kebersihan dan gaya hidup, konsultasikan dengan dokter. Beberapa kondisi medis, seperti hiperhidrosis atau gangguan metabolik, memerlukan penanganan khusus.

Dengan menerapkan tips-tips ini secara konsisten, kamu dapat mengatasi bau badan dan menjaga kesegaran tubuh sepanjang hari.

 

 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu penyebab bau badan adalah kekurangan vitamin C. Oleh sebab itu, pastikan untuk selalu memenuhi kebutuhan vitamin C harian dengan mengonsumsi berbagai sumber pangan alami yang kaya akan vitamin ini seperti jeruk, stroberi, jambu biji, pepaya, kiwi, bayam, brokoli, kembang kol, kale, tomat, dan lain-lain.

Selain mengonsumsi makanan yang tinggi vitamin C, kamu juga bisa mengonsumsi multivitamin tambahan seperti Enervon-C Tablet. Ini adalah suplemen multivitamin yang mengandung vitamin C dan beberapa vitamin B kompleks. 

Vitamin C dalam Enervon-C Tablet membantu menjaga kesehatan kulit, sehingga lebih mampu melawan infeksi bakteri yang menyebabkan bau badan. Selain itu, vitamin C berperan sebagai antioksidan, yang melindungi sel-sel kulit dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas. 

Dengan mengurangi kerusakan kulit dan infeksi, vitamin C secara tidak langsung membantu mengurangi risiko bau badan. Mengonsumsi Enervon-C Tablet dapat memastikan tubuh mendapatkan asupan vitamin C yang cukup, terutama jika asupan dari makanan sehari-hari kurang memadai, yang nantinya akan berkontribusi dalam pencegahan bau badan.

Klik tautan Tokopedia dan Shopee berikut ini untuk mendapatkan produk Enervon-C Tablet secara online.

 

Referensi:

1. Cleveland Clinic. Body Odor. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17865-body-odor

2. Angela Palmer. Why Do I Have Strong Body Odor? https://www.verywellhealth.com/what-causes-body-odor-4154534

Featured image - freepik/8photo