Macam Sindrom Geriatri: Penanganan Mandiri & Harus ke Dokter
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah lansia di Indonesia akan terus meningkat. Pada tahun 2020 jumlahnya telah mencapai 27 juta jiwa (10%) dan akan diprediksi mencapai 40 juta jiwa pada tahun 2035 (13,8%). Salah satu tantangan dari merawat lansia dan/atau masuk ke kelompok usia lanjut adalah menjaga kesehatan fisik dan mental. Bukan rahasia lagi bahwa kondisi fisik manusia akan mengalami perubahan dan penurunan performa seiring bertambahnya usia. Satu gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai adalah sindrom geriatri, akumulasi dari beberapa masalah kesehatan akibat perubahan dari dalam dan luar.
Karena melibatkan berbagai kemungkinan faktor, pahami macam-macam kriteria seseorang bisa dikatakan mengalami hal ini serta beberapa tips penanganannya di rumah. Ikuti juga beberapa tanda atau gejala yang membutuhkan pemeriksaan dan penanganan oleh dokter di fasilitas kesehatan.
Sindrom Geriatri dan Macam-Macam Kategorinya
Seorang lansia bisa didiagnosis mengalami sindrom geriatri jika ia mengalami beberapa gangguan kesehatan dan melibatkan beberapa sistem organ tubuh. Sehingga penyebabnya bisa berbeda atau unik untuk setiap individu. Selain usia lanjut, faktor lain seperti gangguan kognitif dan gangguan mobilitas menjadi hal yang meningkatkan risiko lansia terkena sindrom ini. Meskipun begitu, ada beberapa jenis masalah kesehatan yang umumnya memicu atau menjadikan seseorang terkena sindrom geriatri. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Jatuh
Jatuh pada lansia cukup sering terjadi karena berbagai faktor. Mulai dari pandangan yang kabur, kepala pusing saat berdiri terlalu cepat, hingga koordinasi anggota gerak tubuh yang terganggu. Meskipun terlihat sepele, seseorang dengan risiko jatuh yang tinggi seperti lansia bisa rentan terkena tulang retak atau bahkan patah tulang. Pemulihannya bisa lama atau malah semakin sulit jika lansia tersebut mengalami osteoporosis.
2. Inkontinensia Urine
Inkontinensia Urine (IU) adalah kondisi yang membuat lansia kesulitan atau tidak mampu mengontrol kandung kemih sehingga berisiko menyebabkan buang air kecil tidak pada tempatnya. Kondisi IU bisa memicu lansia mengalami jatuh saat ke kamar mandi, serta menyumbang perasaan malu, ingin mengisolasi diri, bahkan depresi. Gangguan kesehatan yang satu ini bisa ditangani dengan dukungan yang besar dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
3. Delirium atau Kebingungan
Delirium adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami kebingungan akut, kurang sadar terhadap lingkungan, hingga sulit mengolah informasi dalam pikirannya. Gangguan psikologis ini umumnya ditandai dengan fungsi kognitif yang menurun secara drastis. Karena termasuk dalam masalah kesehatan serius dan berisiko menjadi kondisi permanen pada lansia di atas 65 tahun jika terlambat ditangani, maka perawatan medis dengan dokter atau ahli perlu dilakukan sedini mungkin.
4. Kerusakan Kulit (Pressure Ulcer)
Memiliki istilah medis sebagai pressure ulcer, kerusakan kulit pada lansia ini terjadi saat jaringan kulit mengalami luka dengan tingkat keparahan ringan hingga berat. Tandanya berupa ada area kulit yang sakit atau gatal, terasa hangat, memiliki tekstur keras atau kenyal, dan warna kulit tidak berubah meski ditekan dengan jari. Penyebab umumnya adalah karena tekanan berlebihan akibat tubuh yang tidak bergerak dalam waktu lama atau karena gesekan berlebihan dengan benda di sekitarnya seperti seprai atau baju. Lansia yang banyak berbaring juga berisiko tinggi mengalami hal ini.
5. Gangguan Tidur
Kesulitan tidur adalah tanda sekaligus pemicu masalah yang lebih serius. Mulai dari penurunan fungsi imun, peningkatan risiko gangguan mental, penyumbang penyakit kardiovaskular, dan masih banyak lagi. Termasuk memengaruhi kebugaran lansia selama beraktivitas.
6. Demensia
Demensia adalah penurunan fungsi otak secara bertahap dan bersifat permanen. Lansia dengan gejala yang parah bisa mengalami hilang ingatan, kesulitan berbicara, perubahan perilaku, bahkan sulit memenuhi dan menjalankan aktivitas pribadi seperti mandi, buang air, dan lain-lain. Jika delirium bersifat muncul secara cepat dan berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari. Maka demensia muncul perlahan namun tidak bisa disembuhkan secara total.
7. Gangguan Kesehatan Lain
Dalam penjelasan lain, sindrom geriatri juga bisa ditandai dengan gangguan kesehatan lain. Beberapa di antaranya adalah pengeroposan tulang dan berat badan tidak teratur. Osteoporosis menjadikan lansia berisiko tinggi mengalami tulang retak. Kemudian berat badan berlebih bisa memicu penyakit kronis, sedangkan berat badan kurang membuat lansia memperburuk pengeroposan tulang dan menjadikan tubuh lebih lemah.
Gejala yang Mengharuskan Lansia di Bawa ke Rumah Sakit
Ketika lansia mengalami salah satu atau beberapa gangguan kesehatan di atas, kemudian disertai dengan gejala berat, maka penderitanya perlu dibawa ke rumah sakit. Beberapa contoh gejala berat yang dimaksud adalah penurunan nafsu makan, tubuh lemah, hilang kesadaran, pingsan, infeksi kulit yang parah, hingga perubahan perilaku ekstrem.
Khusus pada gejala delirium, lansia harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Hal ini berlaku juga saat lansia jatuh dan mengakibatkan mereka sulit bergerak atau nyeri yang ada tidak kunjung sembuh.
Tips Menangani di Rumah
Meskipun sindrom geriatri merupakan masalah kesehatan yang kompleks, namun kondisi ini masih bisa dikelola di rumah. Selain mencegahnya menjadi masalah kesehatan serius, sindrom geriatri juga bisa menjadi penyebab utama turunnya kualitas hidup lansia jika tidak ditangani dengan baik.
Prinsip utama dari menangani sindrom geriatri adalah dengan mengupayakan kesehatan fisik dan mental. Lansia dan keluarga yang mendampingi perlu sadar bahwa pola hidup sehat harus dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari memiliki pola makan sehat bergizi seimbang, pengaturan jam tidur dan kualitasnya, serta merutinkan aktivitas fisik dan latihan ringan.
Sedangkan untuk menjaga kesehatan mental, lansia perlu menjalin interaksi sosial yang baik dengan keluarga, teman sebaya, hingga tetangga. Hubungan yang baik dan terawat akan membuat lansia terhindar dari pemicu masalah psikologis seperti kesepian dan kecemasan.
Kemudian maksimalkan dukungan lansia sejahtera dengan mengusahakan lingkungan rumah yang aman dan nyaman. Salah satunya dengan membuat akses antar-ruangan mudah untuk meminimalisasi jatuh. Bila perlu, lakukan juga pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi gangguan kesehatan lebih dini.
Cegah Sindrom Geriatri dengan Gaya Hidup Sehat
Menyambung tips menangani dan mengelola sindrom geriatri di rumah, lansia yang dikhawatirkan mengalami beberapa macam jenis penyakit tersebut sebaiknya memang tinggal bersama pendamping atau keluarga yang siap siaga. Khusus pada tips pemenuhan nutrisi harian, Enervon Gold hadir sebagai suplemen pendukung. Tambahan makan ini mengandung multivitamin, mineral, dan minyak ikan yang baik bagi kesehatan jantung, otak, mata, dan imun tubuh. Cukup dengan konsumsi satu tablet per hari, lansia sudah terbantu dalam melengkapi nutrisi penting. Akses varian produk Enervon ini dari toko resminya di Tokopedia dan Shopee.
Referensi:
- Putu Nindya Ningrum, dkk. 2024. Clinical Evaluation and Comprehensive Management of Geriatric Syndrome. Diakses dari https://crjim.ub.ac.id/index.php/crjim/article/view/137/142
- Comprehensive Geriatric Assesment. Geriatric Syndromes. Diakses dari https://www.cgakit.com/geriatric-syndromes
- Healthy Aging. 2017. Tip Sheet: A Guide to Geriatric Syndromes: Common and Often Related Medical Conditions in Older Adults. Diakses dari https://www.healthinaging.org/tools-and-tips/tip-sheet-guide-geriatric-syndromes-common-and-often-related-medical-conditions
Images by Freepik